Salah Paham

22 2 2
                                    

See di sini!!!

Selamat membaca!!!
-
-
-
-
-

ER!


Pagi ini sekolah dikejutkan oleh papan pengumuman yang hilang dengan tiba-tiba. Padahal belum genap 1 jam pengumuman di pasang.

Ada banyak siswa dan siswi yang belum sempat melihat pun harus rela menanggung rasa kecewa dan penasaran setengah mati kerana hal itu. Pengumuman yang biasnya dipajang dengan menggunakan bingkai kaca itu kini hilang begitu pula dengan papan pengumumanya. Ini aneh. Sekarang mereka hanya bisa mengira-ngira berapa nilai mereka peringkat berapa mereka. Ini menyebalkan.

Dan dari sekian banyak yang merasa kesal, Nari adalah salah satu yang paling kesal. Setelah mendengar kabar bahwa si nol besar itu mendapat peringkat 5. Tanpa memperdulikan bukunya yang jatuh berantakan karena terkejut tadi, dia segera berlari menuju papan pengumuman. Dia tidak percaya. Dan betapa kesalnya dia ketika sampai disana kenyataan mendapati papan pengumuan itu hilang beserta juga dengan pengumunnya disana.

"Tidak mungkin! " ditengah kekesalnannya Nari berusaha meyakinkan diri.

"Aku berani bersumpah! Sohyun benar-benar peringkat lima!! Kalau tidak percaya kau lihat sendiri di -mana papan pengumumannya? " Sehun cango setelah sedari tadi menarik perhatian seluruh pasang mata disana dengan celotehnya yang berisik itu.

Nari menatap kedua sosok itu tidak suka. Sehun masih sibuk dengan pikirannya sementara Lisa sekarang mulai tertunduk takut.

Lihat keadaannya sekarang. Posisinya seperti terbagi atas 2 kubu. Nari dengan kasta kuatnya yang ramai dan Lisa bersama dengan Sehun sebagai kasta lemah.

Murid-murid mulai berbisik masalah taruhan Nari waktu itu. Nari yang mendengarnya mulai terlihat sedikit kesal.

***

"Hei! Ada sudah lihat pengumuman? " Seokjin yang baru masuk langsung mengambil perhatian seisi kelas. Dia duduk dia mejanya paling depan.

"Apa ada yang menarik disana? " Yoongi meresponya setengah peduli. Dia masih fokus dengan bukunya.

"Aku hanya sedikit penasaran dengan hasil kali ini"

"Kenapa? " Taehyung angkat bicara, dengan santainya dia duduk di atas maja Jungkook lalu merangkul pundak orang itu. Jujur dia tidak pernah tertarik sedikitpun dengan hasil tes itu. Katakanlah dia itu sedikit sombong, ayolah dia itu si nomor satu di sekolah.

"Tidak ada, hanya saja aku takut itu mungkin akan mempengaruhi hasil pemilihan nantin! Kalian tahu Jung Hoseok itu belakangan ini benar benar menjengkelkan! " bagi seorang Kim Seokjin peringkat bukanlah masalah, selagi ia masi berada di kaum yang menguntungkan maksudnya lolos berada di kelas ini. Dia yakin jalanya akan semakin mudah untuk mewujudkan keinginan besarnya, menjadi yang paling berkuasa. Jabatan ketua osis itu adalah yang terkuat. Bukan hanya dalam tingkatan sosial, dia benar benar terobsesi untuk semuanya termasuk politik sekolah.

"Abaikan saja dia! Dia itu hanya main-main" saran Yoongi merespon masih setengah peduli. Dia yang paling lemah dalam berambisi. Selama ini hanya otaknya yang benar benar jenus saja yang berhasil membawanya bertahan dan menang dalam bersaing di tempat ini. Itu kenyataanya. Dia yang terlemah tapi dia juga yang terkuat.

"Ngomong-ngomong soal hasil ujian, Aku dengar ada yang hampir terdepak dari sini?! " Jimin kembali menarik topik awal. Dia tersenyum setengah mengejek saat menoleh pada sosok di sebelahnya. Jungkook meliriknya tidak suka. Kebiasaan lama.

"Kau menyindir Seokjin hyung? Pendek?!" balas Jungkook pura-pura tidak paham dengan arah bicara rivalnya itu. Jimin menatapnya jegah. Dia tersinggung. Jungkook tersenyum menang.

Expired RivalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang