Saat bel masuk berbunyi, aku yang sedang ngobrol dengan Rafael langsung lari ke kelasku di sebelah. Ketika aku masuk ke dalam kelas, aku melihat Anna sudah duduk di kursinya dengan kepala tertunduk sedang memainkan hpnya. Kenapa ya Anna sering main hp?
Aku duduk di kursiku yang membuat dia mendongakkan kepalanya, mungkin kaget. Dia melihatku dan tersenyum. Aku yang kaget membalas senyumnya kikuk. Ya Tuhan, manis sekali senyumnya itu. Bibir tipis merah muda yang pas di wajah berparas cantiknya. Hidungnya yang mancung, mata coklatnya yang indah dihiasi bulu mata yang panjang dan lentik, bertambah indah dengan alis tebal di atasnya. Kenapa Kau menciptakan dia begitu cantik, Tuhan..
Kemudian Mr. Brown datang lagi ke kelas. “Maaf class, tadi saya lupa menyampaikan bahwa kita harus menunjuk ketua, wakil, dan sekretaris kelas. Siapa yang bersedia?” matanya mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas.
“Kevin aja yang jadi ketua kelas, Mr. Brown,” perkataan Ryan barusan sukses meembuatku kaget, lalu melotot ke arahnya yang ia sambut dengan tawa.
“Anna jadi wakil,” Bella, teman Anna yang keluar bersamanya tadi, mengeluarkan suara—perkataan, lebih tepatnya—yang membuat gadis cantik disebelahku menoleh pada Bella, sama kagetnya sepertiku. “Aku akan jadi sekretarisnya, Mr. Brown,” lanjutnya kemudian. Pandanganku beralih sebentar ke Anna, dia terlihat sedikit lega mendengar kalimat itu barusan.
“Okay then, mulai saat ini Kevin adalah ketua kelas, Anna wakilnya, dan Bella sekretaris kelas kita, saya rasa saya tidak perlu meminta persetujuan dari kalian lagi agar tidak membuang waktu. Baiklah kalian sekarang bisa melihat hiburan di lapangan atau bisa melanjutkan ngobrol di kantin,” kata Mr. Brown sambil membereskan mejanya. “Kevin, Anna, dan Bella kalian ikut saya sekarang ke ruang guru,” lanjutnya sambil berjalan meninggalkan kelas.
Aku berjalan keluar melewati meja Ryan sambil menatapnya tajam dengan menyeringai jahil, “awas kau Ryan,” kemudian meninggalkannya.
-----
Dianna POV
“Sebagai ketua kelas, tugas rutin kamu hanya menyampaikan tugas atau pengumuman yang diberikan guru yang tidak masuk,” kata Mr. Brown pada Kevin, lalu dia melirikku, “tugasmu kurang lebih sama, Anna, dan membantu Kevin jika dia kesulitan atau tidak masuk,” aku mengangguk mengerti.
“Sekretaris tugasnya mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan kelas, mengerti?” Mr. Brown bertanya sambil melihat kami satu per satu.
“Mengerti, Mr. Brown,” jawab Kevin disusul dengan anggukan dariku dan Bella.
“Baiklah, kalian boleh pergi sekarang.”
“Vin, nanti gue gabisa dateng ke pertemuan fotografi, gapapa kan? Gue ketua drama soalnya, nanti kalo gue dapet tugas kasih tau aja,” suara Bella memecahkan keheningan, kami sedang berjalan menuju kelas.
“Oke gapapa kok, nanti gue kabarin. Gue duluan ya fotografi mau ngumpul sekarang,” Kevin menjawab.
“Eh fotografi ngumpul sekarang Vin? Kalo gitu gue ikut deh,” tanya Bella.
“Iya. Yaudah kalo gitu ke ruang fotografi aja sekarang,” jawab Kevin.
“Bareng Vin,” Kevin menghentikan langkahnya dan melirik padaku, “gue tinggal gapapa ya Na?”
“Gapapa, gue juga mau ngumpulin anak cheers,” jawabku meyakinkannya.
“Oke, gue duluan ya.”
YOU ARE READING
Will I Have You?
Teen FictionSalah nggak sih, kalo seorang cowok yang sederhana berharap untuk memiliki seorang cewek super populer idaman semua cowok? Apa mungkin cowok sederhana bisa memiliki cewek populer? Bagaimana perjuangan cowok itu? Kevin Thompson, cowok ganteng dan co...