% SIAL

14 3 0
                                    

Ardo.
Nama itu bertengger di atas screen handphone milik Kira. Membuat Zio menautkan kedua dahi.

Ardo? Ada apa dia sama Ardo?

Zio berkutat dengan fikirannya, sementara Bunda telah siap dengan jus di nampannya.

"Silahkan di minum nak Zio,"

"Oh iya tante, makasih."

Tapi entah kenapa otaknya masih bergelut dengan rasa penasaran.

Kenapa harus... Ardo?

Lamunan Zio buyar ketika sosok Kira sudah duduk santai di sampingnya. Melihat ekspresi aneh Zio membuat Kira curiga, "Kenapa, Yo?"

Suasana menjadi canggung, gara-gara melihat notif pesan dari Ardo di handphone Kira, Zio jadi kikuk sendiri.

"Eh.. itu tadi handphone lo bunyi,"

"Oh," tangan Kira meraih ponsel di atas meja, keningnya mengerut saat melihat nama Ardo tertera di layar.

Kenapa nih si Ardo?

Lo belum ngumpulin tugas b.inggris.

Pesan Ardo berhasil membuat jantung Kira serasa berhenti berdetak. Ia lupa belum mengumpulkan tugas dari guru super duper killer, Mrs. Evelyn. Bisa mati kutu dia besok diomeli guru cantik nan galak itu. Tapi bagaimana lagi, ini adalah hari terakhir mengumpulkan tugas. Hari yang sial untuk Kira.

Oh iya, Do. Gue lupa :(

Cowok di sebrang sana hanya tersenyum tipis membaca balasan Kira. Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa ia akan melakukan hal bodoh seperti ini demi seorang cewek. Ia rela mengabaikan reputasinya sebagai murid teladan yang selalu mengerjakan tugas demi menemani Kira menjalankan hukuman esok hari.
Demi Kira! Batinnya.

Zio menelan ludahnya berulang kali,dilema antara harus bertanya atau tidak. Jika iya bertanya, itu sangat tidak sopan atau bisa disebut kepo? Tapi, jika tidak bertanya, ia akan mati penasaran nantinya. Keputusan yang sulit, bagi Zio. Huh.

"Ngh.. Kenapa si Ardo?"

"Kok lo tau ini dari Ardo?"

"Itu tadi gue nggak sengaja liat waktu handphone lo di meja."

Kira merespon jawaban Zio dengan agukan beserta mulut berbentuk oval mengartikan 'Ooh'.

"Eh, KLN. Gue balik dulu ya,"

"Ko buru-buru?"

"Nggak usah kangen gitu, besok juga temu lagi, bye" pamit Zio satu paket dengan blink dari mata kanannya. Membuat Kira tersenyum geli.

※※※

Jam sudah menunjukan pukul 06.43 artinya tinggal 2 menit lagi gerbang sekolah di tutup, tapi Kira masih di perjalanan terjebak macetnya Jakarta. Berulang kali ia melirik arlojinya, berharap waktu berputar mundur, setidaknya 5 menit saja.

Andaikan saja hari ini Ka Elsa ada dirumah, pasti Kira tidak akan telat seperti hari-hari sebelumnya. Berhubung Ka Elsa sedang dalam proses research untuk judul skripsinya, jadi ia sedang di luar kota.

Beginilah rasanya tinggal di kota besar, setiap orang berlomba lebih cepat datang ke tujuannya. Apalagi jika itu adalah hari senin, untungnya hari ini hari rabu.

Hari ini Kira memakai bus kota untuk ke sekolah, berdesakan dengan para penumpang lainnya, beruntung Kira hanya harus bertahan kurang lebih 10 menit di dalam bus.

FIFTY FIFTY (50%)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang