*********Sathiya terbangun dari pingsannya. Kini ia sudah berada didalam kamarnya dan sedang ditunggu oleh Rangga. Melihat Sathiya terbangun, Rangga pun tampak senang. Ia segera membantu Sathiya yang ingin bangun dari posisi tidurnya.
"Kepala gue pusing banget" ucapnya sambil memegang keningnya yang diperban.
"Anaknya nyonya Maeva emang bandel banget ye. Bisa-bisanya tuh anak maenin guci dan ngelempar guci sampe kena kepala lo. Emang tuh guci dipikirnye bola kali yee. untung lo nggak gagar otak" gerutu Rangga yang khawatir pada Sathiya.
"Siapa yang bawa gue kesini ?" tanya Sathiya.
"Siapa lagi kalo bukan tuan Navin. Lo kan pingsan dipelukan tuan Navin. Gaya lo udah kaya Jodha sama Jalal aje" celetuk Rangga dengan gayanya yang ceplas ceplos.
"Hah ..?? tu,tuan Navin ?" Sathiya syok.
"Yaelah biasa aje keles. Kok kaget gitu lo ?" protes Rangga.
Sathiya terdiam. Entah kenapa hatinya senang sekali setelah mendengar bahwa Navin yang membawanya kekamar ini. Itu berarti tadi tuan Navin Chandra menggendong tubuhnya. Hmm, membayangkannya saja terasa begitu menyenangkan.
"Ya ampun. Gue kenapa sih. Kenapa gue jadi punya perasaan kaya gini sama tuan Navin. Aduuh, Sathiya lo nggak boleh begini. Tuan Navin kan udah punya istri" batin Sathiya.
"Woy, Sathi. Lo kenapa sih ?"
"Hah ? emang gue kenapa ?"
"Ngapain lo ngelamun ? Lo pasti lagi ngebayangin cowok seganteng tuan Navin ngangkat tubuh lo. Iya kan ? hayo ngaku"
"Issh, apaan sih lo ngga .."
*********
Beberapa Hari Kemudian ....
Sathiya sudah merasa baikan meski perban masih menempel dikepalanya. Ia pun memilih untuk kembali bekerja. Saat ini nyonya Maeva memanggilnya untuk datang kekamar beliau. Sathiya segera datang. Sampai disana, ia bertemu dengan Ricard, bocah yang menimpuknya pakai guci.
"Nyonya .." Sathiya menghadap Maeva.
"Kamu udah mendingan ?" tanya Maeva. Sathiya mengangguk pasti.
"Ricard. Ayo minta maaf sama kak Sathi" perintah nyonya Maeva kepada anaknya.
Ricard si mungil yang menggemaskan itu menghampiri Sathiya. Dia berkata maaf dengan gaya polosnya. Sontak tawa Sathiya pecah, ia tak bisa marah pada bocah selucu ini. Dengan senang hati, Sathiya pun menerima permintaan maafnya.
"Nyonya, hari ini nyonya keliatan seneng banget. Ada apa sih ?" tanya Sathiya yang sejak tadi melihat ada guratan kebahagiaan yang terpancar dari nyonya Maeva. Istri kedua dari tuan Hikmal itu tersenyum.
"Lagi-lagi Soraya kalah dari aku" ucapnya.
Sathiya terdiam. Batinnya bergeming bosan dengan hal ini. Ya, persaingan antara Maeva dan Soraya benar-benar membuat Sathiya merasa bosan. Mereka tidak pernah akur, ada saja hal-hal tidak mengenakan terjadi diantara mereka berdua.
"Maksud nyonya ?"
"Kamu tau Sathiya ? Semalem, mas Hikmal bilang bahwa Ricard adalah satu-satunya pewaris Avon Estee. Dia menjanjikan hak waris itu untuk anak aku. Sekarang, kamu bisa liat kan Sathiya ? Aku menang dari Soraya. Perempuan angkuh itu kalah dari aku. Anaknya nggak akan dapat apapun dari mas Hikmal" ungkap Maeva yang begitu bangga dan bahagia karena ia merasa telah menang dari saingannya yaitu Soraya.
"Dulu, ketika aku pertama kali masuk kedalam rumah ini. Soraya bilang, aku nggak akan dapat apapun. Tapi sekarang hasilnya dialah yang nggak bakal dapat apapun dari mas Hikmal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Biasa
RomanceKisah cinta gadis cantik yang ambisius bernama Sathiya Mahira. Yang rela melakukan apapun demi mendapatkan segalanya, cinta dan kekuasaan.