Menjamu malam kala hidangan telah hilang di sedak rembulan
Sajak tanpa ampun yg tak pernah sampai pada pemiliknya, terhempas
Untaian kata tercacah satu persatu
Kadang menjerit, kadang tertawa, kadang euforia yg dirasa
Pedih memang
Saat hati muram durjana
Menunggu pelangi yg hadir sekejap mata. Seperti kamu yg menjadi alasanku mengukir indahmu saat langit harus runtuh disapu guntur
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dalam Lara
PoetryKehangatan bara jingga yg membentang pada cakrawala langit luas dimana selalu kutitipkan lembayung orange setiap kenangan pada teriknya bara yg memantik menjadikannya puisi. Jangan tanya aku apa isinya. Ini hanyalah untaian jiwa yg telah lama mati...