16. pengganggu

24 3 0
                                    

Anggi sama sekali tak bisa fokus dalam pelajaran favorit nya kali ini. Biasanya setiap pelajaran bahasa inggris Anggi selalu antusias. Tapi lihatlah sekarang. Anggi lebih banyak melamun.

Ajakan Vano tadi masih terngiang dipikiran Anggi. Astaga, Anggi tak pernah seperti ini sebelumnya. Gugup? Sama sekali bukan Anggi! Tapi sekarang apa? Jantungnya terus berdegup kencang setiap kali mengingat momen tersebut.

- - -

Vano sedang asik dengan tugas matematikanya. Teman sebangkunya- Devan, ia tak masuk karena izin. Tiba-tiba seseorang duduk di bangku kosong tersebut membuat Vano menoleh. Ia menemukan seorang gadis duduk disampingnya. Vano kenal gadis itu, ia Zahira.

Zahira memicingkan matanya kearah papan tulis. Ia menyalin tugas yang dituliskan Pak. Ilham disana. Matanya memang sudah tidak normal. Maksudnya, ia memakai kacamata. Tapi entahlah kemana kacamatanya kini.

Zahira sadar akan Vano yang memerhatikannya. Ia pun menoleh kearah Vano yang sedang menatapnya bingung.

"Numpang ya, Van. Dibelakang gak keliatan" kata Zahira seakan paham akan tatapan Vano. Vano pun hanya bisa mengangguk. Ya, terserah sih mau duduk dimana asal tidak menganggu. Vano maupun Zahira kembali mengerjakan tugas tersebut.

"Emang kemana kacamata lu?" Tanya Vano saat tugasnya sudah selesai.

"Pecah" jawab Zahira tanpa meninggalkan penglihatannya dari buku tulis. Ia mengerjakan tugas tersebut dengan fokus. Vano masih memerhatikannya.

'Dia pinter, ya?' Tanya Vano dalam batinnya saat memerhatikan Zahira.

Zahira yang sadar diperhatikan pun menengok kearah Vano. "Kenapa, Van?" tanyanya lumayan membuat Vano terkejut.

"Eh?! Gapapa" jawab Vano.

Zahira hanya mengangguk-ngangguk. "Eh, nanti ke kantin bareng mau gak?" Ajak Zahira setelah menutup pulpennya.

"Eh?? Eh, gue udah ada barengan" balas Vano mengingat ia sudah janji pada Anggi.

Zahira mengerutkan keningnya. Ia penasaran siapa yang dimaksud Vano. "Ooh, sama siapa?" Tanyanya.

"Kak Anggi" jawab Vano lugas. Membuat Zahira lumayan terkejut.

'Vano kok mainnya sama Kak Anggi sih? Kak Anggi kan nakal. Masa Vano main sama Kak Anggi?' Zahira terus membatin tak percaya.

Vano bingung dengan perubahan raut wajah Zahira setelah ia mengucapkan nama Anggi. "Kenapa, Za?" Tanya Vano.

Masih dengan wajah tak percayanya Zahira menjawab, "lu main sama Kak Anggi?"

Vano semakin tak mengerti. Apa salahnya bermain dengan Anggi? Apa ada yang salah?

"Iya, emang kenapa?"

"Dia kan..." Zahira menggantungkan kalimatnya membuat Vano mengerti akan raut wajah Zahira tadi.

"Nakal?" Ujar Vano tepat sasaran. Zahira tak membalas. Ia hanya mengangguk membenarkan perkataan Vano.

Vano benar-benar tak habis pikir. Kenapa Anggi selalu di cap buruk. Mereka belum benar-benar mengenal Anggi tapi mereka sudah berasumsi kalah Anggi seolah sangatlah buruk. Vano kesal menyadari itu.

Vano terkekeh sinis, "kenapa ya, orang jaman sekarang ngeliat seseorang dari cover nya doang" kata Vano menyinggung Zahira. Oh, bukan hanya untuk Zahira sebenarnya, tapi untuk semua orang yang beranggapan buruk pada Anggi.

Imma Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang