Chapter 2 : Love Lock

1.9K 133 15
                                    

Ada harapan keabadian cinta, pada setiap nama yang tersemat di puncak menara Namsan.

"Dari mana Ajossi tahu namaku?"

Kedua sosok berlumur tepung itu masih berdiri di tepi jalan, tak beranjak.

"Ajossi?" Pria itu melebarkan mata.
Wah, ia benar-benar tak menyangka mendapat julukan setua itu.

"Nanti akan aku ceritakan, asal kau bersihkan dulu pakaianku. Dan... Jangan memanggilku Ajossi. Oppa. Panggil aku Oppa! Arraseo?!"

"Ne! Arraseo! Mian!"

"Yaa... Bukan begitu cara meminta maaf. Ucapkan dengan hormat."

Yoona melirik sebal pria di hadapannya itu.

"Mi-an-ha-seum-ni-da."

Pria tampan bermata teduh itu tersenyum puas.

"Kalau begitu... ikut aku." Yoona berjalan cepat mendahului si pria misterius.
Si tampan terus tersenyum riang mengikuti langkah kaki Yoona. Gadis itu sibuk menepis bubuk tepung yang menempel di rambut dan kepalanya. Ia yang lebih parah terselimuti bubuk putih itu justru kini tak lagi memusingkan. Rasa riang akan gadis itu melupakan penampilannya yang menjadi bahan tertawaan para pengguna jalan.

Sementara Yoona merutuk, menyesali kebodohannya karena telah membuang-buang tepung ibunya. Dan sial, uang kembaliannya tak lagi cukup untuk mendapatkan sebungkus tepung.

"Eom...ma..." Dengan suara pelan dan berhati-hati, Yoona membuka pintu. Sang ibu yang tengah sibuk melumuri ayam dengan bumbu tak menoleh.

"Di mana kau membeli tepung, Yoona? Di Jeju?" tanya Eomma tanpa menatap lawan bicaranya. Wanita itu heran karena Yoona terlalu lama kembali.

"Mana tepungnya?" Sang ibu merasa aneh karena tak mendapat respon. Ia akhirnya memutuskan untuk menoleh.

"Omoo!" pekiknya setelah mengamati dua sosok berantakan serba putih di hadapannya.

"Mwoya? Kenapa kau seperti itu? Dan... Siapa pria ini?" Ajumma itu sukses keheranan melihat pria asing yang sebelumnya tak pernah bersama Yoona.

"Annyeong haseyo, Ajumma. Choneun, Lee Jung Shin-imnida. Saya adalah kakak sepupu Yoona."

Seolah perkenalan diri barusan adalah sengatan listrik, kedua wanita itu mendelik, terperangah. Tak berkedip, dengan mulut ternganga, menatap penuh tanya pria tampan yang kini melayangkan senyum kaku.

"Oh... aah, silakan bersihkan tubuhmu terlebih dahulu. Ah, Yoona, tolong kau beritahu letak kamar mandinya, dan siapkan pakaian untuknya," perintah sang ibu yang tiba-tiba menjadi gugup dan gelisah. Kedua matanya bergerak tak menentu. Bahkan ucapannya menjadi gagap.

Yoona mengangguk, kemudian membawa pria tampan itu ke arah kamar mandi.

"Changkaman." Yoona berlari ke kamar ayahnya. Pria bernama Jung Shin berdiri di depan pintu kamar mandi, menurut untuk menunggu gadis itu. Tak lama, ia kembali dengan handuk dan pakaian.

Dengan senyum manis, Jung Shin menerima pemberian gadis itu dan segera menghilang dalam kamar mandi.

Eomma dan Yoona telah duduk manis di meja makan, namun tak ada yang berbicara sepatah kata pun. Hidangan sarapan telah siap disajikan. Beraneka ragam. Dadar gulung, sambal ayam, kimbap, sup usus, dan sayur mayur, yang semua adalah masakan gadis cantik yang kini tertunduk lesu. Ia baru saja selesai membersihkan diri dan mendapati ibunya duduk melamun menatap kosong pada pemandangan di luar jendela.

"Eomma?" sapanya hati-hati.

Wanita setengah baya berambut pendek itu mengalihkan tatapan padanya. Tersenyum tipis, seolah begitu jelas bahwa kali ini ia akan sulit untuk tersenyum. Masa yang paling ia takutkan. Masa ketika ia akan kehilangan putri yang begitu dicintai. Dan sepertinya, pria muda itu akan menjadikan mimpi buruknya berubah nyata.

The Genius Killer (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang