Hai Fi, malam ini aku menulis ini dengan menggunakan smartphone sambil duduk di depan tv. Ada adik yang lagi nonton Upin dan Ipin.
Aku menulis di sini karena merasa bingung harus bagaimana, sebab kamu ada jauh di sana sedang sibuk. Yang kudapati balasan chatku dibalas singkat. Namun bukan itu yang jadi masalahnya. Masalahnya, aku rindu dan bingung harus bagaimana.
Oh ya, tadi pagi ketika di atas motor menuju Garut, dengan saudariku di jok belakang, aku merasa ada yang kurang. Merasa aneh saja, pulang ke Garut dengan motor namun tanpa ada kamu di sana.
Kemudian di sepanjang jalan pikiran banyak mengawang, aku banyak diam. Aku jadi ingat banyak percakapan-percakapan kita. Jadi ingat banyak hal tentang kita kemudian ada timbul tanya: bagaimana rasanya hidupku tanpa ada dirimu? Aku merasa itu adalah bukan sesuatu yang mudah. Rasanya aku akan merasa hilang sebagian. Merasa tidak mau. Aku merasa bahwa aku harus menyayangi dan menjagamu.
Malam ini, aku juga tak akan menulis panjang, aku hanya mau bilang bahwa aku rindu kamu. Tahu gak salah satu pemicunya apa? Yaitu, ketika aku tadi sedang bersandar dan bermain game, aku mencium wangimu. Kemudian aku mencari sumber itu yang kutemukan ada menempel di sela-sela helm yang biasa kamu pakai. Aku terpenuhi. Jadi makin inget kamu Fi. Jadi makin rindu. Jadi ngerasa semacam ingin menangis tapi gimana ya... Kalau kamu pernah merasakan hal yang sama, kamu pasti tahu bagaimana ini rasanya, Fi.
***
Kalau malam ini kamu lebih ingin istirahat daripada merindukanku, Fi, itu gak apa-apa. Cinta memberi tanpa diminta.
Baik-baik di sana yaaa, selamat istirahat.
![](https://img.wattpad.com/cover/108740918-288-k243662.jpg)
YOU ARE READING
Dear Refi Meidy
PoesíaBila aku rindu, dan tak bisa menemuimu, maka aku menulis di sini. Anggap saja sebagai pengganti, anggap saja sebagai terapi.