rahasia akan terungkap

42 7 4
                                    

Arga terlihat sangat membela ku di depan sahabatnya itu. Reaksi Arga yang begitu membuat rifal memutar otaknya lebih cepat.

"Ko Lo ngomong gitu si? Wah jangan-jangan lo beneran suka ya sama tuh cewe?" Rifal mulai bertanya serius dengan mata sinis.

"Gue gatau ini rasa apa. Yang pasti ada rasa buat jaga dia. Gue gamau dia ngerasa sendiri sepanjang hidupnya. Gue juga gamau dia ngabisin hidupnya cuma buat diem ditempat." timpal Arga dengan tatapan yang terlihat kosong.

rifal hanya diam sambil menatap sahabatnya itu. ia masih bingung dengan sikap arga yang seperti ini. Padahal Arga dulu bisa dibilang play boy. Ia sangat gampang nembak dan putusin cewe-cewe cantik.

"Lo kenapa jadi gini si ga?Lo berubah banget sekarang. Lo sakit ya?" Rifal menempelkan punggung tangannya pada dahi Arga.

"yaudah gue pergi dulu,ada urusan." Arga pergi begitu saja meninggalkan rifal sendiri di lapangan basket komplek rumah rifal.

***

Sabtu yang hening. Sama seperti hari-hari biasanya, tidak ada hal yang menarik.

Aku tersentak kaget ketika handphone ku bergetar menandakan ada panggilan masuk.

(Nomor tidak diketahui)

Ku matikan panggilan masuk itu. Karena biasanya kalau tidak diketahui mungkin hanya panggilan nyasar yang sangat sangat tidak penting.

drrrtttt.

Kali ini pesan teks yang masuk.

from: no tidak diketahui
"angkat dong telepon nya. Ga kangen apa?arga nih"

ihhh aku mulai mengumpat dalam hati. Baru saja ku ingin meletakkan di meja. Sudah ada panggilan masuk lagi. Karena kasihan akhirnya ku angkat juga.

"Hallo tuan putri, akhirnya diangkat juga. Tadi kenapa dimatiin?beneran ga kangen ya?Haha. Ohya sibuk ga? Temenin gue jalan jalan yu" suara menjijikan dari ujung sana.

"ngapain?kemana?" Jawabku acuh tak acuh.

"yaudah send alamat lo ya. Gue jemput. Siap siap yang cantik ya."

Arga sampai didepan rumahku. Ia mengendarai motor ninja berwarna merah. Untuk sebagian wanita laki-laki idaman yaitu arga.
Aku mengintip dari balik jendela, dia menekan bell rumahku dan jinjit untuk melihat dari balik pagar.
Karena tingkahnya seperti maling mau tak mau harus kubuka gerbangnya.

"Ehh udah rapih?berangkat deh Yo. Ohya ortu Lo ada di dalem?gue pamitin dulu deh."

"Udah deh Yo"sambil ku dorong badannya menjauh dari pagar rumah ku.
arga kali ini menurut dan mulai menggas motornya.
Hanya keheningan selama di perjalanan. Kali ini arga tidak mencoba untuk memecah suasana seperti biasanya. Ada sedikit rasa bosan karna Arga hanya diam tak bersuara.

Arga menghentikan laju motornya di sebuah perumahan.
Aku samar samar mengingat sesuatu ketika melihat wilayah perumahan ini.

"Ayo turun ikut gue" Arga membuka helm yang kupakai dan menggandeng tangan ku hingga ke depan salah satu rumah.

"Ini dimana?rumah lo?" Tanya ku sambil menyipitkan mataku.

"Lo seriusan ga inget?" Pertanyaan Arga membuat ku bingung.

"Inget apa?" Sambil ku garuk kepalaku yang sebenarnya tidak terasa gatal.

belum sempat ku mengingat Arga mulai menarik tangan ku lagi. Mengajak ku berlari lari kecil sambil menunjuk ke arah taman danau yang ada di perumahan itu.

Belum sampai aku sudah berhenti dan seketika air mataku terjatuh. Mengingat sesuatu. Mengingat masa itu. Masa yang indah. Masa yang ternyata kulupakan.

Loves DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang