Prolog

6.4K 465 18
                                    

Suara decitan sepatu olah raga menggema di sepanjang lapangan indoor, tak lupa sorak sorai dan yel-yel dari para pemandu sorak menambah kemeriahaan.

Semua mata para pengunjung dan pendukung tertuju pada tengah lapangan yang menyuguhkan pertandingan tim bola basket putra yang kini tertinggal dua poin di sisa menit terakhir. Lawan dari SMA Swasta Kirin tidak bisa diremehkan, mereka unggul dalam tinggi badan dan tekhnik.

Tapi derapan kaki seorang pemuda dengan peluh menerjang, merebut bola dan memasukkan tiga poin di saat terakhir pertandingan usai. Membawa kemenangan dan teriakan gembira.

Pemuda itu Uchiha Sasuke tersenyum ketika para kawan satu timnya berlari menerjang dan memberikan pelukan kemenangan. Iris Sasuke sedikit melirik ke bangku penonton, melihat seorang gadis yang juga tengah berteriak senang akan kemenangannya.

"Selamat atas kemenangannya."
Sasuke menoleh ke sumber suara, melihat gadis yang diliriknya tadi tengah menyodorkan sebotol air mineral. Sasuke menerimanya tanpa banyak bicara, meneguk hingga tandas.

Tak ayal pemandangan itu membuat ruang ganti yang masih dipenuhi oleh teman satu tim Sasuke bersorak.

"Kalian sudah resmi pacaran? Wow!"

Sasuke hanya berdecak tak senang, melemparkan tatapan tak suka pada semua temannya yang masih memperhatikan.

"Kalian serasi kok." Tenten sang manager masuk dengan membawa beberapa handuk untuk semuanya. "Wajahmu merah loh." Tenten terkekeh.

"Hentikan." Sasuke mulai terlihat agak sebal. "Tidak mungkin aku menyukai gadis seperti dia."

Ucapan Sasuke tak ayal membuat satu ruangan tiba-tiba hening, membawa atmosfir buruk ke dalam ruangan.

Gadis itu masih diam, namun dapat ditebak kalau kekecewaan tercongkol di dadanya.

"Hehehe... Kalian terlalu memuji, Uchiha-san punya selera yang tinggi. Jadi tidak mungkin dia menyukaiku."

"Kalian dengar?" Jelas Sasuke cepat.

Tak ada yang mau merespon, mereka masih memandang prihatin pada gadis itu.

"Ah baiklah, sebaiknya aku kembali." Gadis itu pergi, dengan sebuah senyuman canggung.

"Kau keterlaluan Sasuke, setidaknya jangan menyakitinya seperti itu bila kau tidak suka."

Sasuke mengelap keringatnya, "Dia tidak pernah pergi, seperti anak ayam."

"Kau yakin tidak apa-apa tanpa dia?" Tanya Tenten penuh tekanan.

"Siapa peduli? Besok dia pasti akan datang seolah tak terjadi apa-apa."

Tanpa mereka semua tahu, gadis malang itu masih di sana, menguping di balik pintu ruangan yang sedikit terbuka.

Tanpa kata, gadis itu hanya menangis di sana, dengan sebuah senyuman tipis yang tersisa.

Namun Sasuke bahkan tidak tahu bahwa esok, gadis itu tidak lagi datang ke sekolah...

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang