"Ku harap kau tak menyesal nanti" jelas Jungkook sesudah melepas ciuman kami
Jungkook menatapku dalam dan dapat tersirat dari tatapannya. Ia mengharapkan aku melakukan saran itu. Tapi aku tau, jika aku melakukan saran itu, tetap saja pertunangan Hyuna dan Jungkook tidak bisa dibatalkan.
Eomma dan Appa berharap bahwa aku harus mendapatkan seorang namja yang benar-benar mencintaiku, menyayangiku, dan menerimaku apa adanya. Jungkook, ia dapat melakukan itu, sayangnya keluarga kami tidak merestuinya. Susah untuk meyakinkan mereka. Saat kami berusaha untuk meminta restu pada mereka, mereka hanya berkata 'kalian belum mengenal satu-sama lain, kami takut pernikahan kalian berujung pada percerian'.
Akupun sempat berpikir seperti itu, sama seperti jalan pikiran mereka. Tapi apa daya? Aku hanya seorang yeoja, yang terlalu mencintai namjanya yang belum tentu bisa digapai
Menyakitkan memang, harus mengakui bahwa Jungkook akan bertunangan dengan Hyuna. Padahal, Hyuna adalah sahabat baik Jungkook yang memperkenalkannya padaku. Tiga bulan lalu sebelum ia mengalami kecelakaan kemudian lupa ingatan. Hyuna tidak mengingat satupun ingatannya, eomma dan appanya pun sampai meyakinkannya bahwa mereka adalah orang tuanya. Semenjak ingatannya menghilang, dia selalu berkata bahwa ia menyukai dan mencintai Jungkook serta berharap suatu saat nanti orang tuanya menjodohkannya dengan Jungkook. Dan saat itu juga hubunganku dan Jungkook menjadi abstrak.
Kenapa? Ternyata appa Hyuna menyarankan appa Jungkook untuk menjodohkan kedua anaknya. Akan sangat membantu pesat dalam perusahaanku jika perjodohan ini terjadi, pikir appa Jungkook, Jihyuk. Waktu itu, perusahaan Appa Hyuna sedang merangkul perusahaan eropa dan asia untuk kerja sama. Otomatis, jika perusahaan appa Hyuna naik, perusahaanya pun ikut, karena perusahaan Jihyuk masuk dalam penanam saham terbesar disitu. Itulah cerita yang kudengar dari asisten pribadi eomma, Im Yoona. Aku menyuruh Yoona untuk mengumpulkan informasi tentang kebenaran perjodohan Jungkook dan melarangnya untuk memberitahu eomma. Yoona memang asisten pribadi eomma, tapi ia sangat dekat denganku dibanding eomma. Eomma seringkali pergi menemani Appa keluar negeri, jadi Yoona seringkali juga dilepas olehnya. Kesempatan bagus bukan? Yoona punya banyak kenalan dari perusahaan Appa Jungkook dan juga perusahannya Appa Hyuna. Dan ini membuat Yoona dapat mengumpulakannya hanya dalam hitungan jam
"Kau pegang ini" jelas Jungkook sambil memberikan sebuah kartu padaku
Dahiku mengerut sebagai tanda tidak mengerti
"Kau bisa pakai kartu ini untuk keacara pertunanganku. Mungkin penjagaan disana akan sangat ketat, aku memberikan ini agar kau bisa sedikit leluasa. ku harap kau bisa datang" jelas Jungkook dengan meletakkan kartu tersebut pada telapak tanganku yang ia pegang
"Aku tidak ingin seperti ini, Jungkook~ah. Aku sudah mendapatkan undangannya, dari sekeretaris Appa mu. jadi aku tidak mau mengambil ini" ucapku sambil menyodorkan kembali kartu yang barusan Jungkook berikan
*flashback on*
Saat aku dan Soojung telah, menjalani perawatan di salon. Kami berjalan keluar hendak mencari taksi. Tapi yang ditemukan bukan sebuah taksi, melainkan, sebuah mobil BMW berwarna hitam berhenti tepat didepan kami. Dan tak lama menampakkan seorang pria dari kursi kemudi berwajah tegasnya yang berbalut Tuxedo hitamnya. Ia berjalan kearahku dan menatapku
"Soeun~ah, siapa dia? Wajahnya menakutkan" bisik Soojung padaku
Tapi, sebelum aku sempat menjawab pertanyaan Soojung. Orang tersebut sudah terlebih dahulu tiba didepanku, lalu memberi bungkukan sebagai tanda hormat. Aku melihatnya membawa seperti undangan, saat ia membungkuk padaku.
"Annyeong nona, maaf telah menggangu waktumu bersama temanmu. Aku hanya ingin memberikan ini padamu" ucap pria itu sambil menyodorkan undangan tersebut dan melirik sebentar pada Soojung
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory Of Love
FanfictionSeseorang mampu setia menunggu, jika saja dia diberi setitik kepastian. Cover by; MiaAliyan