Chapter 2

502 71 3
                                    

Halo, aku masih hidup nih :v
.

.

.

.

.

.

[.]

Hermione menyalakan kompor, lalu meletakkan panci yang berisi air dan mi instan ke atas kompor.

Hermione melamun. Mamanya masuk rumah sakit lagi. Sudah pasti dia akan disuruh menyusul nanti. Entah kapan, Hermione hanya akan menunggu kabar dari Hubert.

Sudah lama Hellen menjalani pengobatan. Tetapi hasilnya tetap sama. Tidak ada kemajuan, tapi tidak makin parah juga. Untung keluarga Granger termasuk keluarga yang cukup berada. Jadi mereka bisa membiayai pengobatan Hellen.

Suara letupan air mendidih memutus lamunan Hermione. Ia mematikan kompor, lalu menuang mi ke dalam mangkuk yang sudah diberi bumbu.

Kemudian, ia berjalan ke ruang makan, dan makan dalam kesepian.

[.]

Hermione sampai di rumah sakit tempat orangtuanya berada. Satu jam lalu, Hubert mengirim pesan padanya untuk menyusul ke rumah sakit.

"Ruangan atas nama Hellen Granger?" tanya Hermione pada suster perempuan di bagian resepsionis.

Suster tersebut memeriksa buku yang sepertinya data kamar. Gerakannya membolak-balik buku terhenti, sepertinya nama 'Hellen Granger' sudah ditemukan.

"Kamar cempaka 6," ujar suster tersebut.

Hermione tersenyum singkat. "Terima kasih."

Mengikuti petunjuk arah rumah sakit, Hermione akhirnya berhasil menemukan kamar rawat Hellen.

Dibukanya pintu, lalu Hermione langsung melihat Hellen yang terbaring di ranjang dengan infus di tangannya.

"Eh, Mione?" Hellen tersenyum, membuat Hubert juga menolehkan kepalanya ke pintu.

"Kenapa bisa masuk rumah sakit lagi sih, Ma?" tanya Hermione.

"Yah, namanya juga orang sakit." Hellen menghela napas, tersenyum.

"Mione, ada yang mau Mama Papa omongin sama kamu."

Ucapan Hubert berhasil membuat Hermione terdiam. Ada apa?

Jangan jangan...

"Kenapa, Pa?" Hermione bertanya.

"Duduk dulu," ujar Hubert sambil menarik dua buah kursi plastik dan duduk di salah satunya. Hermione duduk di kursi lainnya. Ada apa ini? Apakah Hellen sudah sembuh? Ataukah kankernya semakin parah?

"Mama dan Papa sudah sepakat, Mione," kata Hubert langsung ke poinnya. "Kalau Mama akan dibawa berobat Singapura."

Hermione tertegun. Ternyata rencana itu benar mau dilakukan?

"Apa? Kenapa?" tanya Hermione.

"Rumah sakit disana memiliki peralatan yang canggih. Lagipula, di rumah sakit itu ada teman Papa yang jadi dokter disana. Dia sudah bersedia untuk membantu Papa dalam mengobati Mama," terang Papa panjang lebar.

"Oh gitu," gumam Hermione pendek. Yah apa boleh buat.

"Dan, Mione," sambung Hellen, membuat Hermione fokus kembali.

"Kamu tidak boleh di rumah sendirian selama Mama disana."

"Terus Mama mau bayar pengasuh gitu?"

Hellen menggeleng. "Tidak. Mama akan menitipkan kamu ke rumah teman Mama."

Mendengarnya, Hermione semakin kaget. "Apa?"

Dititipin [Dramione Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang