“Ah, ini dia. Aku sudah menemukannya. Sekarang aku hanya perlu memulai video call dengan Sunshine.” Chen segera mencari kontak Haeun dan segera memulai video call. Bedanya, video call yang mereka lakukan ini tidak boleh menunjukkan wajah mereka.
“Hai Sunshine..” Chen melambaikan tangannya di depan kamera ponselnya.
“Moonlight-ah, aku bisa melihat tanganmu. Kau memiliki tangan yang bagus.”
“Ah, terima kasih Sunshine-ah. Bisa kau tunjukkan juga tanganmu itu?”
Haeun menunjukkan tangan kanannya ke arah kamera ponselnya.
“Wah, tanganmu cantik sekali. Aku suka kuku – kuku cantikmu itu.”
“Hehe, terima kasih Moonlight-ah” kata Haeun tersipu.
“Ah, aku ingin menunjukkan tempat makan pertama yang aku kunjungi sekarang. Jja jjaaann...”
“Oh, bukankah itu tteokbokki?”
“Benar, ini adalah tempat makan tteokbokki. Aku rasa tteokbokki disini sangat enak, banyak temanku yang merekomendasikannnya padaku.” ucap Chen.
“Benarkah? Aku jadi ingin pergi kesana.” kata Haeun.
“Kemarilah, aku sudah memesankan 2 porsi tteokbokki untuk kita berdua. Aku berada di Seolleung-ro 72-gil di depan mini market. Kau bisa melihat pohon besar yang diliputi oleh lampu – lampu kecil itu, aku berada didepannya.” jelas Chen panjang lebar serta mengarahkan ponselnya ke lokasi sekitar dimana ia berada.
“Hahaha, mengapa kau tiba – tiba mengatakan itu? Kau sangat jujur mengatakan lokasimu sekarang.” Haeun menertawai sikap jujur Chen.
“Kenapa tidak? Aku hanya ingin membagi tteokbokki ini denganmu.” kata Chen sambil tersenyum.
“Mungkin untuk saat ini kau bisa memakan tteokbokki itu untukku? pinta Haeun.
“Untukmu? Untuk Sunshine? Seperti mengambil alih sebuah minuman dari wanita dan si pria langsung meminumnya untuk menyelamatkannya?” tanya Chen yang disertai senyuman tertahan.
“Iya. Bisakah kau menyelamatkanku, tuan Moonlight?” pinta Haeun lagi.
“Itu kewajibanku. Akan aku lakukan dengan senang hati Sunshine-ah.” Chen langsung memakan 2 porsi tteokbokki yang ia pesan tadi sambil tetap melakukan video call dengan Haeun yang hanya terlihat tampilan tteokbokki saja.
Haeun merasa sangat senang dengan keberanian Chen namun juga merasa kasihan karena Chen sudah memesan 2 porsi dan menghabiskannya sendirian.
Malam itu mereka menghabiskan waktu bersama lewat video call. Mereka berbincang sambil tertawa bersama.*) Keesokan harinya
‘Apa yang sedang kau lakukan?’
‘Bolehkah aku meneleponmu?’
Siang hari yang terik, ponsel Haeun sudah berbunyi. Ia mendapat sebuah pesan dari Chen yang sudah ingin menghubunginya. Haeun mengirimkan sebuah foto pada Chen. Foto tersebut adalah tempat perawatan anjing. Haeun memotret anjingnya dan interior di dalam bangunan tersebut.
‘Aku sedang mempercantik Chloe ku.’
‘Kau boleh meneleponku. ^^’
Haeun membalas pesan Chen.
Chen yang melihat foto kiriman Haeun langsung terkaget dan langsung menelepon Haeun.“Hai Sunshine-ah. Kau sedang di tempat perawatan anjing?” tanya Chen.
“Ya, aku sedang membawa Chloe ke salon anjing. Kau dimana sekarang?” tanya Haeun.
“Ah, kebetulan aku sedang di toko boneka dan tiba – tiba aku mengingatmu. Ingin rasanya aku memberikan sesuatu untukmu. Apakah kau suka boneka?”
“Boneka? Aku sangat menyukainya. Aku mempunyai beberapa boneka di rumah”
“Benarkah? Jadi, boneka apa yang sangat kau inginkan sekarang? Ijinkan aku untuk membelikanmu 1 untuk hadiah.”
“Hadiah? Hmmm, aku ingin sekali mempunyai boneka jerapah yang lucu.”
“Jerapah? Tunggu sebentar...” Chen mencari – cari sebuah boneka jerapah sesuai keinginan Haeun.
“Wah! Aku mendapatkannya! Kurasa kau akan benar – benar menyukai boneka ini.” ujar Chen kegirangan.
“Benarkah? Sepertinya apapun yang kau berikan, aku akan menyukainya.” Haeun tersenyum.
“Aku akan membawanya sekarang ke tempatmu.” kata Chen tiba – tiba.
“Tunggu! Apa kau tau lokasiku dimana sekarang? Aku pikir kau tidak akan tau.” tanya Haeun kaget.
“Tentu saja aku tahu. Kebetulan aku dan temanku sering ke tempat itu. Maka dari itu saat kau mengirimkan foto itu aku langsung kaget dan mengetahui lokasimu dimana. Itu adalah Salon de Puppy bukan?” jelas Chen.
“Oh! Bagaimana kau bisa tahu? Tapi apakah benar kau akan kemari?” Haeun mulai merasakan jantungnya berdetak tidak karuan.
“Iya, aku akan mengantarkan boneka spesial ini untukmu. Tunggu aku. Sekitar 30 menit aku akan kesana. Sampaikan salamku kepada Chloe cantikmu itu. Sampai jumpa Sunshine-ah.”
“Baiklah, Moonlight-ah. Sampai jumpa.” tutup Haeun.“Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Benarkah dia sudah mengetahui lokasiku? Secepat inikah kita akan bertemu?” Haeun mulai panik setelah mendengar Chen mengatakan 30 menit dia akan tiba disana.
30 menit telah berlalu. Seorang pria terlihat berjalan membawa sebuah tas yang berisi sesuatu. Kamera terus merekam langkah kaki pria tersebut. Sementara Haeun terduduk lemas namun tetap menggigiti bibirnya dan menunjukkan ekspresi paniknya. Tak henti – hentinya ia melihat ke arah luar dari tempat tersebut. Akhirnya pria itu telah sampai di Salon de Puppy dan menghampiri Haeun yang terlihat sedang membelakangi kedatangan pria tersebut.
“Sunshine-ssi......?”
•••••••••
Tbc to Eps 3~~
KAMU SEDANG MEMBACA
FF "Sweetheart in Your Ear With Chen"
RomanceSebuah reality show salah satu stasiun tv di Korea yang menceritakan tentang kehidupan artis yang sengaja dipasangkan dalam suatu pembicaraan manis di telepon. Jalinan hubungan yang tercipta antara pria & wanita tanpa mengetahui identitas pasangan m...