Ketiga

60 17 13
                                    

"CEWEK GILA......"

Sontak membuat Mira dan Rina terkejut mendengar teriakan Davin.
Lain dengan Rara,justru dia hanya tersenyum-senyum melihat Davin.

"Davin kamu kok ngomong gitu"bisik Mira.

"Maaf jeng, kayaknya Davin trauma sama kejadian tadi sore Katanya dia ketemu cewek gila" jelas Mira meredakan suasana.

"Oh gitu, tapi kok teriaknya ke Rara?"tanya Rina bingung.

Dengan sigap Rara langsung duduk di sebelah Davin. Davin kaget dan menatap sinis Rara.

"Gini mi tante, tadi Rara yang bantui Davin dari kejaran Cewek gila itu. Jadi mungkin Davin masih syok" jelas Rara

"Lah sikampret ngarang bebas, padahal dia yang gila"batin Davin.

"Oh gitu hahah. Maaf ya Rara Davin emang suka gitu teriak-teriak gak jelas" jelas Mira sambil menepuk-nepuk pundak Davin.

"Iya gak papa kok tante" kata Rara sambil tersenyum tipis.

"Oh iya, Rara kuliah dimana?"tanya Mira

"Di univ pelita harapan tante"

"Oh, Davin katanya mau masuk di kampus itu"

"Gak jadi ma.."sambar Davin.

"Cukup deh gue tetanggaan sama dia. Ogah kalo satu kampus sama si cewek gila ini bisa tambah stres gue"batin Davin.

"Kenapa sayang?bukannya kamu kekeh banget mau ngampus disana?" tanya Mira penasaran.

"Eee.... Kalo Davin pikir-pikir mending di univ Nusantara aja, soalnya kan ada Putra jadi Davin gak kaku-kaku banget ma" jelas Davin.

Setelah berbincang lama, Mira dan Davin pamit pulang.

__________________

Davin masuk ke kamarnya, merebahkan badannya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya.

"Pantes aja dia tau rumah gue,ternyata rumahnya disebelah"batin Davin.

"Lah tapi kok , dia tau dari mana gue tingga di sebelah rumahnya?atau jangan-jangan....??"

Flashback on.
"Wah mas orang baru di sini tapi udah ada fansnya" goda tukang angkat barang.

Davin menatap heran tukang tersebut.

"Siapa?" tanya Davin

"Tadi ada cewek cantik ngeliatin mas sambil senyum-senyum gitu" jelas tukang itu.

Davin melirik ke luar pagar, tapi tidak ada seorang cewek yang berada disana.

"Ceweknya udah pergi mas" tukang itu menyadari kalo Davin mencari cewek tersebut.

"Oh hehe..." Davin hanya terkekeh.
Flashback off.

Davin terbangun dari lamunannya. Dia mendadak gerah. Dia segera membuka pintu balkon kamarnya. Dan menikmati dinginnya malam sambil mata terpejam.

"Maaf ya soal yang tadi"

Davin kaget mendengar suara tersebut, dia membuka matanya. Lagi dan lagi dia kaget melihat Rara yang berdiri di sebrang balkon kamarnya. Jarak antara balkon kamar mereka hanya sedikit.

"Lo lagi??" Davin makin kesal.

Rara hanya tersenyum tipis.

"Lo marah ya?maaf banget . kayaknya tadi gue khilaf" jelas Rara sambil nyengir.

"Khilaf?" Davin menyunggingkan bibirnya.

"Iya" Rara menatap Davin.

"Untuk pertama kalinya gue ketemu cewek yang nekat trus gila kayak lo" Davin membalas menatap Rara.

Rara tersenyum bahagia karena Davin lagi-lagi menatap Rara, walaupun tidak sedekat tadi sore.

"Wahhh dia natap gue lagi" batin Rara.

Davin segera menjauhkan pandangannya dari Rara.
Tetapi Rara masih menatap wajah Davin yang terlihat menawan.

"Lo kenapa ngelakui hal gila kayak tadi sore?" tanya Davin tanpa melihat Rara.

"Karena gue suka sama lo"

___________________

Bersambung

Jangan lupa vote dan comment 😊

Cinta Pandangan pertama & terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang