2. Teka-Teki

4K 411 41
                                    

"Namaku Ootsuki."
Sasuke masih merasa tak percaya, marga itu jelas bukanlah marga Hinata yang dikenalnya. Tapi rasanya Sasuke tak asing dengan marga itu. Dimana dia pernah mendengar nama itu?

"Ootsuki?" Itachi mengerutkan alisnya, tampak sedikit berfikir. "Untuk apa kau menanyakannya?"

"Haruskah aku bilang alasannya?"

Itachi tersenyum di balik meja kerjanya, tak biasanya adiknya itu penasaran pada seseorang. Apa adiknya itu tertarik pada Ootsuki? Toneri? Apa gosip adiknya gay itu benar?
Itachi langsung bergidig ketika kemungkinan itu singgah di otaknya. Akan lebih baik kalau Sasuke playboy dibandingkan gay.

Itachi menghela nafas, mengakhiri pikiran liar yang terus melintas di otaknya.

"Mereka kolega Ayah juga, dan di bidang kesehatan, mereka saingan kita. Rumah sakit Ootsuki menjadi Rumah Sakit terbaik di Jepang, lalu milik kita."

"Jadi apa mereka punya anak perempuan yang mirip sekali dengan keluarga Hyuuga?"

"Kau tidak tahu?" Itachi mengernyit. "Ootsuki dan Hyuuga itu satu klan. Seperti kakak beradik."

Itachi meletakkan map yang sejak tadi hanya dipeganginya. "Yang kutahu mereka tidak memiliki anak perempuan."

Sasuke tampak frustasi, adik kecilnya itu langsung membiarkan punggungnya menyandar pasa sofa, membiarkan wajahnya mendongak memandang langit-langit kantor berwarna gading.

"Apa sesuatu terjadi?" Itachi bertanya tapi Sasuke masih membisu. Mungkin adinya itu tak mendengar pertanyaannya.

Itachi teringat, Hyuuga? Klan yang cukup berpengaruh, dulu. Yah dulu. Itachi ingat betul betapa ketat dan tradisionalnya klan itu. Penuh dengan adat istiadat Jepang kuno. Di mana semua klan mulai mengikuti jaman, hidup mewah ala barat. Hyuuga memegang teguh prinsip leluhur yang lama ditinggalkan.

Beberapa tahun lalu klan itu terpecah karena mulai adanya pemberontakan klan bawah kepada klan atas.

Perusahaan mereka juga mulai dijual dan selanjutnya mereka menghilang begitu saja.

Hinata Hyuuga ya? Bukankah dia gadis pemalu yang selalu membuntuti Sasuke? Gadis manis itu lama tak terlihat juga, mungkin ikut menghilang bersama yang lain.

"Apa sesuatu terjadi di pesta Sasuke?"

Mendengar kata pesta membuat Sasuke kehilangan lamunan. Menghela nafas sebal, Sasuke menanggapi. "Bukan urusanmu!"

Itachi tertawa. "Oh, ini tentang Nona Hyuuga? Bagaimana kabarnya?"
Itachi penasaran, terlebih ketika melihat Sasuke tak seperti biasanya.

Sasuke mendecih, menyadari tatapan menggoda kakaknya.

"Itachi nii..." yang dipanggil hanya mengatakan hm. "Di mana keluarga Hyuuga sekarang? Mereka bangkrut? Aku tidak pernah lagi mendengar marga itu."

Itachi terdiam. Entah, Itachi juga tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga itu. Bertahun-tahun berlalu yang hanya menyisakan kabar burung yang entah kebenarannya. Tidak ada yang ingin tahu, tepatnya tidak ada yang berani mencari tahu. Hingga marga itu seolah terlupakan dengan berjalannya waktu.

"Aku tidak tahu, mereka benar-benar menghilang begitu saja..."

Sasuke membenarkan dalam hati. Begitu juga dengan Hinata. Dia hilang begitu saja.

***

"Hinata tidak masuk sekolah ya?"

Sasuke mendengarkan. Sudah satu minggu lebih gadis itu tidak datang ke sekolah. Apa dia sakit? Atau mungkin...

Mungkin gadis itu menyendiri karena kejadian di ruang ganti kemarin.

Apa Hinata sudah menyerah?

Sasuke membuang jauh-jauh pikiran yang terlintas di otaknya. Gadis itu menyerah? Oh jangan bercanda! Hinata itu cinta mati pada Sasuke. Sejak mereka kecil, bahkan gadis itu seperti hantu yang mengikuti Sasuke.

Hinata tidak akan semudah itu menyerah padanya kan? Tidak mungkin...

"Sepertinya Hinata pindah sekolah ya?"

Sasuke terusik. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas akan diadakan. Hinata? Gadis itu berarti sudah lima bulan meninggalkan sekolah.

Hati Sasuke tak nyaman. Semenjak Hinata menghilang, banyak fans yang merangsek masuk ke ruang ganti tim basketnya. Terlalu banyak barang, terlalu berlebihan, terlalu berisik. Mereka meneror Sasuke tanpa ampun.

Tidak seperti Hinata yang kalem dan penurut. Fans Sasuke yang sekarang benar-benar merusak mood dan hari Sasuke.

"Apa Hinata benar-benar pindah Sekolah? Apa dia juga tak lagi bermukim di sini?"

Sasuke mendelik pada Tenten yang bertanya sambil membagikan air mineral. Menatap Sasuke meminta penjelasan.

"Sasuke, dia benar-benar tidak menghubungimu?" tanya Tenten sambil berdecak pinggang.

"Aku tidak tahu."

"Ini pasti karena hari itu kau menyakitinya!" Geram Tenten marah. "Tidak aneh kalau dia pergi! Kau keterlaluan padanya!!"

Benarkah?

Sasuke menatap tajam Tenten. "Dia tidak akan menyerah semudah itu."

Cintanya sangat besar padaku. Lebih dari aku.

"Percaya diri sekali." Ejek Tenten. "Kuharap Hinata mendapatkan yang lebih baik darimu!!" Teriak Tenten sambil meninggalkan Sasuke yang masih duduk tanpa meminum air mineral yang dibawa Tenten.

Tidak ada yang lebih baik dariku.

***

Maaf karena keterlambatan... dan terima kasih karena masih mau membaca cerita Ritsu... SeeU minna 😄😄😄🙏🙏🙏

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang