Aku telah duduk di sebuah meja makan yang kusulap membuat tubruk kopi.
Sebelumnya memang, kita sama-sama pecinta kopi Americano atau long black yang sengaja kubuatkan untukmu.
Selepas azan Subuh tadi, kita sama-sama terduduk, menyesapi asma-asma Tuhan bersama deras embun menguap.
Ya, segelas atau dua gelas kopi tubruk akan siap kuhidangkan..
Kue?
Biskuit?
Apa kamu suka itu?
Akan kubawakan bersama rasa dan musik jazz terkenal.Dan, baru kali ini kukatakan padamu bahwa ternyata aku punya selera musik yang berbeda, kamu blues dan aku jazz.
Tapi, kita sama-sama pecinta kopi yang duduk menyesapi pagi.
Arif Rahman Hakim
Padang
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Belum Usai di Matamu
PoetrySebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan yang mengguyur matamu. Dan sekarang, apakah hujan telah henti di matamu? Jangan hanya diam dan membeku Sebab aku butuh mentari di balik c...