Kamu memintaku menyeruput kenangan lalu. Dalam bait sendu kesendirianku. Di saat kamu menanti seseorang.
Aku tahu, bilamana aku tak lagi lewat jalan pintas ke hatimu. Tak pula menyisir pintamu.
Apa aku salah menerimanya?
Atau apa aku terlalu berharap padamu.Kurasa tidak!
Kuharap kamu melepas rapuhku.
Menjelma menjadi kawanan kumbang yang berkeliaran.
Menerbangkan rasaku, agar tak pernah menjejak di hatiku pula.Aku terlalu rapuh dan membuatmu memenangkan rasa itu.
Aku terlalu kalah akan rasa.
Pariaman, 26 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Belum Usai di Matamu
PoetrySebuah puisi tentang hujan, duka dan luka *** Aku ingin bicara dengamu. Sebentar ataupun lama. Perihal hujan yang mengguyur matamu. Dan sekarang, apakah hujan telah henti di matamu? Jangan hanya diam dan membeku Sebab aku butuh mentari di balik c...