Cute Moment

50 8 1
                                    

"FANDY!!!! I am coming" teriak Ana dan Caca dengan seringaian mengerikan.

"Tamat lo Fan, abis ngapain Ana lo?" pekik Rama.dari depan pintu kelas.

"Mampus gue. Macan kemari lagi" teriak Fandy frustasi sekaligus menyesal membohongi Ana.

"Fandy!!!! Ganteng banget sih!! Sini deh ikut gue, gue ada URUSAN sama lo!!!" ucap Caca dengan nada penuh penekanan dan memaksa.

"Ampun Can...eh Ca maksud gue"

"Lo keluar atau gue colok?" ancam Ana horor.

"Okay santai...slow kagak usah gitu juga ekspresi lo" jawab Fandy gelagapan.

Fandy jalan mengikuti Ana dan Caca seperti anak ayam yang mengekor pada induknya. Dirinya telah pasrah bila berurusan dengan perempuan.

"Kita masih punya belas kasihan sama lo. Makanya sekarang kita tuntasin masalah kita sekarang juga" bentak Ana sangar mengawali eksekusinya kepada Fandy.

Sepersekian detik Fandy mulai teriak kesakitan. Saat ini Ana dan Caca tengah menjambak rambutnya ganas. Dari ekspresi Ana dan Caca, bisa dipastikan mereka benar-benar menikmati melakukan penyiksaan ini.

Sesekali terdengar suara Fandy yang meminta tolong pada teman-temannya. Salah apabila ia meminta bantuan saat ini, pada kenyataannya ia justru menjadi bahan tertawaan teman-temannya.

"Aduhh!!! Ampun!! Please!!! Nggak bakal gue ulangin lagi!!! Masyaallah ini rambut gue udah mau botak" teriak Fandy meminta ampun.

"Salah siapa lo cari gara-gara sama kita. Masih untung lo botak, kita tadi kepikiran buat narik kepala lo sampe copot" seru Caca gemas.

Setelah puas menyiksa Fandy, mereka segera masuk ke kelas meninggalkan Fandy dengan rambut yang awut-awutan.

"Kali ini lo selamat!! Awas aja lo resek lagi." Ancam Ana puas.

Tanpa mereka sadari, William kini tengah melihat aksi liar Ana dan Caca dari kejauhan. William tidak bisa menahan tawanya melihat Fandy yang disiksa oleh Ana dan Caca. William tidak habis pikir akhirnya ada seseorang yang bisa membohongi Ana. Menurutnya, Ana bukanlah tipe orang yang mudah dipengaruhi. William sama sekali tidak memahami betapa khawatirnya Ana apabila hal tersebut benar terjadi kepada William.

William masuk ke kelas dengan ekspresi tanpa dosa. Ana merutuki dirinya kesal telah mempercayai perkataan Fandy. Saat ini dia benar-benar malu harus bertatap muka dengan seorang William. Ia sangat yakin setelah ini ia akan menjadi bahan ejekan William.

"Cielah...yang abis mempermalukan diri sendiri" sindir William menggoda Ana.

"Kampret lo!!!" pekik Ana sembari melotot.

Belum saja Ana menduha, kini William benar-benar menghinanya habis-habisan.

"Seharusnya gue ngerekam kejadian dilapangan tadi, pasti seru."

"William!!!" bentak Ana menunjukkan kepalan tangannya.

"Kenapa? Mau jambak rambut gue juga?" ejek William penuh kemenangan.

"Lo lihat?"

"Menurut lo?" seru William dengan tampang menang.

"Resek banget sih lo!!!" pekik Ana malu setengah mati.

***

Pelajaran Matematika dimulai. Seluruh murid serentak menunjukkan ekspresi malas mereka. Suasana kelas menjadi mencekam seketika tatkala Bu Dewi memasuki kelas. Guru killer yang satu ini telah berhasil membuat keadaan kelas yang semula gaduh menjadi hening dalam sekejap.

AWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang