Kantin sekolah ramai sekali. Maklum, sudah jam makan siang sejak 10 menit lalu. Murid-murid segera berhamburan keluar kelas untuk menyantap makan siang mereka, sebelum melanjutkan pelajaran hingga jam 2 siang.
Di antara mereka, seorang gadis berambut cokelat mengembang sedang membawa nampan makanannya. Isinya semangkuk bakso dan segelas es teh manis. Makan siang yang sederhana, tapi cukup lezat dan mengenyangkan.
Tiba di meja tujuannya, Hermione mengernyitkan dahi. Sudah ada yang duduk disana.
"Permisi, tapi meja ini udah ada orangnya." Hermione menunjuk mejanya.
"Terus?" Cowok yang duduk di meja tujuan Mione itu menatapnya sengak. Di name tag nya tertulis "Draco Malfoy".
Hermione mengernyitkan dahi. Songong pisan, gerutunya dalam hati.
"Terus ya kamu pindah lah!"
"Emang dari tadi ada yang nempatin meja ini?" Mata Draco menyipit. Ngajak ribut banget, batinnya.
"Ya nggak sih. Cuma kan.."
"Yaudah! Berarti gue bebas kan duduk disini?!"
Hermione menatap Draco dengan kesal.
"Terserah! Males aku ngeladenin orang ngeselin kayak kamu!"
Hermione mengentakkan kaki pergi dari tempat itu.
"Mione!"
Hermione menoleh ke asal suara. Luna Lovegood, melambaikan tangan kearahnya.
"Duduk disini aja, Mione!" seru teman Luna, Ron Weasley. Disana juga ada Ginny Weasley (adik Ron), Cho Chang, Harry Potter, Dean Thomas, dan masih banyak lagi.
Nggak ada salahnya, kata Hermione dalam hati. Lalu semenit berikutnya, Hermione sudah duduk disamping Ron.
"Kenapa dia?" Harry menggedikkan dagu kearah Draco.
"Kursi yang biasanya aku tempatin, di dudukin sama dia," kata Hermione sambil meniup-niup baksonya. "Padahal selama ini juga kan dia nggak pernah duduk disitu."
Terlihat Draco dan kamerad-kameradnya tertawa-tawa keras, sementara anak-anak cewek di dekatnya mengkeret ketakutan. Karena, yah, gengnya Draco kan berandal banget.
Draco yang selalu terlihat sinis. Blaise Zabini yang berkulit hitam dan seram banget. Theodore Nott yang gayanya sok. Vincent Crabbe dan Gregory Goyle yang kayak raksasa. Belum lagi Pansy Parkinson yang sok tomboy, dan Astoria Greengrass yang kegenitan banget sama Draco.
Dan, sesuai kata Hermione, biasanya juga Draco nggak duduk disana. Malah ada anak cewek yang terang-terangan menunjukkan wajah seharusnya-kita-nggak-duduk-disini. Untung Draco cs tidak melihatnya.
"Draco mau lo lawan." Cho nyengir. "Anak kayak gitu mah lo diemin aja."
"Habis gayanya ngeselin banget," gerutu Hermione.
"Emang sih," angguk Ginny. "Tapi untung aja lo cewek. Draco biasanya nggak bakal ngapa-ngapain anak cewek."
"Tapi ya lo tetap musti hati-hati sama Astoria dan Pansy," kata Lavender pelan. "Ish, nggak suka banget gue sama dua cewek itu. Cabe-cabean, eww."
Hermione diam saja. Hatinya masih panas karena tadi dipermalukan Draco di depan banyak orang.
Awas aja kamu, pirang. Hermione menggeram dalam hati.
[.]
From: Papa
Mione, Mama masuk rumah sakit lagi. Kunci rumah ada di bawah keset ya.
Hermione menghela napas. Ini yang kesekian kalinya Hellen Granger, Mama Hermione, masuk rumah sakit. Pasalnya, Hellen, entah kapan, divonis menderita kanker darah. Masih stadium 1, tapi itu cukup membuat keluarga Granger panas-dingin.
Kabarnya, Papa Hermione, Hubert Granger, mau membawa Hellen ke pengobatan di luar negeri. Tapi setahu Hermione, itu baru rencana.
Hermione menyerahkan novel yang dibelinya ke kasir untuk dibayar.
"Ini saja?" Petugas kasir bertanya memastikan sambil men-scan buku. Hermione mengangguk. Ya, itu saja yang dibelinya.
"89 ribu rupiah." Hermione langsung memberi selembar seratus ribuan, lalu petugas kasir memberikan kembaliannya.
Hermione bergegas keluar dari toko buku, dan berjalan ke halte bus yang tidak jauh dari sana.
Pulang, terus langsung istirahat, batinnya. Hari yang panjang untuk Hermione.
[.]
Vomment please..
KAMU SEDANG MEMBACA
Dititipin [Dramione Fanfiction]
Fanfiction"Kamu pikir aku mau tinggal di rumah kamu? Mama cuma nitipin aku disini, karena dia sakit. Habis itu aku bakal pergi dari rumah kamu dengan senang hati!" -Hermione Granger- "Gue cuma minjemin rumah gue ke elo! Nggak lebih! Urus urusan lo sendiri, ha...