% PERTEMANAN

24 3 0
                                    

Say my name. I just want to hear you.
Say my name. So I know it's true.
- Awake

※※※

Ini gue, Ardo.

Seketika bola mata Kira membulat,
Kenapa Ardo punya nomor gue? Fikirnya.

Belum sempet gue baca, Do. Btw lo dapet nomor gue dari mana?


Dari data siswa, gue ini ketua kelas, lupa?

Kira kaget bukan main. Dia merutuki diri sendiri karena kecerobohan nya, lebih tepatnya rasa kegeeran nya yang berujung malu.

Aduh, Kira! Kenapa nggak kepikiran kesitu sih?

Oh iya lupa. Sori.

Sedangkan cowok tinggi berkulit putih itu sesekali tersenyum menatap layar handphone.
Ditemani lagu Awake - Secondhand Serenade yang menggema di ruangan kamarnya. Melantun bersama untaian kata romantis disetiap liriknya.
Kira. ucapnya lirih sembari menutup mata, menerbitkan senyuman yang begitu manis.

※※※

Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu siswa SMA Cendikia. Dimana mereka akan pergi ke provinsi yang penuh dengan turis. Pulau dengan destinasi terbaik di dunia. Bali.

Menikmati pantai yang begitu menawan.
Melihat turis berkeliaran bebas. Menyaksikan keindahan sunset dan sunrise. Menyusuri setiap tempat khas nya. Dan menciptakan kenangan romantis disetiap detiknya.

"Ra, nanti sore anterin gue belanja buat besok, ya?"

"Belanja apaan?"

"Baju lah Kira, ya ampun lo tuh ya!"

"Elah, Dy. Beli baju disana aja kali sekalian buat oleh-oleh."

"Nggak bisa! Baju gue udah buluk semua, nanti gue ga swag lagi di fotonya."

"Serah lo deh."

Dari arah pintu terdengar derap langkah kaki menuju bangku Kira. Tanpa waktu banyak, Kira sudah tahu pemilik langkah itu. Gayanya yang tengil membuat dia gampang dikenali. Cowok yang menurut Kira adalah orang paling menyebalkan di sekolah. Zio.

"Ra.." sikut Audy mengayun menyenggol lengan Kira.

Kira mendongak menatap Audy yang kini sedang memandang cowok keren di hadapannya.

Mata Kira mengikuti arah pandang Audy. Dan didapatinya cowok yang tak lain adalah Zio.
Zio melihati Audy dan Kira bergantian.

"Ngh.. Ra, gue ke toilet dulu, ya!" Audy beranjak terburu-buru meninggalkan Kira.

Kira mengernyit, "EH, dy. Tunggu!" kakinya terangkat berdiri.

"Duduk." Zio mencengkram pergelangan Kira pelan.

Entah kenapa tubuh Kira mengikut perintah Zio. Ia kembali duduk di bangkunya, diikuti Zio yang membelokan badannya menghadap Kira.
Mereka duduk bersebelahan.

Zio menopang dagunya di atas meja sambil memperhatikan wajah Kira,
"Hm.."

"Nggak jelas deh, minggir!"

FIFTY FIFTY (50%)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang