Chapter 4 : Teka-teki Inisial

1.1K 97 14
                                    

Tidak akan pernah ada kejahatan yang sempurna. Segalanya pasti akan terungkap nyata.

"Selesai."

"Kamsahamnida, Eomoni," ucap Yoona terharu melihat betapa sang ibu penuh kasih membersihkan luka di kakinya, lalu menempelkan kasa.

"Cheonmane , Adeul. Eomma tak ingin kau terluka sedikit pun..." Dengan lembut, jemari hangatnya membelai rambut Yoona.

"Oh ya, kapan kau pulang? Eomma ingin ikut menemui keluargamu."

"Jeongmalyo? Aboji, juga?"

Ny. Jang menggeleng.

"Dia terlalu sibuk dengan perusahaan."

Yoona bisa memahami. Tak apa. Ia sudah sangat senang dengan ikutnya sang ibu.

"Annyeong haseyo... Imo!" Pria bertubuh semampai dengan setelan jas cokelat susu itu tampak begitu bersinar. Cerah. Apalagi senyum hangatnya.

"Ah... Jung Shin."

Pria itu mengangguk pada Ny. Jang, lalu beralih menatap gadis di sebelahnya.

"Kau sudah sarapan, Yoona?" tanya pria tampan itu perhatian.

"Sudah. Dengan ajumma-ajumma itu." Ia menunjuk para ajumma yang masih bercengkrama di atas tikar di halaman. Sebelum melihat rumah anjing tadi, Yoona menyempatkan melahap masakan sang ibu seberapa sendok.

"Oh ya, kapan kau ingin pulang?"

Yoona mengamati arloji mungil di tangan. Pukul delapan.

"Bagaimana kalau sekarang?" tawar Yoona.

"Ne. Joah!"

Yoona mengangguk riang. Mengajak ibunya berdiri.

"Bolehkah jika Eomoni ikut?"

"Tentu, Yoona." Jung Shin tersenyum sebelum bergegas ke garasi. Mengeluarkan mobil sport birunya.

Perjalanan tampak menyenangkan dengan cerita-cerita lucu yang keluar dari bibir mungil gadis itu. Jung Shin yang berada di belakang kemudi berkali-kali tertawa.

Yoona dan sang ibu duduk di jok belakang. Asik bercengkrama.

"Ne, Eomoni. Kadang ada saja pembeli yang menyebalkan. Ajossi-ajossi beranak empat masih saja menggoda. Rasanya ingin kulempar belanjaan ke wajahnya."

Ibunya hanya tertawa. Kisah masa-masa kerja part time putrinya begitu lucu, namun juga mengharukan. Mengetahui putrinya hidup dalam kekurangan, membuatnya merasa terluka.

Untuk beberapa waktu kemudian, hening menjalari ketiganya. Hanya deru mesin mobil yang menguasai.

"Yoona-ya..." cetus Jung Shin memecah kesunyian.

Yoona menatap wajahnya dari kaca spion atas.

"Tentang kejadian penculikan kita dulu... apa kau tak membenciku?" Ragu, Jung Shin bertanya. Takut jika gadis itu menyimpan benci padanya.

Yoona menjawab dengan tawa kecil.

"Benci? Aniyo, Oppa! Tak ada alasan bagiku untuk membencimu?"

"Jeongmal?"

Yoona tergelak lagi. Pelan.

"Karena aku meninggalkanmu..."

"Ani. Kau tidak meninggalkanku, Oppa. Hanya keadaanlah yang membuat kita terpisah."

"Gomawo, Yoona-ya."

Gadis itu tersenyum. Ia masih tak mengerti dengan kenyataan tentang dirinya. Selama ini, yang membuatnya bahagia adalah menjadi putri keluarga Han. Ia tidak tahu, harus menyesali insiden penculikan itu, atau bersyukur karenanya. Karena, jika tak terjadi insiden itu, maka ia tak kan bertemu dengan keluarga Han yang mendidiknya menjadi pribadi tangguh. Jika ia hidup dalam keluarga Lee sejak kecil, maka mungkin saja ia sama dengan Lee Soo Mi dan Lee Yoo Bi. Tumbuh menjadi gadis sombong, dan tak peduli pada sesama, bahkan keluarga sendiri. Sepertinya, ia harus bersyukur dipertemukan dengan keluarga Han, yang mengajarkan banyak hal yang pasti tak pernah dipahami anak-anak konglomerat.

The Genius Killer (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang