Rasanya sangat menyenangkan bisa leluasa memeluk papa lagi, merasakan nafasnya, detak jantungnya dan kehangatan suhu badannya. Rasanya aku seperti kembali seperti anak kecil.
Air mataku meleleh karena tiba tiba papa melepaskan pelukanku dan berjalan menjauh. Ke suatu tempat yang aku tidak tahu. Papa melambaikan tangannya ke arahku menyuruhku mengikutinya.
Aku menangis sejadi jadinya. Papa jangan meninggalkanku, aku sendirian di dunia ini. Tolong tetaplah disini. Tapi sayang, ia tidak mendengarkan teriakanku dan tetap pergi.
"Emma... "
Tubuhku diguncang, seseorang menepuk pipiku pelan. Pertama kali yang kulihat ada sosok pria tampan berkacamata yang gagal kukenali.
Ternyata bukan papa, tapi orang lain. Hatiku kecewa. Aku sangat merindukan papa. Aku ingin mengungkapkan betapa aku mencintainya, dan betapa aku menyesali sikapku karena telah merajuk padanya.
Mataku dan pipiku basah, sepertinya aku habis menangis dengan keras. Aku mengerjapkan mataku dan menatap pria itu lagi.
"kau merasa baikan? " aku mengangguk lemah. Badanku sangat lemas. Bagaimana bisa bermimpi tentang papa sangat menguras energiku.
Aku berusaha mengingatnya, mengapa aku bisa berada dikamar bersamanya. Apa dia pacarku?
"aku Jared, suadara tirimu. Kita kemari karena kemarin malam pintu rumah kita terkumci"
aku menyipitkan mata,
"kau sudah ingat? " ucapnya lagi.
Oh benar juga, otakku baru memproses setelah ia menjelaskan panjang lebar. Ia memang Jared, saudara tiriku yang aneh. Bagaimana bisa aku mengira bahwa ia pacarku.
Tunggu...
Aku baru sadar ternyata aku tidur di lengan Jared dan pria itu diam saja. Menyadari itu, aku terloncat dan menjauh darinya.
"jangan salah, kau yang memelukku duluan. Kau menangis tersedu emma, aku tidak tega melihatmu"
lagi lagi ia menjelaskan dengan panjang kali ini. Aku jadi sedikit terkejut karena biasanya ia tak banyak omong.
"bersiaplah sebentar lagi kita berangkat ke sekolah. Aku sudah menelpon pihak hotel untuk menyiapkan sarapanmu"
Pria itu berdiri dan masuk kamar mandi. Aku menghirup nafas panjang dan melirik jam di atas laci. Jam 07.00 pagi, sejam lagi kelas akan dimulai.
***
"Kau tidak bisa masuk ke rumahmu sendiri Em? Bagaimana bisa? " Jessi memberindongiku pertanyaan saat aku berkata semalam tidak pulang ke rumah.
Aku membereskan buku pelajaranku kemudian menatapnya, "Entahlah sepertinya ibu tiriku memberlakukan peraturan yang ketat padaku layaknya anak lelakinya"
"Benarkah? Tapi ini aneh. Maksudku, itu kan rumahmu sedangkan mereka adalah orang baru"
Aku mengedikkan bahu dan mendesah panjang, "Sepertinya aku perlu memperhatikan jam pulangku Jessi" melihatku nampak murung Jessi merangkulku.
"Ini tidak adil Ems. Kau sebaiknya melawannya atau kalau tidak kau gandakan saja kunci rumahmu. Ide bagus bukan? " aku tertawa melihat wajah Jessi yang penuh semangat dan perhatiannya dalam membelaku.
"Baiklah akan kupertimbangkan"
Pikiranku kembali melayang saat masih berada di hotel pagi tadi, aku sudah tidak menemukan Jared di tempat tidur. Pria itu benar benar misterius dan sulit ditebak. Apa ia pulang saat subuh subuh ? Tapi bukankan laki laki cenderung suka bangun siang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Charming Step Brother
عاطفية21+ Emma, harus menjalani hidup layaknya cinderella dalam dongeng. Setelah ayahnya meninggal, ibu dan saudari tirinya memperlakukannya dengan tidak adil. Jared, saudara tiri Emma sedikit menaruh simpati pada penderitaan Emma dan menjelma menjadi sos...