киллер

17 2 0
                                    

Coba-coba sudut pandang pertama x)

Sungguh, kejadian kemarin benar-benar memacu adrenalin. Untuk pertama kalinya aku melakukan hal yang sungguh di luar dugaan, tetapi rasanya aku melakukan itu hanya karena pekerjaan yang dipegang saat ini.

Aku hanya perlu bertanggung jawab atas apa yang terjadi di akademi.

Tapi kalau dipikirkan lagi, kurasa aku masih membutuhkan informasi yang lebih jelas darinya. Seorang gadis berambut magenta yang telah melukai sekaligus membantuku saat di dimensi itu.

Chieva Ariesteta.

Semua tentang identitas asliku, beserta cara untuk mencegah insiden harian yang meresahkan para pelajar di akademi. Aku yakin dia pasti tahu setidaknya satu atau dua hal.

Lagipula hari ini tidak ada banyak kegiatan, jadi--

"Evance!" Seketika juga seruan itu membuat diriku terkejut sambil menoleh ke segala arah, mencari asal suara.

"Kau melamun? Pantas saja panggilanku tidak mendapat respon," lanjutnya lagi. Dalam sepersekian detik aku tahu siapa dirinya, dari ucapannya yang membingungkan serta mata kiri yang tertutup poni berwarna hitam.

Di atas meja yang sudah menjadi teman hidupku selama di akademi, kurebahkan kepala seraya menaruh kedua telapak tangan, "Tinggalkan aku sendiri, Farrell."

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi kemarin?"

"Aku mengejar hantu." Untuk saat ini akan lebih baik tidak kuceritakan, aku ingat kalau dia tidak ada hubungannya dengan semua yang diberitahu Chieva.

Sesaat aku mendengar lelaki itu tertawa, rasa humornya pun juga tidak berbeda jauh dengan logat bicaranya, "Bagaimana respon pelatih saat mendengar alasanmu ya?"

"Dia akan menghajarku dengan teknik andalannya, mung--"

"Evance! Apa yang kau lakukan?!" Farrell memotong ucapanku sambil merampas tangan kiriku secara tiba-tiba.

Aku yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa menatapnya dengan penuh keheranan, tangan Farrell terus mengerat sambil memandangku dengan terkejut. Orang lain yang berada di sekitar mulai memperhatikan kami berdua.

"Kau ... sudah bosan hidup, kah?"

"... Apa maksudmu?"

Farrell melepaskan genggamannya tanpa melepaskan fokus mata padaku, menatap dengan ekspresi tidak percaya. Masih dengan rasa penasaran, kuperhatikan lenganku pelan-pelan dan menemukan sesuatu yang harusnya tidak ada di sana.

Bekas luka yang cukup banyak di bawah telapak tangan, seperti goresan benda tajam. Aneh, aku tidak pernah berniat untuk bunuh diri selama ini. Tapi ... tunggu dulu, kalau tidak salah kemarin Chieva melakukan sesuatu pada tubuhku.

Ah ya, dia menggigit lenganku saat itu.

Jadi intinya, kulit tubuh milik Chieva saat ini berada di atas dagingku, huh?

"Oh, aku tidak sengaja menggores lenganku saat di hutan kemarin. Aku memang ceroboh ahahaha," ucapku sambil mencoba mengubah suasana yang begitu canggung, meskipun aku tahu itu alasan yang tidak masuk akal.

Dari wajahnya, aku tahu Farrell masih memasang rasa curiga. Tapi aku benar-benar tidak ingin membuatnya terlibat dengan masalah, "Tolong ... jangan pernah lakukan hal seperti itu."

"Tidak akan, aku janji."

***

"Apa harus di tempat gelap ya?"

Sambil berjalan ke sana kemari aku terus memperhatikan botol kaca yang tidak bercahaya semenjak kembali dari dimensi sana. Kucoba memasuki hutan lagi seperti kemarin --tetapi dengan langkah kaki yang lebih santai.

Jamais TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang