Aku terbangun dengan nama kamu sebagai pengingatku.
Rupanya rindu itu belum larut ditelan malam.Kini ia meranjak ditengah fajar yg mulai bersinar.
Ranar nadimu masih pekat kurasakan.
Syaraf motorikku masih saja menyimpan rapi kenangan bersamamu.Aku tak tau harus ku apakan rindu yg semakin menimbun ini.
Bagaimana cara aku membuangnya. Berkarung karung gonipun tak cukup untuk menampungnya.
Ku buang ke Laut lepaspun akan membawanya kembali bersama gulungan ombak yg menepi.Kamu dengan khidmat menikmati secangkir kopi tanpa beban sedangkan aku segalon air mineral pun belum bisa melepas dahaga rinduku
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Dalam Lara
PoesíaKehangatan bara jingga yg membentang pada cakrawala langit luas dimana selalu kutitipkan lembayung orange setiap kenangan pada teriknya bara yg memantik menjadikannya puisi. Jangan tanya aku apa isinya. Ini hanyalah untaian jiwa yg telah lama mati...