Sathiya dan Soraya

27 7 5
                                    

**********

Soraya duduk termenung didepan cermin. Matanya bengkak karena habis menangis. Ia menangis setelah ia mendengar bahwa besok Maeva dan putranya akan diajak liburan ke Eropa, Soraya terus-menerus menangis didalam kamar. Ia begitu tersakiti dengan perlakuan suaminya yang sangat tidak adil kepada dirinya dan juga putrinya.

"Mama .." Nabila datang menghampiri ibundanya.

"Iya sayang ?" Soraya lekas menyeka air matanya.

"Kata Ricard besok dia bakal pergi liburan sama papa. Kok kita nggak sih mah, kenapa papa nggak ngajak kita juga ?" tanya Nabila dengan polosnya.

Soraya langsung memeluk tubuh putrinya dan kembali menangis. Nabila yang polos itu memang belum mengerti dengan konflik yang mendera hidup sang ibunda.

**********

Navin memerintahkan Rangga untuk pergi karena ia ingin bicara dengan Sathiya. Rangga pun pergi, kini hanya ada Navin dan Sathiya saja yang berada di teras dapur. Sathiya bingung kenapa Navin ingin bicara berdua dengan dirinya.

"Ada apa tuan ?" tanya Sathiya.

"Kamu terima ini ya .."

Navin menyerahkan sebuah gelang tangan yang terbuat dari perak. Sontak, Sathiya terkejut. Ia bingung kenapa Navin memberikannya sebuah gelang. Entah kenapa Sathiya mendadak gelisah, ia takut kalau nanti ada seseorang yang melihat Navin memberikan barang kepada dirinya.

"Tapi tuan, saya .."

"Ayo ambil, anggap aja ini sebagai hadiah dari aku untuk kamu"

"Tapi .."

"Sathiya. Ini perintah ..!! terima gelang ini .." tegas Navin seolah memberi perintah.

Sathiya bingung, namun apa boleh buat. Ia harus menerima gelang ini sebagai penghormatan karena Navin adalah majikannya. Jika dipikir, ini kan hanya sebatas gelang. Kenapa Sathiya harus takut menerimanya, toh tidak ada yang tau.

"Makasih ya tuan .." ucap Sathiya setelah ia menerima gelang itu.

Navin mengangguk. Dan untuk kesekian kalinya, Navin kembali mengelus lembut kepala Sathiya sambil memberi senyuman lirih kepada Sathiya. Ya, perasaan itu kembali datang, Sathiya merasa ada getaran aneh yang dirasakan setiap kali ia melihat senyum yang tampak dari wajah Navin.

*********

Keesokan Harinya ...

Maeva dan Ricard sudah pergi liburan bersama Hikmal. Maeva mempercayakan kamarnya kepada Sathiya. Ia hanya memperbolehkan Sathiya yang memegang kunci kamarnya. Yaa, selain menjadi pelayannya, Sathiya pun telah menjadi kepercayaannya Maeva. Itu sebabnya, Soraya ingin sekali memanfaatkan Sathiya untuk menghancurkan Maeva yang telah dianggap sebagai musuhnya.

"Yunita .." Soraya menghampiri Yunita yang sedang menemani putrinya.

"Iya nyonya ?"

"Bawa Nabila main, dan sebelum itu, panggil Sathiya untuk menghadap saya" perintahnya.

Yunita pun mengangguk dan lekas menjalankan perintah dari nyonya Soraya.

**********

Sathiya terkejut ketika ia mendengar bahwa ia dipanggil oleh nyonya Soraya. Ia merasa takut, namun ia teringat sesuatu. Sebelum Maeva berangkat liburan, Sathiya sempat bercerita mengenai penyuapan yang dilakukan Soraya.

#FlashBack

"Jadi dia nyuap kamu ?" tanya Maeva.

"Iya nyonya. Saya takut. Tolong lindungin saya" pinta Sathiya.

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang