BAB 05

222 58 6
                                    

"Kutemukan keping-keping harap pada sebuah perpisahan yang membuat kita seolah saling tak mengenal lagi, inginnya terlontar pertanyaan apa kabar darimu, tetapi mengharapkan sesuatu dari orang yang pernah menyakiti, itu kesalahan terbesar si Hati."

▶⭐⭐⭐⭐◀

BAB 05

MENJADI seorang paskibraka nasional artinya kamar asramamu harus dijaga kebersihannya. Hal ini tentu agak canggung bagi Kanissa karena bagaimanapun dia kurang terbiasa merapikan kamar tidurnya.

Ini serius, kalau di rumah dulu, kamarnya paling dibersihkan sekitar tiga hari sekali. Toh, kerjaan Kanissa di kamarnya hanya berbaring di atas kasur, lalu larut di depan laptop miliknya. Yang membuat berantakan atau kotor paling-paling cuma seragam sekolahnya yang ditaruh sembarangan.

Sementara di kamar asrama, karena dia tidak sendiri, dan ini bukan rumah dimana Kanissa bebas pakai sandal kemana-mana, lantai kamarnya selalu terasa kesat kalau Kanissa berjalan. Seragam latihannya, buku-buku untuk materi ajar, serta beberapa kertas yang dipersiapkannya untuk balasan surat Zahesh selanjutnya seperti tidak disusun.

Selalu berantakan.

Itu juga sebenarnya alasan kenapa Kanissa tidak mau mencalonkan dirinya menjadi Lurah atau Carik di Desa Bahagia. Karangtina Paskibraka sudah cukup menyita banyak perhatiannya karena Kanissa harus banyak melakukan proses adaptasi karena tidur di bawah jam dua belas, lalu harus bangun jam empat subuh bukan rutinitasnya.

Untuk Kenzia,

Gue bener-bener nggak nyangka bisa mengenal lo sebagai Potterhead juga, Ken. So, salam kenal, gue Gryffindor dan Dumbledore's Army. Lo sendiri? Anak asrama apa? Meski sebenarnya gue udah berpikir selera nonton lo itu drama? Kpop? Kayak cewek-cewek sekarang?

Tapi, gue berharap sih enggak. Karena menemukan cewek yang nggak suka korea di zaman sekarang itu sebuah keberuntungan banget. Apalagi kalau orangnya lo.

Hari ini gue liat lo pas latihan dan menurut gue ... gerakan lo membaik, Ken. Bahkan kalau nanti lo nggak lolos masuk tim delapan, gue bakal heran. Jangan sering merendah Ken, percaya sama diri lo sendiri. lo boleh nggak sombng, tapi nggak dengan cara merendah. Terkadang percaya nggak percaya itu bisa bikin psikologi lo terganggu, dan ujung-ujungnya lo beneran nggak cocok buat memimpin.

Kalau bukan diri kita sendiri yang percaya sama diri kita, siapa lagi?Kalau kita aja nggak bisa percaya sama kemampuan kita, gimana caranya orang lain bisa percaya?Anjay, kenapa gue sok iya, dah?

Dan Ken, lo nonton Harry Potter karena lo suka genrenya atau karena lo emang kesihir?

Jangan bosen-bosen balesin surat dari gue ya, meskipun unfaedah.

Zahesh.

Kanissa mengulum senyumnya melihat balasan surat Zahesh yang baru datang malam hari, di saat Kanissa baru saja kembali dari kamar mandi dan bersih-bersih.

Gimana caranya lo bisa tau latihan gue membaik? Kenzia emang udah bagus dari sononya Hesh, kalau gue ... lo pasti nggak merhatiin gue.

"Kayaknya selama di sini, kita hitaman ya, Niss?" celoteh Kenzia, dia berdiri di depan cermin yang ada di kamar mereka sambil memperhatikan kulit lengannya. "Kelamaan di jemur, nih."

"Nggak apa-apa, Ken, biar ada bukti kalo latihan kita berat selama di sini," kekeh Kanissa, selama dia bicara pandangannya justru fokus pada surat Zahesh.

"Sumpah, gue beneran pegel sih. Latihan baris pagi, disiplinitas siang, malem dengerin materi, gila-gila-gila!" Kenzia memegangi kepalanya yang serasa ingin pecah sebelum akhirnya membaringkan tubuhnya ke atas kasur. "Niss, gue tidur duluan, ya?"

"Yang nyenyak, Ken."

Sebenarnya, sudah beberapa surat belakangan ini Kanissa tidak memberitahunya pada Kenzia. Dia tidak tahu apa yang terjadi, dia hanya tidak ingin Kenzia punya inisiatif membaca suratnya dan berpikir yang aneh-aneh soal Kanissa. Padahal, kalaupun Kanissa memberitahunya, belum tentu juga Kenzia akan membacanya.

Dear Zahesh,

Gue udah pasti dong Ravenclaw, yah meskipun jiwa Gryffindor gue untuk beberapa hal masih ada. Atau kadang ... gue justru kepengin masuk Slytherin, mengingat suami keduapuluh gue, Draco Malfoy, asalnya dari sana. Atau ketika gue memberikan sepeser uang jajan gue, atau ketika gue dengan ikhlasnya memberikan koleksi-koleksi film yang gue download dengan kuota bergiga-giga ke temen gue secara gratis, gue mendadak merasa jiwa Hufflepuf gue keluar. Ah, sebenarnya gue terima-terima aja sih gue dimana.

Baper jangan? Soal lo yang bilang beruntung ketemu cewek kayak gue?

Soal Harry Potter, sejujurnya pertama kali gue kenal series itu dari kakak sepupu gue, dia awet banget nungguin buku Harry Potter dari tahun ke tahun. Pas gue pertama kali megang bukunya, mulai dari Goblet of Fire, The Orde of Phoenix, Halfblood Prince, gue mupeng sendiri karena novelnya bener-bener tebel, coy. Langsung kenyang gue. Dan karena bertahun-tahun selanjutnya dia tetep teguh jadi Potterhead, pas film-filmnya ini mulai keluar di, gue mencoba buat ngikutin, dan yap! Gue suka!

Butuh waktu lama sampai akhirnya penantian gue tiba di Deathly Hallows Part 2, dan kakak sepupu gue ini bilang kedelapan film Harry Potter itu banyak banget berubahnya, kayak dari buku pertama aja sama film pertama itu beda banget. Karena gue udah secinta itu sama dunia Hogwarts versi film, gue memberanikan diri buat baca bukunya, dan gue nggak ngerti lagi kenapa J.K Rowling bisa punya ide yang bener-bener mind-blowing.

Nah, semenjak itu tuh, gue jadi memberanikan diri untuk cari film-film bergenre sama. Jadi, pada dasarnya Harry Potter-lah yang membuat gue berani nonton film genre mystery fantasy gitu. Dan, untuk beberapa kasus, kalau filmnya sebagus itu, gue juga suka nonton drama. Tapi kalau drama lebih keplotnya sih, apalagi k-drama, gue lebih memilih alur dan makna cerita itu ketimbang pemerannya.

Lo sendiri, Hesh? Lo suka genre film apa?Apa sesuatu yang berubah di diri lo semenjak lo kenal sama Harry Potter?

Kenzia.

p.s Jangan tanya sesuatu yang menyangkut kesukaan gue lagi, gue bisa jatuh cinta segampang itu sama cowok-cowok yang approach ke gue dengan cara mengenal gue lewat dunia yang gue suka.

►●●●◄

Semoga kalian sehat selalu dan suka sama cerita ini!❤

Salam sayang, istri keduanya Sai

Searani

Sleepy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang