|OTHER POV|
Saat ini pukul 21.00 KST salju turun lebat di kota Seoul. jalanan terlihat sepi dari orang-orang yang biasa berlalu lalang.
Di sebuah cafe kopi terlihat Junhoe sedang membereskan meja dan kursi bersama temannya sekaligus karyawannya yang bernama Hanbin.
"bagaimana aku bisa pulang jika salju turun selebat ini?" kata Hanbin dengan sesekali melihat ke arah jendela cafe.
"Menginap" jawab junhoe dengan nada dingin.
"boleh juga, itu termasuk lembur kan?"
Junhoe tidak menjawab, dengan sikap dinginnya dia mengunci pintu cafe dan melangkahkan kaki ke lantai 2 yang merupakan tempat tinggal junhoe. Cafe dan tempat tinggalnya menyatu, karena itu jonhoe menyuruh hanbin untuk menginap.
"dingin sekali dia, sama seperti cuaca sekarang. aku butuh pelukan eomma. eomma bogosipheo hehe.." ucap hanbin sambil memeluk dirinya sendiri.
Hanbin masih berada di dalam cafe, dia meneguk sedikit demi sedikit kopi panas. Tegukan terakhir dia minum tapi "uhuk...uhuk", hanbin membulatkan matanya ke arah halte yang berada di sebrang cafe.
"Ha..Ha..Hantuuuuuuuuu..." teriak hanbin yang lari secepat mungkin ke arah tangga, dia menaiki tangga dengan tergesa-gesa, mendobrak pintu kamar junhoe dan langsung menyembunyikan badannya di balik selimut yang sedang di pakai junhoe.
"berisik" decak junhoe sedikit kesal yang langsung duduk dengan sesekali menggosok matanya.
"di halte ada hantu" hanbin berbicara gugup dengan posisi masih bersembunyi di bawah selimut.
"hyung!"
"aku serius, kau harus menangkapnya. eh bu..bukan maksudku kau harus mengusirnya"
"hyung!"
"ppalli ppalli"
Karena junhoe penasaran dan merasa hanbin sungguh-sungguh, dia mengambil mantel yang tergantung di belakang pintu, kakinya menuruni tangga lalu membuka kunci pintu cafe.
Untuk berjaga-jaga junhoe membawa tongkat baseball, junhoe sudah berada di luar cafe dilihatnya ada sosok hitam yang sedang duduk di bangku halte.
Walaupun junhoe termasuk laki-laki dingin dan cuek tetapi jika berurusan dengan hal seperti ini, junhoe tidak bisa mengontrol rasa takutnya.
Langkah demi langkah junhoe bergerak pelan mendekati halte, tiba-tiba.. sosok hitam itu mulai berdiri. tapi saat sudah berdiri sosok hitam itu terjatuh dan tergeletak di jalan. junhoe mulai panik dengan langkah cepat dia menghampiri sosok hitam, betapa kagetnya ternyata sosok hitam itu adalah seorang yeoja cantik yang mengenakan pakaian & mantel serba hitam dan juga hoodie hitam di kepalanya.
"iroena..ppalli ireona"
Yeoja cantik itu masih menutup matanya, pipinya merah seperti bekas tamparan dan ada sedikit darah di sudut bibirnya.
Udara semakin dingin tanpa pikir panjang junhoe melempar tongkat baseball ke sembarang arah, di gendongnya yeoja cantik itu.
"hyung..hyung..bantu aku" teriak junhoe.
Karena tidak ada jawaban, junhoe langsung menuju ke lantai 2.
"iroena hyung"
YOU ARE READING
LIKE NEVER BEFORE
Fiksi PenggemarKenapa junhoe tidak ingin berada di rumah dan memilih hidup sendiri? ~~~~~~kalo penasaran langsung di baca aja yah chingu 😆