TUJUH BELAS - ALEX

137 14 5
                                    

Broken - Sheeter ft Amy Lee

                                             •••

Hari ke tiga dan Rossie belum juga kembali. Aku mencoba menghubungi ponselnya berulang kali namun tidak pernah diangkat. Aku tidak tahu harus mencari kemana. Rossie juga tidak menampakkan diri di kantor. Dan sebenarnya itulah masalah terbesarnya. Aku tidak bisa menyelesaikan semua urusan kantor seorang diri. Kami biasa berbagi, kami biasa saling membantu. Tidak ada orang yang bisa membuat sebuah nota keberatan sebaik Rossie. Tidak ada pengacara yang bisa membuat jaksa penuntut umum dan saksi a charge kehilangan kata-kata di persidangan. Hanya Rossie seorang.

"Pak?"

Suara Mona di balik pintu membuat kepalaku hampir meledak. Ini sudah ke enam kalinya ia datang ke ruanganku untuk menanyakan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu.

"Ada apa?" Aku menjawab tanpa mengalihkan pandanganku dari berkas yang ada di atas meja.

"Pukul 10 pagi dan 1 siang ada sidang yang seharusnya dihadiri oleh Ibu Rossie. Tapi---."

"Ya ya, saya tahu. Saya yang akan menggantikannya."

Mona mengangguk paham tanpa mengeluarkan sepatah katapun lalu kemudian menutup pintu perlahan seolah takut akan merusak pintu.

Aku melempar bolpoin yang ada ditanganku hingga menghantam tembok. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi aku melampiaskan kekesalanku. Terlebih lagi aku tidak tahu bagaimana melampiaskan kerinduanku. Tuhan, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan sekacau ini saat Rossie tidak ada.

Aku menegakkan badanku, mengambil nafas panjang kemudian menghembuskan perlahan lalu kembali menekuni berkas yang ada di depanku. Ya, aku akan menyelesaikan ini terlebih dahulu. Aku tidak mau memiliki masalah baru ketika masalah yang lain belum terselesaikan.

***

Setelah satu jam akhirnya aku menyelesaikan satu berkas pledoi yang harus aku hadiri sebentar lagi. Namun, aku sudah tidak punya daya untuk berpikir satu berkas lagi. Aku segera berdiri dan berjalan keluar dari ruanganku. Aku berharap Mona memiliki apa yang aku inginkan.

"Mona, kamu yakin tidak menyimpan soft file berkas yang akan di sidangkan hari ini?"

"Tidak pak. Itu kasus baru yang memang dikerjakan sendiri oleh ibu Rosaline. Bapak kan tahu sendiri, ibu Rosaline sangat menjaga privacy klien. Apalagi kasus yang ditangani hari ini adalah tipidsus."

"Bukankah kamu yang menyimpan dakwaan dan beberapa berkas pendukung lainnya?"

Mona mengangguk, "tapi bu Rosaline melarang saya menyimpan file apapun di komputer kantor pak. Berkas yang diperbolehkan dibuka hanya yang sudah sampai putusan saja."

Aku mengusap wajahku kasar, "berapa waktu yang saya punya? Sebelum sidang ke dua."

Mona menatap pergelangan tangannya, mengamati jam tangan yang melingkar disana, " dua jam setelah sidang pertama."

Aku mengangguk cepat, "ayo kita selesaikan sidang pertama. Oh ambil laptop di ruangan saya, saya dikte selama perjalan nanti kamu yang ngetik."

"Baik pak."

Aku melihat Mona berjalan tergesa menuju ruanganku, aku langsung mengambil langkah lebar menuju tempat parkir. Aku hanya ingin hari ini segera berakhir dan aku akan fokus untuk mencari Rossie-ku dan membawanya pulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang