Part 7

293 10 3
                                    

Rembulan diatas kota Seol memancarkan cahayanya dengan terang karena langit yang cerah tanpa awan menandakan musim panas yang hangat di sana. Walau malam semakin larut namun hiruk pikuk salah satu kota metropolitan di negeri gingseng itu tak menunjukkan keletihannya.
Steve duduk termenung di balkon  mension mewah miliknya. Menatap semua hiruk pikuk dari atas gedung yang nampak seperti bohlam lampu berkelapkerlip. Ia masih mencerna tentang pertemuannya dengan Nuara. Wanita yang hanya dalam waktu 2 hari 3 malam membuatnya takluk dan jatuh hati padanya. Bahkan ia tergoda untuk melepas prinsipnya untuk tidak melakukan seks pra nikah. Ingatannya kembali pada malam ketika ia bertenu Naura di Club Paradise.

"Naura, namaku Naura!" kata gadis itu mantap sambil menyunggingkan senyum mempesonanya.

"jadi kau sendiri?"tanya Steve mencoba memulai sebuah obrolan ringan. sejak melihat gadis itu entah kanapa ia  tertarik membuat sebuah obrolan. Tentunya karena ia melihat wajah non oriental milik Naura yang tidak mirip orang korea. Tapi ketika tahu Naura juga orang Indonesia Steve merasa menemukan teman setanah air setelah dua minggu merasa asing di negeri kelahiran ayahnya.

"yup, seperti yang kau lihat!" Naura meneguk kembali taquellanya. matanya sekilas menatap lantai dansa yang mulai dipenuhi dengan pasangan-pasangan yang turun mengikuti musik yang sedang dimainkan Dj.

"bagaimana jika berdansa?" tanya Steve ketika melihat Naura memperhatikan lantai dansa. Sebenarnya buka ide bagus juga karena Steve bukan tipe pria yang pandai menggerakkan badannya di lantai dansa.

"kita cari makan di luar saja ya!" kata Naura secara tiba-tiba.

Naurapun dengan cepat menarik tangan Steve agar segera turun dari kursi bar. Dengan sedikit tergesa Naura menariknya menuju pintu keluar.

" ada apa?" Steve sedikt heran dengan ketergesaan Naura.

"bukan apa-apa. Rasanya perutku sangat lapar hingga akan pingsan." kata Naura sambil memegangi perutnya. Steve mengulum senyum, "cewek aneh!" batinnya dalam hati.

"so, apa kau bisa merekomendasikan tempat makan yang enak?" Kata Naura sambil melirik kiri kanannya. "sesuatu yang hangat dan mengenyangkan!".

Stevepun berpikir sejenak. Lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran tempat mobil sewaannya berada "ayo!" ajaknya pada Naura. Gadis itu mengikuti langkah lebar Steve dengan jalan yang sedikit tertatih akibat heelsnya yang tinggi.

"so, apa yang kau lakukan di Korea?" tanya Naura ketika mobil Sport milik Steve melaju dengan kecepatan sedang. " bisnis dan sedikit urusan keluarga."jawab steve singkat. " lalu apa yang kau lakukan?" steve bertanya balik. Naura hanya mengangkat kedua bahunya sambil mengulum senyum " hemm... semacam pengobatan!" jawabnya.

Hening...
Steve sedikit terkejut dengan jawaban Naura. pikiranya sudah jauh menyangka kalau Naura mengidap kanker atau penyakit mematikan lainnya. Tapi sejenak otaknya berfikir ulang dan tersenyum" Jangan bilang kau baru saja melakukan operasi plastik ya?" kata Steve  sambil menoleh sejenak memperhatikan setiap lekuk wajah Naura.

" sayangnya kau benar!" jawab Naura tanpa basa-basi.

Sedikit terkejut Stevepun tanpa sengaja menginjak pedal remnya  dalam sehingga mobil tiba-tiba berhenti. Karena sangat tiba-tiba kepala Nura sedikit terantuk dasboard. "shiit!" Rutuk Naura pada Steve. "kau gila ya! itu berbahaya tahu?" kata Naura marah. "Maaf aku hanya terkejut!" kata Steve kembali menjalankan mobilnya.
Naura yang duduk disampingnya masih menggosok keningnya yang tarantuk dashboard. "Maaf apa sakit?" tanya Steve sambil tetap fokus menyetir. Sebenarnya dia sedikit kecewa karena wajah gadis cantik yang ada di sebelahnya hasil dari tangan-tangan dokter bedah bukan asli pemberian Tuhan. mungkin karena dia tipe orang yang menyukai orisinalitas jadi kadang merasa agak jijik dengan gadis-gadis yang menghamburkan uang untuk merubah mahakarya Tuhan.

"kurasa aku tahu apa yang kau pikirkan?" kata Naura memperhatikan perubahan raut wajah Steve. Ia tersenyum  dan sedikit terkekeh. "apa?" Tanya Steve bingung karena gadis itu malah terkekeh lucu. " kau tak suka dengan gadis yang suka operasi plastik kan? menurutmu itu sebuah kesia-siaan kan? Kau tipe orang suci yang menganggap ciptaan Tuhan yang paling baik." Steve hanya menoleh sesaat pada gadis yang ada di sampingnya. Tapi kali ini raut wajah gadis itu tidak menampakkan senyum. Tampak sebuah amarah dan kesedihan yang dalam di mata hitamnya. " Kalau aku bisa, aku juga tak mau dengan wajah ini?" kata Naura melanjutkan.
"sebuah kecelakaan membuat sebagian wajahku rusak. Tapi aku butuh wajahku. Dokter di Indonesia tidak mampu memperbaikinya. Makanya aku beralih ke korea yang katanya memiliki dokter bedah terbaik di dunia." Steve mendengarkan cerita Naura dengan seksama. "hemm, apa maksudmu kau butuh wajahmu? apa sebelumnya kau seorang artis atau model?" tanya Steve penasaran dengan cerita Naura. jika Naura seorang model atau artis pasti dia tahu karena dia berbisnis di dunia pertelevisian. Tapi ia sendiri belum pernah tau ada artis yang mengalami kecelakaan beberapa bulan belakangan. sebelum Naura menjawabnya ia melihat restoran yang ditujunya sudah di depan iapun membelokkan mobilnya dan mencari tempat parkir. Gadis di sampingnya hanya diam tak bergeming seperti sedang memikirkan sesuatu. "kita sudah sampai!" kata Steve sambil mencabut kunci mobilnya. Ia hendak membuka pintu ketika ia mendengar Naura berkata " Balas dendam!"
Steve berheti sejenak. ia menatap manik mata Naura yang kini menyiratkan sebuah amarah yang terpendam.

" Ah... sudahlah ayo kita makan!" tiba-tiba saja raut wajah Naura sudah ceria kembali dan segera keluar dari mobil. Steve pun mengikutinya dan bersama masuk ke restauran. mereka sama-sama memesan samgyetang sup ayam ala korea yang mereka pikir lebih familiar dengan lidah Indonesia mereka. obrolan yang terjadi justru banyak  yang tentang Steve. Entah kenapa Steve juga sangat senang dan nyaman menceritakan tentang dia dan bisnisnya. Naura seperti punya aura istimewa yang membuat lawan bicaranya terpesona dan mudah akrab dengannya. Stevepun jadi tidak memiliki kesempatan lebih banyak bertanya tentang Naura apalagi tentang kalimat yang tadi Naura katakan di mobil. Hingga mangkuk samgyetang Naura bersih dan ia mengeluarkan sebuah sendawa yang membuat Steve tersenyum melihat tingkah konyol gadis cantik di hadapannya. Bahkan setelah itu Naura terus saja menempel padanya dan mengajaknya ke berbagai tempat di Seoul. berkeliling mengunjungi tempat-tempat yang katanya pernah dia lihat di drama korea. Stevepun serasa menjadi sopir dan guide pribadi Naura. Tapi anehnya Steve tidak bosan dengan obrolan dan semua yang Naura katakan. Celetukan cerdas dan berani, candaan yang membuat Steve bahkan bisa tertawa lepas karenanya. Naura benar-benar memiliki keperibadian yang mungkin akan disukai oleh banyak orang. Hingga semalam ia dan Naura kembali ke mensionnya beristirahat ia tidak menyangka akan melakukannya dengan Naura. Sebuah malam yang terasa panjang dan panas. Yang membuat Steve merasa tak kan pernah mau meninggalkan Naura.Ia sudah di buat mabuk kepayang oleh gadis yang baru saja ia kenal.

Tapi sekarang ia harus bagaimana? Di hari ketika ia bangun dari mimpi indahnya. sebuah kenyataan menamparnya dengan begitu keras. Naura bukanlah Naura. Ia hanya kepribadian lain dari seorang Alena brotoyo. Dan entah kenapa siang tadi ia justru mengutarakan sebuah lamaran padanya. Gadis dengan dua kepribadian yang berbeda. Yang menurut dokter mereka sakit secara psikologis. Ia sendiri bingun apakah ini rasa cinta, tanggung jawab ataukah sekedar rasa kasihan. semua pikiran itu berkecamuk dalam pikirannya hingga malam semakin larut menenggelamkannya dalam lamunan panjang hingga tanpa ia sadari seseorang membuka  kode pintu digital mension mewahnya.

Cinta Dua JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang