6) Yoongi dan Sebuah Rencana

74 6 0
                                    

Jam pertama kosong pada hari ini. Beberapa murid disana terus membicarkan sebuah topik tentang ketua tindakan pencegahan dikelas ini, Min Yoongi. Sebenarnya mulutnya sudah gatal ingin menanyakan apa yang terjadi jika tak mengingat kalau ia adalah murid yang tak dianggap. Namun setelah menyimak sebisanya ada beberapa kata yang terdengar dari pembicaraan para teman-temannya, ia dapat menangkap sebuah kesimpulan.

Ayah Yoongi kecelakaan kemarin sore.

Itulah kesimpulan dari Jungkook yang memang sekarang duduk dibelakang, sedangkan beberapa temannya yang bergosip itu membentuk gerombolan didepan yang kebanyakan para gadis-gadis. Sedang ada beberapa murid yang lain seperti Taehyung, Jin, Namjoon, Jimin, Hoseok dan Jiae tetap diposisi duduk mereka sambil melamun.

Yoongi?

Dia tentunya masih berduka karena musibah yang menimpa ayahnya sehingga tak terlihat batang hidungnya sedari tadi.

Jungkook berdiri didepan jendela, angin berhembus pelan namun mampu mengarak awan hitam menutupi matahari yang semula bersinar cerah.

Mendung. Berarti sebentar lagi hujan.

Itu mengingatkannya pada kejadian dimana Kang Seulgi tewas.

"Yoongi hampir tak pernah absen tanpa kabar." Kanami yang sedari tadi memperhatikan murid-murid didepan bersuara sambil membenarkan penutup matanya.

Jungkook membalikkan badan,
"Mungkin dia merawat ayahnya sampai tak sempat izin."

Kanami mengangkat bahunya.

"Hei. Aku penasaran kenapa kau memakai penutup mata." Kanami menatap Jungkook dengan lebih datar dari biasanya,

"Bukan urusanmu." Jungkook menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum masam, ia memilih kembali ketempat duduknya meninggalkan gadis yang merupakan satu-satunya teman yang bisa ia ajak mengobrol mengingat statusnya sebagai murid yang tak dianggap.

Ckrek

Jungkook mengarahkan matanya ke pintu masuk.

Yoongi

Orang itu masuk dengan wajah tertunduk mengabaikan sapaan teman-temannya.

"Yoongi, kau baik-baik saja kan." Taehyung berdiri dan menepuk bahu pemuda jutek itu namun diabaikan.

Setelah meletakkan tasnya dimeja, Yoongi berdiri belakang meja guru dengan wajah masih tertunduk namun dengan ekspresi seperti biasa.

"Ayahku meninggal tadi malam."
Pernyataan itu membuat mereka terbelalak. Yoongi pasti terpukul.

"Kemarin libur nasional. Kalian tentu ingat kalau anggota keluarga dari anggota kelas 3-3 juga bisa menjadi korban misteri yang tengah kita hadapi." Jungkook mendengarkan dengan baik, ia mendapatkan satu fakta baru lagi tentang misteri ini.

"Oleh karena itu mengabaikan Kanami dan Jungkook hanyalah sia-sia. Jika dengan menganggap mereka tak ada itu efektif, tentu kemarin tak ada korban."
Yoongi menatap Kanami dan Jungkook.

"Mungkin meninggalnya ayahmu tak ada hubungannya." Hoseok berujar.

"Entahlah."
Yoongi mengeratkan mantel yang ia pakai, angin disertai hujan deras membuat mereka merasa kedinginan walau berada didalam ruangan. Tapi mereka tetap fokus mendengarkan.

"Aku punya rencana." Yoongi mengencangkan suaranya, mencoba mengalahkan kebisingan yang muncul diluar akibat hujan deras. Ia berdehem.

"Sebagaimana kita ketahui dengan membunuh wujud reinkarnasi itu bisa membuat semua misteri itu hilang, kan?"
Yang lain mengangguk, Yoongi menatap cuaca diluar.

"Aku sudah meminta kepada kepala sekolah kalau kita liburan ke pulau Mido. Kita harus bertemu seseorang disana."

Duar!!

Kilat yag tak lama disertai petir nyaring mengagetkan mereka, terkecuali Yoongi. Ia menghela napas pelan dan beranjak ketempat duduknya. Hujan dan angin semakin deras saja, ia juga tak mau berbicara dengan sedikit berteriak seperti tadi.

Bukan gayanya sekali.

Yoongi berjalan menuju tempat duduknya, tak lama Taehyung, Jin, Hoseok, Jimin, dan Namjoon menghampirinya dan menanyakan beberapa hal dari yang penting sampai yang konyol.

Yoongi hanya mendelik malas dan mengarahkan pandangannya kearah Jungkook yang juga melihatnya.

"Jungkook, kemari." Yoongi mengisyaratkan Jungkook untuk mendekat dan langsung dituruti oleh pemuda bergigi kelinci itu.

"Kalian bisa duduk ketempat masing-masing." Perintah Yoongi.

"Kau ini!" Taehyung protes,

"Biarkan kami minta maaf pada Jungkook." Yoongi mengangguk.

Mereka menatap Jungkook dengan perasaan bersalah, sedang Jungkook menahan tawanya. Mereka kelihatan lucu.

"Kami minta maaf. Tapi itu karena kami tak punya pilihan lain, Kook. Sungguh." Ucap Taehyung dan di 'iya' kan oleh seluruh penghuni kelas.

"Jangan dipikirkan." Jungkook tersenyum.

"Minta maaf pada Jungkook itu mudah, bagaimana dengan gadis disana." Ucap Jimin, yang lain hanya menelan ludahnya kasar. Ya, gadis yang dimaksud adalah Kanami tentu saja.

"Selesaikan urusan kalian dengan Kanami. Aku ingin bicara dengan Jungkook."

"Dasar Yoongi. Kau juga harus minta maaf." Namjoon bersuara.

"Itu urusan nanti. Sana kalian." Yang lain kemudian duduk ditempat masing-masing. Minta maaf dengan Kanami nanti saja sekalian bersama Yoongi, pikir mereka. Dua orang itu kan sama-sama mempunyai hawa mengerikan.

"Ada apa?" Jungkook mengambil sebuah kursi dan duduk disisi Yoongi yang duduk bersedekap.
Mata sipitnya menatap lantai kelas yang sebenarnya tak menarik.

"Aku tak akan menuruti saranmu."

Jungkook berpikir sejenak, "Tentang Hoseok dan Jiae?" Jungkook memelankan suaranya.

"Tepat sekali. Aku tak mau mengungkapkan perasaanku, itu hanya memperburuk semuanya. Mereka berdua temanku, dan aku ingin mereka bahagia." Yoongi tersenyum kecut, ia menatap Hoseok yang baru saja memberikan minuman hangat yang entah kapan ia beli pada Jiae.

Jungkook tersenyum, "Kau benar."

"Dan aku tak ingin kehilangan mereka. Aku tak ingin kehilangan kalian." Yoongi mememjamkan matanya, meresapi setiap kenangan yang ia lalui bersama anggota kelas 3-3.

"Nyawa teman-temanku begitu berharga. Aku tak akan biarkan satupun hilang. Tak boleh yang bernasib seperti Seulgi." Yoongi menarik napasnya dalam, "Kalaupun ada, aku bersedia. Asalkan kalian selamat."

"Kau mulai bodoh ya. Kalau kita sukses pun kita pasti kehilangan satu nyawa yaitu wujud dari reinkarnasi gadis yang meninggal 20 tahun lalu. Kita harus siap."

"Aku tak punya siapa-siapa lagi, Jungkook," Yoongi menatap Jungkook serius, "aku bersedia mati dengan senang hati." Ujarnya mantap.

"Tak bisa beg-"

"Tenang saja. Aku rasa...aku tau bagaimana aksi bunuh membunuh itu tak terjadi,"
Yoongi menyetel musik setelah memasang earphone-nya,
"dan yang mati memang yang benar-benar harus mati."

.
.
.

Ceritanya makin gaje. Udah gitu aja 😭

Hyo_Yoongi

I'll Kill YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang