Stasiun Bogor dan Secarik Cerita

53 3 1
                                    

"aku cinta" bisiku pelan kepada entah siapa. Entah mungkin bisa saja itu untuk dia orang yang diseberang sana, atau mungkin dia yang memakai headphone merah, atau mungkin dia, dia, dia, atau kamu yang sedang membaca ini.

Kerumunan orang berlalu lalang di stasiun Bogor menghiasi dingin nya malam ini. Hujan menyaut-nyaut seperti latar musik dalam film.

Ya, semua ini terasa seperti di film, dimana aku pemeran utamanya duduk sendiri di bangku yang kosong di tengah kerumunan orang yang berlalu lalang dihiasi riuhnya suara hujan. Angin yang dingin membuat ku merinding, aku lupa membawa jaketku. Jikalau ini film, akan ada seorang pria yang duduk disampingku memberikanku jaket dan kami saling bertukar nama. Di penghujung hari, kami akan berjalan di dinginya malam, saling bertukar pikiran tentang kehidupan ini dan disaat matahari terbit, ia akan mengatakan "aku cinta".

Jikalau ini film.

Hujan semakin deras, aku semakin berharap. Aku katakan sekali lagi, "aku cinta" berharap kata itu akan terdengar oleh seseorang. Aku tak peduli siapa, aku hanya butuh sesorang mengatakan itu kembali.

Kereta terakhir akan segera tiba, akankah ada yang mengatakan nya untuku?. Hujan semakin deras, namun hampa masih tetap terasa. Hari demi hari berharap seseorang turun dari sana dan mengatakan aku cinta.

Gemuruh kereta terakhir terdengar dari kejauhan, aku menutup mataku, berdoa dan berharap hari ini adalah hari dimana kata itu akan berbalas. Sudah genap 1 tahun aku berpegang pada harapan kosong. Tiap hari aku datang kemari, menunggu sosok itu datang. Ia berjanji padaku, 1 tahun lalu akan datang kesini dan mengatakan nya.

Tiap hari aku datang dan mengatakan "aku cinta" pada kerumunan orang yang berlalu lalang di stasiun Bogor.

Mereka bilang aku gila.

Ya, aku sangat menggilaimu. Aku gila karena cinta. Gila akan sosokmu yang dulu ada. Mereka benar, aku gila.

Aku katakan sekali lagi, "aku cinta" pada entah siapa. Entah mungkin bisa saja untuk dia, dia, dia, atau kamu.


Senar SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang