Sathiya Mulai Berani

26 6 2
                                    

**********

Satu Bulan Berlalu ..

Luka diwajah Sathiya sudah benar-benar hilang. Ia pun sudah kembali bekerja. Masalah penganiayaan tersebut telah ditutup tanpa adanya penyelesaian apalagi keadilan. Lihat saja, Soraya masih bisa bebas kesana kemari meski ia telah bersalah.

Hari ini, Hikmal dan Maeva akan kembali dari liburan mereka. Sathiya yang merasa telah diperlakukan tidak adil itu pun berencana untuk memberitahu mereka soal kasus ini setelah mereka kembali. Ia ingin menuntut perlindungan yang dijanjikan Maeva kepadanya.

"Menurut tuan gimana ?" tanya Sathiya kepada Navin.

Saat ini mereka berdua sedang berada ditaman belakang rumah. Navin sengaja mengajak Sathiya kemari untuk ngobrol berdua. Ya, akhir-akhir ini keduanya kerap kali mencuri waktu dan kesempatan untuk ngobrol berdua.

"Sebaiknya gak perlu, masalah ini udah ditutup dan aku harap mas Hikmal gak usah tau masalah ini. Kalo sampe dia tau, kasian juga mbak Soraya, selama ini dia udah gak dapet perhatian dari Mas Hikmal dan .."

Navin terdiam ketika matanya melihat ada rona kesedihan diwajah Sathiya. Ia merasa bingung, mengapa Sathiya bersedih. Apa perkataannya barusan menyinggung perasaan Sathiya ?

"Orang miskin dan gak berkuasa seperti aku memang susah dapetin keadilan" sindir Sathiya.

"Hmm, Sathi. Maksud aku bukan ..."

"Maaf tuan. Saya masih banyak kerjaan"

Sathiya pun berdiri dan pergi meningalkan Navin. Navin menatap kepergian Sathiya dengan perasaan bersalah. Ya, ia menyadari bahwa ia telah melukai perasaan Sathiya. Namun apa mau dikata, ia memang tidak setuju kalau Sathiya berancana untuk memberitahu Maeva dan Hikmal tentang kasus penganiyaan ini.

***********

Sathiya masuk kedalam dapur. Ia kesal sekali dengan Navin, ia pikir Navin akan ada dipihaknya. Ternyata pemikirannya itu salah, Navin belum sepenuhnya berpihak pada Sathiya. Sesampainya didapur, ia bertemu dengan sahabatnya yaitu Rangga. Rangga pun langsung mengatakan kepada Sathiya bahwa Sathi dipanggil oleh nyonya Ira untuk datang ke kamar beliau. Sathiya lekas menuju kesana.

"Sathiya, silahkan duduk"

Nyonya Ira mempersilahkan Sathiya untuk duduk di sofa putih yang ada dikamar majikannya itu. Sathiya menurut saja. Entah kenapa nyonya Ira tampak baik sekali didepannya.

"Ada apa ya nyonya ?" tanya Sathiya.

Tanpa berbasi-basi nyonya Ira langsung memberi peringatan pada Sathiya agar Sathi tidak memberitahu masalah ini kepada Maeva terutama pada Hikmal. Karena seluruh anggota keluarga sudah sepakat untuk menyimpan rapat masalah ini. Dan lagi-lagi tujuannya sama, yaitu untuk menyelamatkan Soraya dan agar Soraya tidak makin diacuhkan bahkan dibenci oleh Hikmal. Mengingat, tindakan Soraya itu ada kaitannya dengan Maeva.

"Jadi, kamu harus tutup mulut. Kamu paham Sathiya ?" tanya nyonya Ira.

Sathiya terdiam. Ia makin begitu marah dengan perlakuan keluarga ini yang begitu tak menghargainya. Ia ingin Soraya dihukum karena ia hampir mati pada waktu itu. Tapi, hanya karena yang menjadi korban merupakan seorang pelayan. Bisa-bisanya keluarga ini kompak untuk menutupi masalah tersebut.

"Sathiya ? kamu paham ?"

"Paham nyonya .." jawab Sathiya.

"Bagus, Kalo kamu berani melanggar, saya buang kamu dari rumah ini. Sekarang kamu boleh pergi" perintah nyonya Ira.

Sathiya mengangguk, ia pun pergi. Namun didalam hatinya ia sudah menyimpan sebuah rencana. Rencana yang telah ia siapkan jauh sebelum nyonya Ira mengancamnya.

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang