“Halo. Mengapa kau tak membalas pesanku tapi kau malah meneleponku langsung?” kata Chen.
“Moonlight-ah, kau benar – benar membuat hatiku berdebar dengan mengatakan kau akan ke lokasi dimana aku berada.”
“Hahaha, maafkan aku. Tapi, apa kau merasa kecewa karena yang datang bukanlah aku?”
“Yaa, aku akui aku sedikit kecewa. Tapi menurutku itu lebih baik karena jika kau benar – benar datang, entah apa yang akan aku kita bicarakan. Bukankah akan terasa sangat canggung karena baru 3 hari kita berkomunikasi melalui telepon?”
“Benar yang kau katakan. Maka dari itu aku memutuskan untuk tidak cepat – cepat bertemu denganmu. Apa kau menyukai kedua boneka itu?” tanya Chen.
“Aku sangat menyukainya, keduanya sangat lucu dan lembut. Aku benar – benar menyukainya. Terima kasih kau telah membelikan barang yang aku inginkan.”
“Tidak apa – apa selama kau menyukainya itu sudah mebuatku merasa puas.” kata Chen dengan penuh senyum yang tertahan.
“Sunshine-ah, aku harap hubungan kita bisa menjadi pertemanan yang baik. Aku merasa cocok denganmu. Entah mengapa, pertama kali aku mendengar suaramu dan kita mulai berbincang, aku sangat merasa nyaman bersamamu.”
“Seperti aku menemukan sesuatu yang hilang, lalu aku menemukan seorang teman yang sangat menyenangkan. Aku sangat bersyukur.” lanjut Chen.
Haeun yang mendengar pernyataan dari Chen selalu tersenyum sepanjang kata – kata yang diucapkan Chen.
“Aku pun juga merasakan hal yang sama. Aku merasa nyaman denganmu, meskipun sepertinya kau orang yang penuh dengan kejutan, namun aku tetap menyukai sikapmu itu. Aku berharap kita tetap bisa berteman denganmu meskipun acara ini telah berakhir.” balas Haeun.‘Dering telepon’
“Halo, apa yang sedang kau lakukan Moonlight-ah?” Kali ini Haeun yang memulai perbincangan mereka di telepon.
“Hai Sunshine-ah. Aku sedang berada di tempat gym di daerah Cheongdamdong. Kau tau, tempat ini mempunyai nama yang sama dengan namamu. Kau sedang apa?” Chen pun bertanya balik pada Haeun.
“Aku sedang lari pagi disekitar rumahku. Tunggu, gym daerah Cheongdamdong? Sunshine gym? Hey, itu tempat gym yang biasa aku kunjungi.”
“Ah! Benarkah? Wah, mengapa kita tidak bertemu secara tiba – tiba disini. Hmm, sangat disayangkan.” kata Chen.
“Hahaha, kau tidak menyerah juga ternyata. Lalu alat apa yang kau pakai sekarang?”
“Ah, aku sedikit malu mengatakannya, tapi akhir – akhir ini aku sedang berusaha keras memperhatikan bentuk lenganku. Hehe.” Chen pun reflek menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
“Wah benarkah? Tunjukkan padaku!!” pinta Haeun.
“Sekarang?” tanya Chen sedikit ragu.
“Iya, kau bisa melakukan videocall denganku sekarang Moonlight-ah. Ku mohon, tunjukkan padaku kerja keras yang sudah kau lakukan pada lenganmu.” Pinta Haeun lagi.
“Tiba – tiba? Hahaha, baiklah aku akan memulai videocall sekarang. Tunggulah sebentar.”
Chen mematikan teleponnya dan langsung memulai videocall bersama Haeun.“Hai Sunshine-ah. Sebenarnya aku sedikit malu menunjukkannya padamu. Tapi, inilah hasil kerja kerasku selama ini.” Chen melakukan videocall bersama Haeun dengan merekam lengannya pada pantulan cermin tanpa menunjukkan wajahnya.
“Wah, lenganmu sangat bagus Moonlight-ah. Kau benar – benar sudah bekerja keras. Aku yakin fans mu sangat menyukainya. Kau juga terlihat memiliki tubuh yang sehat.” Haeun dengan polos mengagumi lengan dan postur Chen.
“Benarkah? Terima kasih. Ya, aku berharap fansku menyukai kerja keras yang sudah ku lakukan.”ucap Chen.
“Ah, Moonlight-ah. Apa kau sudah mencoba minuman disana?”
“Minuman? Aku belum membelinya. Bisa kau rekomendasikan minuman yang enak untukku?” jawab Chen.
“Ya. Kau bisa keluar dari tempat gym menuju ke lantai 2. Disana ada cafe yang menyediakan berbagai makanan & minuman menyehatkan.” Jelas Haeun.
“Benarkah? Hmm, baiklah aku kesana sekarang.” Chen langsung menuju cafe yang dimaksud Haeun.
“Sunshine-ah, aku sudah di cafe.” kata Chen.
“Sekarang kau pesan minuman Green Grape Lemonade. Minuman itu sangat enak & menyegarkan. Oh, jangan lupa kau juga harus memesan Pesto Chicken Panini. Tenang saja, itu rendah kalori.” jelas Haeun.Chen pun langsung memesan makanan & minuman yang dimaksud Haeun.
“Kau biasa duduk dimana?” tanya Chen pada Haeun.
“Aku? Aku biasa duduk di dekat pohon yang berbunga. Kau lihat kursi yang berwarna pink? Disitulah tempat dudukku. Hanya ada 2 kursi disana.”
“2 Kursi dengan warna pink..... Ah! Aku menemukannya. Aku akan duduk disana.”
“Kau benar – benar sedang menuju kesana?” tanya Haeun.
“Ya! Dan aku sekarang sudah duduk di kursimu. Ah, rasanya aku sedang duduk bersamamu sekarang. Aku bisa merasakan aura Sunshine disini.” Chen terkekeh dan senyum malu – malu.
“Hahaha, bagaimana rasanya duduk bersamaku?”
“Menyenangkan, hangat, nyaman, membuatku bersemangat. Haaah, aku harap sekarang kau benar – benar ada di depanku.” ucap Chen yang disertai senyuman malu Haeun.
“Benarkah? Aku juga ingin minum bersama denganmu. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu.” kata Haeun.
“Aku benar – benar ingin sekali kita bertemu. Mengobrol bersama, minum bersama, makan bersama, berbagi cerita bersama. Aku akan membuatnya menjadi kenyataan. Beri aku waktu Sunshine-ah. Aku akan segera menee..........”‘tuuut tuuut tuut’
Sambungan telepon Chen terputus.
“Halo? Halo? Oh?! Apa teleponnya terputus? Ada apa ini?” tanya Haeun kebingungan.
“Aahhhh, haruskah telepon ini terputus sekarang? Arrgh, aku tidak ingin selesai sampai disini. Apa yang harus aku lakukan? Bahkan aku belum sempat mengucapkan terima kasih atau pun selamat tinggal padanya.” Chen langsung terdiam, pandangannya mengisyaratkan kebingungan dan kekecewaannya.••••••••••••
Tbc to Eps 4 yaaaa 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
FF "Sweetheart in Your Ear With Chen"
RomanceSebuah reality show salah satu stasiun tv di Korea yang menceritakan tentang kehidupan artis yang sengaja dipasangkan dalam suatu pembicaraan manis di telepon. Jalinan hubungan yang tercipta antara pria & wanita tanpa mengetahui identitas pasangan m...