Chapter 13 - A Walk To Remember

3.8K 163 1
                                    

Sebenernya mata udah sepet. Tapi harus di publish. Jadi kalau ada typo error tolong kalian infokan yah. Nanti dicoba direvisi lagi. enjoy :)

🌹🌹🌹

"Kau sudah kembali? Cepat habiskan makananmu. Kita akan menonton 1 pertunjukkan lagi habis ini." kata Mia kepada Liliane saat dia kembali.

"Ah baiklah. Aku tadi sudah memesan makanan di cafe itu. Ayo kita bergegas." Liliane buru-buru membereskan barang bawaannya. Sementara itu Sir Alex dan Lucas mulai mengatur anak-anak membuat barisan.

"Dimana Liam?" tanya Liliane. Mia mengangkat bahunya lalu berjalan menghampiri anak-anak yang sudah berbaris rapi.

"Kau sudah kembali? Mungkin ada baiknya saat sedang bekerja Anda bisa bersikap profesional, Ms. Reeves." ujar Liam tajam.

Liliane tertegun. "Maksudmu? Sejak kapan saya tidak bersikap professional Mr. Anderson?" hardiknya kesal.

Liam mendekatkan wajahnya kearah Lily. Dan kini mereka berdiri begitu dekat. "Kau disini sebagai guru yang bertugas mengawasi anak-anak. Bukannya asik menerima telepon dan pacaran. Kalau ada anak yang hilang atau tersesat bagaimana?"

Liliane melotot. "Hah.. jadi kau marah karena aku menerima telepon begitu? Mr. Anderson dengar.. aku tidak mengerti kenapa kau begitu marah sampai berkata kasar begitu hanya karena aku menerima telepon. Kau sungguh aneh. Sejak kecil kau tidak berubah. Kau pergi lalu kembali. Lalu sebentar kau bersikap manis. Lalu sebentar emosimu meledak. Sungguh menyebalkan." Liliane kesal.

Didorongnya dada Liam lalu dia berbalik badan menghampiri anak-anak. Liam terdiam

Dia menatap punggung Liliane yang berjalan menjauh darinya.

Liam terdiam menatap punggung Liliane yang bergerak menjauh.

"Dia mengingatku. Dia ingat siapa aku." ucap Liam. Kembali bibirnya tersenyum.

"Kau sudah tahu siapa aku. Karena itu aku tidak akan membiarkanmu lepas dariku. Kali ini aku tidak akan meninggalkanmu. Liliane Reeves. Mahkota bunga yang aku berikan kepadamu, akan aku gantikan dengan mahkota pernikahan suatu saat nanti." Liam menatap Liliane.

Tiba-tiba gadis itu menoleh. Pandangan mata mereka bertemu. Menyatu dengan semua kenangan masa kecil mereka berdua.

🌹🌹🌹

"Mr. Anderson, apa semua sudah siap? Bisa kita jalan sekarang?" teriak Lucas.

Liam melambaikan tangannya memberi aba-aba. "Sudah aman. Tidak ada barang yang tertinggal disini."

"Baiklah. Anak-anak ayo kita jalan. Jangan sampai ada yang terpisah yah. Hati-hati dan selalu pegang pundak teman depanmu." ujar Lucas memberi aba-aba. Mereka kemudian berjalan menuju seuatu tempat pertunjukkan Sea Lion Show.

Liliane sengaja jalan terlebih dahulu mengawasi anak-anak dibagian depan. Saat ini dia merasa sebal dan tidak mau berdekatan dengan Liam. Liliane memilih duduk disamping Sir Alex sambil mengawasi Marcus dan Matthew, si kembar yang sangat lincah dan hiperaktif.

Sementara Liam duduk beberapa bangku dibelakang mereka. Matanya tidak lepas dari Liliane.

"Kau mau minum?" Mia menghampirinya dan duduk disampingnya dengan membawakan soda. Liam menerima tawarannya. " Terima kasih."

"Apa arti tatapan matamu pada Lily?" tanya Mia memperhatikan.

Liam menoleh kearah Mia dengan tatapan tajam. "Dengar Ms. Hortmann, jangan mencampuri urusanku. Terlebih lagi hal yang menyangkut tentang privacy. Dan aku rasa kita perlu membuat kesepakatan tentang ini. Hubungan kita hanya teman tidur. Tidak lebih dari itu. kuharap kau paham." Liam menegaskan perkatannya sekali lagi. Kemudian dia meneguk minumannya sampai tak bersisa.

Mia tertawa renyah. "Ku pikir kau salah sangka, Mr. Anderson. Ada hal yang juga ingin aku tegaskan kepadamu." kini Mia menatap tajam kearah Liam dengan jari telunjuknya mengarah ke muka Liam.

"Pertama, aku tidak perduli dengan urusanmu dan Lily. Aku tidak mau tahu ada apa diantara kalian. Dan jangan berpikir aku adalah orang ketiga diantara hubungan kalian. Kedua, hubungan kita memang hanya sebatas teman tidur. Karena aku hanya mencari kepuasan. Bukan cinta atau semacamnya. Kuharap kau mengerti. Bagaimana?" Mia tersenyum sinis.

Liam melengos. "Deal."

Dan mereka semua kini fokus kepada pertunjukkan di depan mereka. Cukup menarik.

Tapi tidak cukup untuk menarik perhatian Liliane dan Liam. Keduanya kini merasa gelisah. Kenangan masa kecil itu kembali. Orang yang telah dinanti selama dua belas tahun kini kembali dipertemukan.

Entah perasaan apa yang masih tersimpan di hati mereka. Mereka pun tidak tahu. Hanya saja perasaan bahwa mereka masih terikat dan saling memiliki itulah yang membuat mereka resah.

🌹🌹🌹

To be continue....

LILIANE (FINISHED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang