Pulang Bareng

51 1 0
                                    

Bumi POV

"Wishh, lo disini juga ternyata ?" tanyaku pada seseorang yang sudah sangatku kenal.

"Emang kenapa kalo gue ada disini ?" tanya balik Bulan padaku.

"Ya nggak kenapa-napa sih, terserah lo mau dimana aja" jawabku dan langsung duduk disamping Bulan.

"Kok lo duduk disitu sih ?" tanya Bulan padaku yang terkejut karena aku duduk disamping dia.

"Emang kenapa? masalah ?" tanyaku pada Bulan dengan sinis.

"Masalah besar!" jawabnya singkat.

"Orang disini gak ada yang dudukin, jadi hak gue dong kalo duduk disini" ucapku pada Bulan.

"Terserah lo!" jawabnya ketus.

"Udah, kenapa sih kalo lo berdua ketemu pasti kerjaannya berantem. Gak ada kerjaan lain selain berantem apa ?" tanya Venus padaku dan Bulan.

"Enggak!" ucapku dan Bulan bersamaan.

"Ciee, jawabnya barengan nih" goda Angkasa padaku dan Bulan.

"Apaan sih lo, Sa!" ucap Bulan pada Angkasa.

"Udah, lo berdua mau pesen apa ?" tanya Langit padaku dan Angkasa.

"Gue moccacino aja" jawabku.

"Gue juga moccacino aja" jawab Angkasa. Dan Langit langsung memanggil pelayan cafe.

"Mbak, saya pesen moccacinonya 3!" ucap Langit saat pelayan cafe sudah berada di meja kami.

"Baik mas, ditunggu" jawab pelayan cafe dan langsung pergi.

Kita berenam hanya mengobrol aja. Eh, maksutnya berlima karena dari tadi Bulan cuman diem aja.

"Pacar pulang yuk! Udah mau hujan deh kayaknya" ajak Venus pada Langit dan langsung diangguki oleh Langit.

"Bro, gue pulang dulu ya! Mau hujan nih" pamit Langit pada kami semua.

"Oke bro, ati-ati dijalan" balas Angkasa saat Venus dan Langit sudah berdiri dari duduknya dan berjalan ke pintu.

"Bin, lo pulang naek apa ? Mau bareng gue gak ?" tanya Angkasa pada Bintang.

"Boleh" jawab Bintang.

"Kok lo pulang bareng Angkasa sih! Terus gue pulang sama siapa ?" cegah Bulan pada Bintang agar Bintang tidak pulang bareng Angkasa.

"Lo kan bisa pulang bareng Bumi. Lagian rumah kalian juga sebelahan, kan ?" jawab Bintang dan langsung pergi meninggalkanku dan Bulan.

"Mau pulang bareng gak ? Mumpung gue lagi baik sama lo nih ?" ajakku pada Bulan yang masih duduk sambil menundukkan kepalanya.

"Gak makasih atas tawarannya!" jawabnya dengan ketus.

"Yaudah kalo gak mau. Kalo mama lo nanya ke gue, gue gak tanggung jawab kalo mama lo nanti marah-marah ke lo" jawabku yang beranjak dari dudukku berjalan menuju pintu cafe. Namun, jaketku ditahan oleh Bulan dengan tangannya.

"Ya gue bareng sama lo" ucapnya dan mulai ikut berdiri dari duduknya.

Kita keluar dari cafe dan berjalan menuju parkiran. Setelah kita sudah berada diparkiran, aku langsung naik ke motor sportku.

"Nih! Pake" aku menyodorkan helm pada Bulan. Diapun langsung memakai helm nya.

"Buruan naik! Keburu hujan, ntar kehujanan" perintahku pada Bulan dan dia langsung naik ke motorku.

Setelah Bulan naik ke motor, aku pun langsung menjalankan motorku, menelusuri jalanan Jakarta yang masih padat dengan laju motor dan mobil. Selama diperjalanan keadaan hening, tak ada percakapan antara aku dan Bulan. Hampir 20 menit kita sudah sampai didepan rumah Bulan, Bulan langsung turun dari motorku dan menyolonong masuk ke rumahnya.

"Bilang makasih kek udah nganterin!" ucapku ketus pada Bulan yang sudah masuk ke halaman rumahnya. Mendengar ucapanku dia pun langsung membalikkan badannya kearahku.

"Makasih" balasnya singkat dan kembali masuk ke dalam rumahnya.

Aku pun langsung melajukan motorku sedikit menuju rumahku. Rumahku dan Bulan memang sebelahan.

Setelah memarkirkan motor, aku pun langsung masuk ke rumah dan menuju kamarku. Kurebahkan tubuhku diatas kasur berukuran king-size, kupejamkan mataku dan mulai memasuki alam mimpi.

Bulan POV

Hari yang sungguh melelahkan, ditambah lagi aku harus bertemu dan pulang bareng Bumi Samudra Wijaya, orang yang paling aku benci dan menjadi musuhku sejak dulu.

Aku berjalan menuju kamarku. Setelah sampai dikamar, aku pun menuju lemari pakaianku mengambil baju harianku dan langsung ke kamar mandi mengganti pakaianku. Handphone dinakas berbunyi, menandakan ada pesan. Aku pun langsung mengambil handphone ku dan membuka aplikasi Line.

Grub cewekcantiks

VenusAyu: cek,cek Bulan..Bulan

BulanVeroM: iya nape ?

VenusAyu: lo tadi pulangnya naek apaan ?

BintangDimar: Bulan tadi pulangnya bareng Bumi.. *ketawa kenceng

VenusAyu: wihh,, akhirnya Bulan dan Bumi bersatu juga *ketawa seneng

BulanVeroM: apaan sih lo pada, gak jelas tau gak sihh *males

BintangDimar: *colek VenusAyu iya bener Bulan dan Bumi sdh bersatu

BulanVeroM: mulai deh, ngelantur lo pada

VenusAyu: alah udah deh Lan, mending lo damai aja sama Bumi

BintangDimar: iya bener tuh *colek VenusAyu

BulanVeroM: gue gak bakalan damai sama tuh orang yang nyebelin!!

VenusAyu: serah apa kate lo deh Lan

Aku menyimpan kembali handphone ku di nakas. Segera rebahkan tubuhku yang lelah ini dikasur. Rasanya sungguh damai dan nyaman saat sudah berada diatas kasur. Tak lama dari itu aku mulai memasuki alam mimpiku.

---
Dua anak kecil perempuan dan laki-laki yang berusia 5 tahun sedang bermain ditaman komplek mereka. Mereka adalah orang yang tak bisa dipisahkan. Mereka slalu bersama saat pergi kemanapun.

"Bumi, kamu janjikan bakalan sama aku terus kalo kita udah besar nanti ?" tanya Bulan sambil menunjukkan kelingkingnya dengan senyum diwajahnya.

"Iya Bulan, Bumi janji akan sama Bulan terus kalo kita udah besar" balas Bumi dan mengaitkan kelingkingnya di kelingking Bulan.

"Bulan sayang Bumi" ucap Bulan dan memeluk Bumi.

"Iya Bumi juga sayang sama Bulan" balas Bumi sambil tersenyum.

"Kita bakalan sama-sama terus sampe besar" ucap mereka bersamaan sambil berteriak.
---

Aku terbangun karena mimpi itu lagi. Aku tak tahu apa arti dari mimpi itu. Kalo boleh jujur, aku pengen kembali ke masa kecilku lagi. Aku kangen sama dia.

"Aku kangen kamu Bumi" gumamku saat sudah terbangun dari tidurku.

Antara Bumi Dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang