Ella's Sembilan

198 16 15
                                    

Dunia ini penuh sama kesedihan dan air mata. Tapi kalo lo nggak cuma fokus dengan luka, ada banyak hal indah yang selama ini lo lewatin.

Photo : casting Calvin
Nb : kalo gasuka sama castingnya, jangan diliat yaa!!😉


Ella menghentakkan kakinya sebal.
"Mau lo apa sih, Sam? Doyan banget gangguin gue. Dasar buaya darat!" Cerocosnya kesal.

Sam terdiam sejenak, lalu Ia tersenyum dan mengacak-acak rambut Ella,
"Nggak bermaksud begitu kok, La. Cuma mau kenal lebih deket sama lo aja. Boleh?"

Ella melipat kedua tangannya di depan dada, "nggak." Jawabnya.

Ngga tertarik kenalan sama cowok yang doyan nemplok sana sini, mentang-mentang ganteng.

🐝🐝🐝

Ella pergi meninggalkan Sam dengan langkah tergopoh-gopoh. Berharap Sam tidak mampu menyamakan langkah kakinya, bahkan kalo bisa Sam berhenti untuk mengikutinya.

Dan akhirnya doanya terkabulkan, Sam menghilang. Bahagia woy, mau tumpengan rasanya.

"Ehh sorry" ucap seorang cowok yang kini tanpa sengaja menabraknya dari arah depan.

Ella membenarkan gaya rambutnya yang berantakan, "Iya, gapapa."

Bukan, bukan ganjen karena ditabrak cowok ganteng. Rambut gue acak-acakan gara-gara dibelai Samuel. Ralat, diacak-acakin.

"Ella, ya? Kenalin gue Calvin."

Gue nggak nanya loh padahal?

Ella pun termangut-mangut menanggapi kata Calvin barusan, "iya, salam kenal ya." Balasnya singkat.

Calvin tersenyum kecil mendapat respon cuek dari Ella, "gue udah lumayan tau soal lo. Tadinya pengen ajak kenalan langsung tapi suasananya selalu ngga worth it. Kebetulan banget kita bisa kenalan disini."

"Iya, ya? Wah, kenalan mah kenalan aja kali, santai. By the way, gue balik ke kelas dulu ya. Lagi buru-buru nih, bye." Lagi-lagi Ella memberi respon cuek sembari berlari kecil meninggalkan Calvin.

Bener ya kata orang, makin cuek si doi, makin bikin penasaran.

🐝🐝🐝

"Lis, gue ke toilet dulu ya. Lu ke kantin duluan aja sana nanti gue nyusul."

Ella langsung menghilang bagaikan ditelan bumi, Ia sudah kebelet diujung tanduk katanya menahan kencing selama pelajaran Kimia tadi.

Tak jauh dari sana ada segerombolan cewek yang memperhatikan Ella dengan tatapan sinis, "itu targetnya!" Ucap salah seorang dari mereka.

Tak lama kemudian, Ella keluar dari toilet dan menelusuri koridor, bertujuan menyusul Lisa ke kantin. Tapi seketika jalannya diblokir oleh segerombolan cewek yang sepertinya ingin mencari masalah?

Ella menyadari hal tersebut tapi Ia berusaha masa bodo, "permisi ya" ucapnya sopan.

Salah seorang cewek itu mendorong badan Ella membuatnya mundur beberapa langkah, "Sopan banget lo sama kakak kelas!"

Cih, sok senioritas!

"Urusan kita dulu belum selesai, dek." Balas salah satu cewek tersebut.

Oh, Irene yang waktu itu.

Ella mendecakkan lidah, "emang kita ada urusan apa? Kenal aja nggak."

"Kurang ajar banget lo!" Bentak Irene emosi, namun langsung ditahan oleh teman segerombolannya itu.

Ella tersenyum sinis, "udah mending kalian minggir, gue udah laper mau ke kantin."

"Dasar bocah, dikasih hati malah makin jadi! Nantangin banget."

"Udah cukup basa-basi sama makhluk biadab macem dia, Ron!"

"Lah bukannya yang biadab itu kalian ya? Macem si Irene, doyannya ngebully anak orang." Timpal Ella asal.

Seisi koridor menatap mereka dengan pandangan ngeri. Mereka tahu, bahwa setelah ini akan terjadi perang sekolah antara geng Sharon-dkk juga Irene-dkk. Dan lawannya cuma satu anak, yang notabenya adalah junior mereka, Ella. Nggak seimbang banget!

Hallo, menurut kalian gimana cerita Ella? Bosenin nggak sih? Atau kalian suka?
Author sih ngarepnya kalian enjoy dan naksir sama cerita ini.
Oh iya jangan lupa vote dan comment disetiap partnya ya, biar nambah semangat Author nulis dan cari ide gitu. Hehehe😀
Thanks ya for supportnya.

ELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang