Nine

219 28 2
                                    

Sehun melihat irene yang memasang wajah marah sekaligus muram. Tapi bukannya risih melihat irene muram, alih alih sehun malah tersenyum.

'Seandainya kau bisa melihat dirimu yang sangat lucu ini irene' batin sehun

"Kau marah" sehun tertawa disela sela bicaranya "kau tau ini juga sebagian dari terapi" sehun masih mencoba merayu irene yang sedari tadi membuang muka

"Terapi pantatku" umpat irene dengan sangat pelan hingga sehun tidak dapat mendengarnya

"Kajja" sehun menarik tangan irene untuk dikaitkan di lengannya

Mereka berjalan dan sehun membawa ke sebuah tempat duduk dibawah pohon pohon rindang.

"Duduklah" irene masih tetap berdiri mematung sedangkan sehun sudah mendahuluinya untuk duduk
"Aigoo susah sekali diatur kau ini" sehun pun memegangi pundak irene dan sedikit mendorong irene untuk duduk.

"Kau harus katakan untuk apa kita kemari, oh?" Desak irene kepada sehun, tentu saja ia penasaran, belum pernah sekalipun selama 3 tahun ini ia pergi ketempat seperti ini apalagi sampai pergi berdua bersama seorang pria ke taman.

"Kita butuh merefresh pikiran kita yang sudah tertekan ini rupanya, mangkannya kita harus pergi ketempat seperti ini" sehun merentangkan kedua tangannya dan berkali kali mengambil dan menghembuskan nafas

"Kita?" Irene tersenyum kecut "kau tau apa memang?" Irene menarik ujung bibirnya dan hendak beranjak, karena ia pikir tidak ada gunanya juga hanya duduk diam bersama seorang pria yang bahkan baru ia kenal. Juga ia tidak lupa dengan kata kata sehun kemarin malam saat sehun memberi sebuah semangat untuknya membuat ia semakin merasa canggung dengan sehun.

"Pasti sulit menghadapi ini sendiri" kata kata sehun kali ini membuat irene berpaling menatap sehun

"Sebenarnya apa mau mu?" Irene sudah mulai naik darah, tapi ia mencoba setenang mungkin dan mengatakan dengan nada dinginnya

"Irene ssi kau tidak bisa terus seperti ini, berbagilah penderitaan deng--"

"Kau pikir kau siapa sehun ssi, jika kau dokter berlakulah seperti dokter!" Irene benar benar marah. Apa yang ia butuhkan dari orang lain bukanlah sebuah rasa kasihan tapi ia membutuhkan sebuah dukungan.

Selama ini yang irene rasa tidak semua orang mendukungnya, ia hanya merasa orang orang disekitarnya peduli karena kasihan kepadanya.

Mengingat itu irene meneteskan air matanya, ia juga berpikir mungkin sehun menyemangatinya karena sehun juga kasihan kepadanya.

"Aku bisa mendengar ceritamu irene ssi" sehun menepuk pelan pundak irene saat ia melihat dari samping bahwa irene sedang menangis, walaupun irene menangis tanpa suara tapi itu tetap terlihat karena jarak mereka saat ini sangatlah dekat.

"Bukankah kita ini teman" sejak kapan? Tanya irene dalam hati

Sejenak irene berpikir, apa ini saatnya ia harus mempunyai  seseorang untuk berbagi dengannya. Irene mengusap air matanya dengan punggung telapak tangannya, sehun yang melihat itu tersenyum dan segera memberi sapu tangannya untuk irene.

"Aku tidak butuh orang yang merasa kasihan kepadaku sehun, aku hanya butuh dukungan dari mereka" sehun mulai mendengar perkataan irene
"Sebenarnya aku tidak sanggup lagi menanggung ini, aku tidak mampu berjalan terus tanpa ada sandaran saat aku lelah" bulir bulir air mulai jatuh dari mata irene saat ia mulai mencurahkan semua isi hatinya
"Dunia ku seakan akan sudah terbang entah kemana, aku sudah kehilangan duniaku yang dulu" irene menelungkupkan wajahnya ke dalam kedua tangannya

Sehun tertegun melihat irene, ia membiarkan irene menangis lalu menarik kepala irene kedalam pelukannya

"Ssh, kalau begitu, kau tau aku akan jadi orang pertama yang akan mendukungmu" sehun mencoba menenangkan irene yang membuat irene sontak berhenti menangis

'Apa maksudnya?, apa aku harus percaya dengan orang yang bahkan baru aku kenal ini' pikir irene. Berlahan irene melepaskan dirinya dari pelukan sehun

"Kau akan sembuh irene, percaya!" Sehun menggoyang goyangkan pundak irene, dan irene pun merasa sedikit lega ia telah mengatakan beberapa--meskipun tidak semua-- kepada oranglain selain dirinya sendiri.

"Apa aku bisa mempercayaimu, sehun?" Sehun menghadapkan muka irene sejajar dengannya

"Aku orang yang bisa kau percaya irene" sehun tetap menempelkan telapak tangannya di pipi irene. Irene pun tersenyum. Tunggu apa, tersenyum? Irene pun juga bingung kenapa ia bisa tersenyum menanggapi kata kata sehun sekarang

Mereka pun beranjak dari tempat duduk mereka karena matahari sudah semakin terik.

"Apa kau tidak malu berjalan dengan wanita buta sepertiku" irene memecahkan keheningan diantara mereka saat sedang berjalan menuju tempat parkir

"Kenapa aku harus malu, aku berjalan dengan seorang wanita yang sangat cantik" pipi irene saat ini benar benar merona, tapi dia menyembunyikan itu dengan sikap dinginnya

"Apa kau tampan?" Tanya irene penasaran

"Yaahh, mungkin hanya saat aku lewat semua wanita akan meminta nomor teleponku" sehun tertawa, dan irene hanya mendengus

Tidak lama, mereka telah sampai di depan mobilnya dan sehun pun menuntun irene berjalan masuk kedalam mobil. Dan merekapun bertolak menuju rumah sakit untuk melakukan kemo.

Setelah menghabiskan waktu lama diperjalanan karena jarak yang cukup jauh, akhirnya mereka sampai dirumah sakit ASAN

Tidak butuh waktu yang lama dari depan rumah sakit menuju ruangan sehun, merekapun memasuki ruangan sehun.

"Kita akan lihat dulu keadaan mu saat ini" sehun mengambil alat rontgent yang tidak jauh dari tempat ia berdiri

Sehun mulai menjalankan alat ini diperut irene.

"Waah rupanya tubuhmu menerima dengan baik" tentu saja sehun mengatakan itu karena ia melihat ada perkembangan yang baik dari kanker hati yang diderita irene

"Aku harus melakukan ini berapa kali lagi?" Tanya irene

"Uhm, kita akan kemo seminggu dua kali saja saat ini"

"Selama berapa bulan?"

"4 bulan mungkin, ini bukan kanker yang sudah parah" jawab sehun. Irene sedikit lega jika mendengar ini adalah kanker yang mudah disembuhkan.

Setelah pemeriksaan selesai, sehun menyuntikkan beberapa obat kepada irene, membuat irene meringis kesakitan. Tidak perlu waktu yang lama, ini sudah selesai.

"Kau ingin kemana setelah ini?" Tanya sehun kepada irene

"Apa lagi yang akan dilakukan orang buta selain pulang dan berdiam diri dirumah" irene tertawa hambar

"Kau mau pergi bersamaku?"

"Apa kau biasanya meminta izin dariku saat akan mengajakku pergi" sehun hanya menyengir sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal

"Kalau begitu kita pergi" seru sehun semangat, tangan kanannya menggandeng tangan irene keluar dari ruangannya

Tak sungkan sehun merangkul pundak irene yang lebih rendah darinya, dan rupanya, ada apa ini irene tidak menolak perlakuan sehun malahan ia tersenyum senang

Dari kejauhan krystal melihat sehun yang berjalan semakin menghilang bersama seorang wanita berambut panjang itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc~
Vommentnya dong 😢💞
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lost WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang