Chapter 4 : My Luna

108K 7.1K 397
                                    

Luna menatap nanar sebuah kotak di hadapannya. Di dalam kotak tersebut, gadis itu melihat kucing yang baru saja diberikan oleh Sam beberapa hari yang lalu dalam keadaan tak lagi bernyawa. Keadaannya mengenaskan. Dengan isi perut yang tidak berada ditempatnya, rongga mata yang sudah kosong karena bola mata yang telah diambil, telinga yang terpotong, dan yang paling mengejutkan adalah bagian perut yang dibedah telah dijahit dengan begitu rapi. Seakan seseorang yang membunuh kucingnya adalah seorang ahli bedah.

"Luna kau harus tahu bahwa jika  kau mengabaikanku satu kali lagi, maka satu nyawa akan melayang untuk membayar perbuatanmu." Mike mengangkat dagu Luna yang tampak semakin gemetar ketakutan.

Luna tak lagi bisa membendung air mata yang selama ini coba ia tahan. Ia semakin takut berada di dekat Mike. Sorot mata tajam yang selalu membayangi langkah kecilnya selama ini.

"Kenapa menangis?" Tanya Mike seraya mengusap air mata yang mengalir di kedua pipi merahnya.

"Hiks.." Luna semakin menangis dalam isakannya karena melihat wajah Mike yang kembali menajam di kedua matanya.

Luna menangis tersedu-sedu seraya menutup kedua matanya. Cukup lama sampai ia merasakan sesuatu yang hangat menyentuh keningnya.

Cup.

Deg.

Perlahan-lahan Luna memberanikan diri untuk membuka kedua matanya. Ia melihat wajah Mike yang kembali hangat. Tak ada ekspresi sinis ataupun marah di sana.

"Jangan menangis." ucap Mike seraya mengusap pipi Luna yang pucat.

Mike kemudian menarik kedua tangan Luna untuk berdiri.

"Kenapa masih menangis?" Mike kembali mengusap air mata yang masih saja mengalir di pipinya.

"Ti.. tidak.." Luna yang masih merasa takut dengan perubahan sikap Mike, kemudian segera mengusap kasar air matanya yang entah kenapa tak berhenti untuk mengalir.

"Apa kau takut padaku?"

Mike tersenyum melihat wajah Luna yang tampak seperti orang bodoh.

"It..itu.."

"Jangan takut.." ucap Mike lembut. Tangannya yang bebas mulai merapikan rambut Luna.

"..karena kau akan mengalami hal yang lebih buruk dari ini kalau kau masih mengabaikan perintahku, Luna."

Mike memberikan jeda sebelum kalimat terakhir kembali keluar dari mulutnya.

"Tapi... jika kau masih mendengarkan ucapanku, aku akan menyayangimu."

Perkataan dari anak lelaki itu bagai janji iblis yang mengerikan dengan kekuatam alam yang mendukungnya. Langit berawan mulai menggelap. Rintikan hujan mulai deras membasahi mansion. Peristiwa yang tak akan pernah bisa Luna lupakan seumur hidupnya, hingga remaja nanti.

Itu pasti...

***

-Delapan tahun kemudian-

-Delapan tahun kemudian-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Sweetest Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang