Cinta yang mulai tumbuh

39 7 5
                                    


**********

Aluna terbangun. Ia terkejut ketika tau kalau Navin tidak ada didalam kamar. Ia segera bangun dari tempat tidurnya dan pergi keluar untuk mencari sang suami. Ketika sedang berjalan menuju ke lantai bawah, Aluna bertemu dengan Soraya.

"Mbak Soraya ?" sapa Aluna dengan sopan.

"Kamu belum tidur ?" tanya Soraya basa-basi.

"Tadi sih udah tidur, tapi kebangun. Mbak tau gak Navin pergi kemana ?" tanya Aluna kepada Soraya. Soraya menggeleng. Ya, ia memang tidak melihat kepergian Navin dan Sathiya yang baru pergi sekitar 30 menit lalu.

"Mbak nggak liat tuh. Navin gimana sih, pergi kok gak bilang-bilang sama istrinya"

Aluna tersenyum. Navin memang seperti itu, meski Aluna merupakan istri sahnya namun Navin tidak pernah menyapa atau memperlakukan Aluna layaknya seorang istri. Bisa dibilang, Navin selalu bersikap cuek kepada Aluna.

"Nyonya .." Yunita datang. Dialah sang pelayan pribadi Soraya.

"Mana Sathiya ? saya kan nyuruh kamu manggil dia" tanya Soraya.

"Sathiya nggak ada dikamarnya. Dia pergi sama tuan Navin, katanya sih ngajak Ricard jalan-jalan" jawab Yunita.

"Apa ? pergi sama Navin ??" Aluna terkejut.

Soraya dan Yunita memperhatikan wajah Aluna yang berubah kesal. Mereka paham, mungkin Aluna kesal karena Sathiya pergi bersama suaminya. Aluna yang merasa jengkel itu pun langsung pergi dan masuk ke kamarnya.

"Dia kenapa nyonya ?" tanya Yunita.

"Cemburu kali. Aneh, cemburu kok sama pelayan" sindir Soraya.

*********

Navin mengajak Ricard dan Sathiya pergi ke taman kota. Hampir satu jam mereka berada disana. Kini, Ricard mulai lelah. Ia meminta untuk pulang. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Ketika ditengah perjalanan, Ricard tertidur di jog bagian belakang. Suasana didalam mobil pun menjadi sepi setelah Ricard tertidur Padahal tadi, suasana di dalam mobil begitu menyenangkan ketika Ricard belum tertidur lelap.

"Sathi .." Navin memecah keheningan.

"Hmm, iya tuan ?"

"Asal kamu dari mana ?" tanyanya.

Sathiya terdiam. Ia menundukan wajahnya. Mendengar pertanyaan itu, memori pahit yang pernah dialami Sathiya kembali berputar. Dan Sathiya sangat membenci hal seperti ini. Navin melihat kegelisahan yang tampak dari wajah Sathiya. Ia bingung, apa pertanyaannya salah ? pikirnya.

"Kamu kenapa ?" tanya Navin

"Kok kamu keliatan sedih gitu. Memangnya ada apa ?" imbuhnya.

"Saya benci setiap kali saya ingat sama kampung halaman saya" ungkap Sathiya.

"Kenapa ?"

#Flashback ...

"Aldi. Mana ponakan lo ? serahin sekarang juga .."

bentak seorang rekan judi Aldi pamanya Sathiya yang dulu dikenal dengan Mahira. Rona frustasi tampak jelas dari wajah pria paruh baya itu. Beberapa orang yang menyaksikan perjudian itu tertawa. Sebut saja rekan judi Aldi itu bernama Rizal. Dialah seorang bandar judi terbesar di daerah situ.

"Mana ponakan lo hah ?" tanya Rizal kembali.

"Bang, jangan bang. Saya ganti pake uang aja ya. Tolong jangan bawa Mahira bang, kasian dia" pinta Aldi yang memohon agar Mahira tidak dibawa oleh Rizal. Aldi paman kandung Mahira tersebut baru saja kalah dalam permainan judi dan dalam permainan tersebut, Mahira lah yang menjadi taruhannya.

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang