TENGAHAN

514 57 61
                                    

Sementara kakak dan ibu tirinya sudah berangkat ke pesta yang di adakan oleh tuan Boby, di dalam rumah Shani yang sangat ingin ikut ke pesta dansa itu sedang bingung memikirkan bagaimana caranya agar bisa datang kesana.

Bolak - balik - mondar - mandir - bolak - balik..

Pemandangan itu lah yang terlihat di dalam rumah. Shani terus berlari-lari kecil nan lebay antara pintu depan dan dapur rumahnya, dan doa kan saja semoga setelah selesai kejadian itu akan muncul sumber air zam-zam yang baru.

Di tengah tangisnya dan teriakan bertanya-tanyanya, tiba-tiba Shani berhenti dan...

"Glek, ahhhh seger.." meminum segelas air karna kehausan.

"Aku harus bagaimana..??!!" teriaknya dan kemudian menghentakan kakinya secara keras ke arah lantai.

Na'as bagi semua, bukanlah sumber air zam-zam yang keluar tetapi malah muncul sebuah termos air kecil di sana. Karna Shani belum menyadari keberadaan termos itu, ia kembali menghentakan kakinya lagi dan...

"Aaaaaaaaaaaa mamah sakitt.....!!!!" menginjak ujung botol termos itu.

"Itu apaan lagi, kenapa tiba-tiba ada botol termos di sana. Siapa yang naro di situ, aduh sakit banget lagi ini kaki." Monolognya sambil berjalan mengambil termos itu.

"Pasti termos ini suruhannya kak Lidya. Dasar termos sialan." Ucap Shani melempar termos itu ke lantai.

Namun sesuatu hal mengejutkan terjadi....

"Aduhhhh..."

Seorang gadis sangat cantik seperti seorang malaikat terlempar keluar dari termos itu dan terseret sampai kepalanya membentur kursi meja makan yang cukup keras.

"Biasanya gue kalau keluar caranya pasti di elus-elus itu termosnya, tapi kenapa ya sekarang di lempar begitu." Ucapnya sambil mengelus-elus kepalanya.

"Huh, pasti karna gadis lemot itu." Katanya lagi sambil menatap Shani yang masih bengong mencerna kejadian di hadapannya.

"Heh, orang norak. Bangunin gua dong, malah diem aja, ga pernah liat cewe cakep keluar dari termos lu ya?"

"Emang.." jawab Shani dengan enteng.

"Yaudah sini bantuin gua berdiri." Ucap Perempuan itu sambil mengangkat tangannya meminta bantuan Shani.

"Siapa situ, minta bantuin saya?"

"Heh, gue itu peri pengabul permintaan orang. Lo ga mau apa gue bantuin." Ucap peri itu dengan nada khas anak-anak gaul Tjekhartah ini.

"Mana ada peri pake celana jeans robek-robek sama pake tanktop yang di lapisin cardigan tipis doang?" tanya Shani heran.

"Gue peri gaul, udah ga jamannya peri pake dress bagus sama bersayap. Itu udah kuno, sementara gue itu peri kekinian. Udah cepet siapa nama lo? Biar cepet selesai tugas gua." Menyerah peri itu yang akhirnya bangun sendiri.

"Nama aku Shani Indira, kamu?"

"Nama aku adalah Jessica Veranda, kamu bisa panggil aku Ve. Aku adalah peri pengabul setiap permintaan orang yang teraniaya." Jelas peri bernama Ve itu yang kali ini dengan nada bicara yang manis dan sambil berputar-putar seperti seorang balerina.

"Dasar peri labil, sebentar pake gue - lo, sebentar pake aku - kamu." Guman Shani.

"Jadi seberapa buruk penderitaan kamu?" tanya Ve sambil mengeluarkan tongkatnya yang lebih mirip tongkat sihir Harry Topper dari pada mirip tongkat peri.

"Kamu peri apa penyihir sih?" heran Shani saat melihat tongkat milik Ve.

"Udah ga usah banyak cincong deh lo, cepet jawab..!!"

INDIRAlellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang