14. dont play with me

37 5 0
                                    

Anggi menggeram tertahan saat mengetahui kalau seseorang sedang bermain-main dengannya.

Tiara.

Dan Anggi tidak akan membiarkan orang tersebut pulang dengan selamat. Oh, anggap saja Anggi jahat atau brutal. Tapi memang begitu bukan? Lagipula Anggi juga kesal.

Tiara seenaknya saja menuduh Anggi yang tidak-tidak. Apalagi sampai diadukan ke guru seperti ini. Anggi bukan tipe orang yang mengelak kesalahannya. Kalau ia salah ia akan mengaku salah dan ia siap dihukum. Tapi kalau ia tidak salah, ia akan membela dirinya habis-habisan.

Sebagai penjelas saja. Tiara memang sepertinya punya dendam terhadap Anggi. Karena Anggi pernah merebut posisinya di perlombaan antar sekolah. Ia merasa Anggi tak pantas ikut lomba tersebut dan mewakili sekolah. Dan satu lagi, lelaki yang disukai Tiara ternyata menyukai Anggi saat itu. Jadi Tiara berpikir kalau Anggi akan merenggut apa yang ia miliki. Perasaan itu terus saja tersimpan dihati Tiara sampai saat ini.

Kembali pada ketegangan yang tercipta diruang BK. Vano masih berdiri disamping Anggi. Sementara Bu. Hera terlihat menimbang-nimbang keputusan.

"Foto itu emang beneran bu, tapi foto itu tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi" kata Vano seusai melihat bukti yang ditunjukan Bu. Hera.

"Jadi maksudnya ini adalah penuduhan?" Terka Bu. Hera.

"Mungkin" sahut Vano. Anggi sama sekali tak bersemangat menjawab.

"Ibu akan mempertimbangkan ini terlebih dahulu, kamu boleh keluar Anggi" kata Bu. Hera.

Anggi mengernyitkan keningnya. Kenapa masih harus dipertimbangkan? Semua sudah jelas. Pikir Anggi.

"Kenapa harus dipertimbangin lagi bu? udah jelas semuanya" sergah Anggi.

Vano menatap mata Anggi yang terlihat geram. Ia ingin meredam emosi Anggi lewat tatapan hangatnya. Anggi yang ditatap begitu langsung tersetrum perasaan yang asing didirinya. Seketika emosi Anggi menguap. Kepalanya lebih dingin sekarang.

"Yaudahlah, saya ke kelas dulu bu" kata Anggi akhirnya sambil mencium tangan Bu. Hera pamit.

Sebelum pergi Anggi tersenyum kepada Vano tanda terima kasih sudah dibela. Anggi tak sempat melihat balasan senyum Vano karena ia sudah melesat keluar ruangan.

Vano kembali duduk di kursinya tadi dan mengisi biodatanya yang dari tadi terabaikan.

- - -

Tiara dan teman-temannya sedang berkumpul di kantin. Ini memang sudah jam istirahat. Mereka sedang mengobrol layaknya anak-anak yang lain.

"Pasti sekarang si Anggi lagi dapat hukuman, kalau bisa dia di skors. Atau perlu dikeluarin!" Ujar Tiara pada teman-temannya.

Teman-temannya membulatkan mata tak percaya. Mereka sudah tau rencana Tiara. Tapi mereka tidak percaya kalau Tiara akan benar-benar melakukan itu.

"Lu beneran ngasih foto itu ke Bu. Hera, Ra?" Tanya Vira, salah satu teman Tiara.

Tiara tersenyum miring. "Ya iyalah" jawabnya dengan angkuh.

"Lu dapet foto itu dari mana sih, Ra?" Tanya Gista yang tak tahu kejadian sore sabtu saat itu.

Flashback

Tiara pulang berjalan kaki. Rumahnya memang tak begitu jauh dari sekolah. Kebetulan juga tidak ada yang menjemputnya.

Saat dipersimpangan ia mendengar kebisingan. Ia pun menolehkan pandangannya ke suara tersebut. Disana ia melihat Anggi sedang berteriak-teriak kedalam mobil yang sedang melaju. Namun ia tak mendengar jelas apa teriakan Anggi. Tiara saat itu yakin kalau Anggi akan melakukan tindak kejahatan. Ada senyum miring diwajahnya. Dengan cepat ia merogoh handphone nya yang ada disaku seragam dan membula aplikasi kamera. Ia memotret Anggi yang sedang menggedor-gedor mobil tersebut.

Imma Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang