% DIMULAI.

46 4 2
                                    

You are not the single type.
So, baby this the perfect time. I'm just trying to get you high. -I Feel It Coming


※※※

"Adelardo..kerjakan soal di depan!"

"Baik, Bu."

Laki-laki itu pun maju ke depan dengan membawa buku catatannya.

Adelardo Alvias Jenaro, siapa yang tak kenal dia?

"Ra, sumpah ya! Kalo gue jadi pacar dia, bahagia dunia akhirat deh," ucap Audy sedikit berbisik.

"Ya udah, pacarin sana. Lo kan jago gebet cowok," ketus Kira.

"Dia mah beda level nya, Ra. Level very hard!"

"Apaan, sih. Lebay lo haha," Kira tertawa kecil.

"Tuh earphone ada apanya ya? Kok si Ardo sampe nggak pernah lepas dari earphone itu,"
Audy yang kini memerhatikan earphone Ardo pun menjadi tak fokus pada pelajaran.

"Audy, Kerjakan soal selanjutnya!" panggil guru matematika.

"Hah? Ngh..iya, Bu."
Kira pun tertawa pelan melihat Audy yang panik,
"Ra, gimana nih, gue nggak bisa.." keluhnya pada Kira.
"Nih pake buku gue aja."
Audy pun membuang nafas lega, lalu berjalan ke depan kelas.

Ketika Ardo berbalik untuk kembali menuju meja nya, sekilas dia melihat Kira. Matanya tak luput memperhatikan setiap lekuk wajah Kira.
Cantik, fikirnya.

Kira yang 'pura-pura' tak sadar dilihat Ardo jadi gelisah,
Dia ngapain liatin gue, sih. Batinnya

Setelah kelas selesai, Kira dan Audy pergi menuju kantin.

"Ra, hari ini menu-nya enak enak ya," kata Audy riang.
Kira berdehem meng-iyakan.
Mereka duduk di bangku ujung dekat jendela kaca yang memberikan view lapang upacara.

"Nggak kerasa ya, bentar lagi kita lulus," kata Kira sambil melihat murid yang berlalu lalang di lapangan.
Audy yang akan menyuapkan makanan pada mulutnya, berhenti sejenak, dan ikut menoleh ke arah lapang.

"Iya, Ra. Gue seneng akhirnya lulus, tapi.. " Audy merubah ekspresi haru nya menjadi murung,
"sayang banget kita nggak punya pacar, padahal bentar lagi kan kita mau prom night" ucap Audy dengan nada yang lirih.

Tukk..

Satu pukulan pelan dari sendok mendarat dikepala Audy.

"Lo tuh ya, mikirnya cowok lagi cowok lagi! Belajar yang bener biar masuk univ yang lo mau." Kira terkekeh melihat kelakuan sahabatnya.

Audy memajukan bibir kecilnya, lalu kembali menyantap makan siang nya.

※※※

Pelajaran terakhir pun selesai, murid berhamburan keluar gerbang.

Aldi mengaitkan tangannya ke leher Zio,
"Yo, anterin gue, yuk!"

"Kemana?" jawab Zio

"Em..kalo gue kasih tau, gue nggak yakin lo mau ikut,"

"Ya udah, berarti jelas jawabannya, gue nggak mau."

FIFTY FIFTY (50%)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang