MY SISTER

220 22 4
                                    

|JUNHOE POV|

Pagi ini seperti biasa, aku dan hanbin hyung sibuk melayani pengunjung cafe.

Saat ini aku sedang membersihkan meja bekas pelanggan, tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggangku.

"Jihee" ucapku membalikkan badan.

"Oppa aku sangat merindukanmu" jihee dengan cepat memelukku.

"Oppa lebih merindukanmu"

"Kenapa oppa bisa tau itu aku?"

"Bau parfummu sangat menyengat"

"Yak.." jihee menghadiahkan cubitan manis ke perutku. Itu sangat membuatku bahagia.

Aku selalu bersyukur mempunyai adik seperti jihee, kehadirannya selalu membuatku tertawa bahagia.

Walaupun kami dilahirkan oleh eomma yang berbeda, tapi rasa sayangku ke jihee seperti adik kandung sendiri. Jihee sangat manja kepadaku, dan aku sangat menyukai hal itu.

Jika berjalan bersamanya banyak orang yang mengira kami adalah sepasang kekasih.

"Apa kalian akan terus menempel seperti itu?" sindir hanbin hyung dengan sengaja menyenggol kami berdua.

"Kau cemburu hanbin oppa?" balas jihee melepas pelukan lalu mulai mengikuti hanbin hyung dari belakang.

Sebelum jihee bertambah jauh dari jarakku, aku menarik tangannya untuk duduk.

"Duduklah, kau ingin minum apa?" tanyaku dengan muka seceria mungkin.

"Aniyo, Oppa duduklah aku ingin mengobrol banyak denganmu, jika bisa tutup saja untuk beberapa jam"

Karena aku tidak bisa menolak jihee, akupun duduk berhadapan dengannya. Lalu memberi kode kepada hanbin hyung untuk menutup cafe.

"Oppa malam ini kita akan menghadiri acara rekanan bisnis appa. kau harus ikut, harus, harus, harussssssss..."

"Apa appa yang menyuruhmu?"

"Mmm..." Jihee bingung.

"Kalo bukan appa, aku tidak akan ikut"

"Tapi oppa..."

"Oppa akan buatkan kau hot chocolate, tunggu sebentar"

"Sireo, aku mohon ikutlah. Hanya untuk kali ini saja oppa"

Aku sangat menyayangi jihee, tapi jika menyangkut mengenai appa aku selalu mengacuhkan jihee.

Tiba-tiba ponsel jihee berdering.

Jihee memberi insyarat kepadaku untuk pergi ke belakang.

|OTHER POV|

Jihee menempalkan ponsel ditelinganya.

"Wae eomma?"

"Bagaimana? Oppamu tidak bisa ikut?"

"Iyah. oppa tidak mau ikut"

"Sudah kau paksa?"

LIKE NEVER BEFOREWhere stories live. Discover now