Ella's Delapan

166 16 35
                                    

I don't want to be your first,
But, I must to be your last and we get together.


"SAMM!!!"

Ella terus-terusan berteriak keras hingga membuat siswa-siswi lain yang masih berada di koridor menatapnya aneh.

"Awww monyet-kupret!!" Teriak Sam.

Ella menggigit tangan Sam hingga membuat Sam terhentak. Ella berhasil lolos dari gendongan maut Sam dan langsung bergegas menendangnya (lagi).

Sam meringis kesakitan sambil memegang lututnya.
"Aishh, gile! Bisa diamputasi beneran ini gue, La."

Ella pergi dengan kesal meninggalkan Sam tanpa pamit sepatah kata pun. Dari kejauhan, Sam tersenyum kecil atas aksinya tadi.

🐝🐝🐝

Hari Rabu berjalan seperti biasanya, diisi oleh mata pelajaran serta guru yang sangat amat membosankan.

Biologi, emang selalu bikin ngantuk.

Ella dan Lisa berada di kelas XI-IPA(2). Mereka terbilang siswi yang cukup pintar, hanya pribadi mereka saja yang sangat pemalas. Kebiasaannya? Sering kali mencontek lembar jawaban teman.

Ella menguap berkali-kali ketika memperhatikan sang guru menerangkan di papan tulis.

Bukan karena rajin, tapi sebagai tanda apresiasi saja bahwa di depan matanya ada seorang guru yang harus dihormati. Lagipula, apabila kita tidak memperhatikannya, Ia akan berubah menjadi macan yang siap menerkam mangsanya dengan berbagai jurus pertanyaan.

Lisa mendorong bahu Ella pelan, "Woy, ngantuk banget gue. Perasaan semalem gue udah tidur 10 jam dah. Apa ini emang kutukan dari Biologi? Yang slalu membuat anaknya bosan dan mengantuk ketika pelajaran?" Ocehnya tanpa henti.

Ella membenarkan posisi duduknya sembari mengusap matanya yang basah dikarenakan terlalu banyak menguap,
"Mending disuruh ngerjain matematika 20 nomor ini mah. Gila, setiap gue nengok jam cuma lewat 5 menit, padahal gue udah berasa sejam lebih duduk disini." Gerutunya kesal.

"Kenapa Bu Dewi ngga pernah absen aja sih?" Tanya Lisa kesal.

#KNOCK-KNOCK

Seisi kelas termasuk Bu Dewi pun terdiam mengarahkan pandangan ke pintu kelas. Terpampang jelas wajah penasaran diantara mereka terhadap siapa sosok dibalik pintu.

Pintu kembali diketuk,
"BU IWED, TANYA DONG "SIAPA YA?" GITU, BU" Pintanya sembarangan.

Bu Dewi pun menggelengkan kepalanya dan mengikuti instruksi itu.
"Siapa ya?" Tanyanya.

"Samudra, Bu" jawabnya polos.

"Samudra?" Tanya Bu Dewi heran.

"Samudra yang siswa ganteng itu, Bu. Sekarang jadi pacarnya Ella. Ibu jangan naksir saya lagi yaa, nanti Ella cemburu lhoo" teriaknya lantang.

Lantas seisi kelas tertawa akibat ulah Sam barusan. Terkecuali Ella yang merasa terusik oleh kedatangannya.

Bu Dewi membuka pintu kelas untuk mempersilahkan anak sableng ini masuk. Suka-suka dia deh, nggak heran sama kelakuannya.

Sam masuk mengenakan seragamnya yang setengah berantakan dibalut dengan sweater berwarna abu-abu. Oh Tuhanku, gantengnya makhluk ciptaanmu ini.

"Hai Ella, kesayangannya Sam." sapanya di hadapan seluruh murid.

Lisa terlihat spechless melihat Sam yang datang menghampiri Ella hanya untuk hal-hal yang nggak penting.

Berbanding terbalik dengan Ella yang terlihat sebal karena diganggu oleh lutung kasarung satu ini.

Sam melambai-lambaikan tangannya, "Ellaa! Hei? Belajar yang bener ya La, nanti kita married abis itu bikin 10 anak. Nah, salah satunya kita kasih nama Samuella, lucu kan?" Cerocos Sam asal.

Seisi kelas lagi-lagi tertawa karena ulah yang dilakukan Sam, membuat Ella malu setengah mati.

Sam kembali berbalik ke arah Bu Dewi, "Bu Iwed, masa saya dikacangin sama Ella, Bu. Tolongin saya dong" pintanya memelas.

Bu Dewi pun sedari tadi merasa terganggu oleh hal ini, "Samuel dan Ella, kalian selesaikan urusan kalian di depan. Jangan malah mengganggu kelas saya. Dan Samuel stop mengubah nama saya!" Ucapnya tajam menyebabkan seisi kelas kembali hening.

Ella terlihat kesal dengan menghentakkan kakinya dan buru-buru keluar dari kelas, juga disusul oleh Sam.

"Bu Iwed, makasih yaa udah bantu Samuelmu yang ganteng ini. Fighting, Bu!" Balasnya sembari meninggalkan kelas.

ELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang