Hai cantik, apa kabar? Pasti kabar baik, ya.
Tadi aku liat story kamu di instagram, dan kamu makin cantik ya. Hehe. Aku ingin ketemu. Gak apa-apa kalau kamunya di sana ngerjain tugas, kamu cukup bekerja dengan apa yang harus kamu kerjakan. Aku hanya akan diam dan melihat bagaimana kamu bergerak, atau mengedipkan mata, atau bagaimana caramu membetulkan kaca mata, yang itu adalah bagus dan enak untuk dipandang.
Aku selalu mengandai-andai Fi, seandainya saja mataku bisa bekerja seperti halnya kamera. Bukan masalah autofokusnya, ya, mataku sudah lebih baik dari kamera. Maksudku yaitu bagian ketika aku melihatmu, aku bisa merekam dan menyimpannya dengan rapi untuk kemudian aku bisa melihatnya kembali bila aku ingin. Namun sayangnya, otakku tak bekerja seperti itu, kecuali aku hanya bisa mengenangnya dalam ingatan walau itu tak rinci, walau itu tak sedetail sebagaimana aku mau.
Oh ya, Fi, malam ini aku mencoba mengetik namamu di kolom pencarian di laptopku untuk mencari segala file yang berkaitan denganmu. Kemudian ketika aku mengklik enter, muncullah banyak hal di sana, semua tentangmu. Ada siluet, hatching, foto-foto, ada kamu sedang senyum, atau centil, manyun. Kemudian ada satu hal yang membuatku tertegun sejenak dan kemudian tertawa. Yaitu saat kutemukan videomu ketika SMA yang sedang bernyanyi. Itu aadalah dirimu dengan memakai semacam jaket berwarna pink, berjilbab putih dengan masih lengkap memakai seragam. Menyanyikan sebuah lagu 'Aku anak sekolah'. Kamu membuatnya beberapa tahun lalu, untuk ikut berpartisipasi lomba yang diadakan oleh Aliando. Haha. Oh ya, kamu dulu penggemar berat Aliando ya. Unch.
Aku jadi berpikir, jangan-jangan seleramu itu adalah lelaki setipe dengan Aliando atau sesiapa saja yang tampan begitu. Dipikir-pikir mah, aku jauh dari kata mirip seperti dia. Haha. Aduh, aku mah apa atuh Fi. Segini juga udah uyuhan, ya.
Maka, malam ini, kalau kamu menerimaku untuk menemani banyak harimu baik dalam dunia nyata dan dunia maya. Kemudian kamu tak peduli bahwa aku tak setampan Aliando, idolamu dulu itu, yang tampan itu, maka aku mau bilan: terima kasih. Terima kasih sudah mau menerimaku yang uyuhan ini, ya.
Tadi aku memutar videomu, dan entah kenapa aku ketawa menontonnya. Maaf ya. Tenang, videonya tak akan aku sebar. Akan aku simpan sendiri. Bila malam ini aku menontonnya lagi, ketahuilah, aku hanya sedang mengenang masa ketika kamu SMA, ketika aku juga dulu masih kuliah semester awal yang diam-diam mendownload dan menyimpan video ini. Video yang sekarang sudah tak ada di YouTube karena sudah kamu hapus sejak lama.
Mungkin kita akan merasa culun atau bahkan jijik bila melihat apa yang terjadi di masa lalu. Tapi kukira, bagaimanapun ini adalah kenangan yang ada, yang bisa kita terima. ;)
Hehe.
Bandung, 9 Mei 2017
![](https://img.wattpad.com/cover/108740918-288-k243662.jpg)
YOU ARE READING
Dear Refi Meidy
PoetryBila aku rindu, dan tak bisa menemuimu, maka aku menulis di sini. Anggap saja sebagai pengganti, anggap saja sebagai terapi.