% YANG TAK DISANGKA

28 3 0
                                    


Dengan santainya Zio melangkah melewati setiap bangku, dan berhenti di bangku terakhir dekat loker, lalu duduk di samping Kira.

Sedangkan, Aldi memilih duduk dengan sesama cowok, yaitu bersama Farel. Murid paling culun di kelas 12-2, dan selalu menjadi korban bullying Rega, dkk. Ya benar. Zio satu kelas dengan Rega, murid yang ia geluti kemarin.

"Jangan gr ya, Alasan gue mau duduk sama lo, biar gue lebih gampang ganggu hidup lo," kata Zio.

Tanpa merespon, Kira hanya melihat Zio kesal.

"Apa liat-liat?"

Kira berdecih, "Ngaca!" ia memberikan cermin milik Audy.

Dengan cepat Zio membuka cermin itu, dan didapati nya goresan pulpen di bawah dagunya.
Terlanjur malu, Zio hanya bisa mengelak.

"Aduh, segitu jelinya ya lo liatin muka gue. Thanks, gue emang nggak mau kadar kegantengan gue turun." dengan percaya dirinya Zio berkata seperti itu pada Kira. Membuat Kira benar-benar ingin pergi ke toliet.

Kira membuang muka dari Zio, dan kembali melihat Bu Amel.

"Sekian untuk hari ini, selamat siang." Bu Amel berlalu meninggalkan kelas.

"Hahaha, heh murid tendangan!"

Zio sudah hatam dengan suara itu, suara yang selalu membuatnya naik darah. Kira menoleh pada sumber suara, dan ternyata itu adalah Rega.

"Wah, lo mau pura-pura nggak denger?" lanjutnya.

Nafas Zio yang sudah tak beraturan menahan emosi membuat Kira jadi takut. Apalagi dia berada di sampingnya. Rega berjalan menuju Zio yang masih tidak ingin menanggapinya.
Anak buahnya, Bima dan Tris hanya tertawa di belakang Rega. Seakan-akan melihat mangsa baru, mereka berlagak seperti Singa, sang Raja.

"Gue lagi males, mending lo pergi aja hari ini, ok?" Zio menoleh pada Rega dan memberikan sebuah senyuman, yang Rega sendiri tidak tau apa arti dari senyuman itu.

Rega dan geng-nya tertawa kasar, seperti meremehkan.

"Kenapa lo? Takut?" ucap Rega.

"Mungkin dia takut rahasianya lo bongkar, Ga," timpal Bima.

Kepalan sudah siap diluncurkan dari tangan Zio. Tapi tetap, dia berusaha untuk menahan. Aldi menarik jas Bima dari samping,

"Maksud lo apa, hah?" suara Aldi meninggi.

"Wey, Bro. Santai!"

"Jangan ganggu dia! Ngerti nggak lo?" Aldi hilang kendali, entah kenapa setiap ada orang yang mengganggu Zio, uratnya selalu tegang. Rasanya ia juga terganggu.

"Uu sosweet, bestfriend goals banget ya?" ledek Rega.

Zio memejamkan matanya sebentar, dan berdiri melihat tajam pada Rega.

"Yes, good job, Boy! Come on!" Rega memulai aba-aba, dengan lagak sok jagoan ala petinju dia menantang Zio.

"Sialan!" berjalan cepat menuju Rega, akhirnya Zio menarik kerah seragam Rega.

"Jangan banyak omong! Banci!" gertak Zio.

Ekspresi Rega tak karuan, antara takut dan kesal beradu. Wajahnya memerah, begitu juga matanya.

"Gue bukan banci, Anjing!" Rega teriak begitu keras dan menghempaskan cengkraman Zio.

Zio tersenyum miring, tapi matanya tak luput dari tatapan Rega.

Satu pukulan mendarat di wajah Zio, membuat perkelahian terjadi lagi. Tak mau kalah, Zio pun membalas. Kira yang selalu risih melihat perkelahian sudah tak tahan ingin melerai, dia berdiri dari bangku berniat memisahkan mereka. Namun,  Ardo yang melihat Kira berdiri dengan cepat  bergegas ke belakang, memisahkan dua cowok banyak tingkah itu.

FIFTY FIFTY (50%)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang