Holaaaaaa!!! Apa kabar kalian? Sehat-sehat selalu ya:)
Btw maaf lama ga update ya soalnya ada beberapa alasan yang bikin aku gabisa up:'(Tapi, semoga suka ya sama part ini😉
Jangan lupa vote dan komentar 🌼
Happy reading!!
____________
Clara terbelalak kaget melihat siapa yang berdiri di depan apartemennya.
"Kau?!" gumam Clara, "Apa yang kau lakukan disini?" tanyanya.
"Mendatangi tempat tinggalmu, tentu saja." jawab Sergio santai.
Clara berdecak, "Tetapi untuk apa? Jika masalah pekerjaan ini bukanlah tempat dan waktu yang tepat." Ucapnya.
"Lagipula kenapa kau bisa tahu alamat tempat tinggalku?"
Sergio menaikkan alis tanpa memberi jawaban.
Clara memejamkan mata beberapa saat seraya merutuki dirinya yang sudah melontarkan pertanyaan bodoh. Tentu saja bukan hal sulit untuk Sergio mengetahui tempat tinggalnya karena pria itu bisa memerintahkan seseorang untuk menemukannya.
"Lebih baik kau pulang, jika memang tidak ada yang perlu di bicarakan."
Sergio mengedikan bahu, "Aku akan menginap disini." ujarnya santai dan melenggang masuk begitu saja setelah mendorong bahu Clara hingga gadis itu mundur beberapa langkah akibat ketidaksiapannya.
"APA?!" pekik Clara yang mendengar pernyataan Sergio.
"Apa kau memiliki penyakit tuli?" tanya Sergio seraya mendudukkan diri di atas sofa.
Clara memutar matanya, "Tidak. Kau tidak bisa menginap disini." tegasnya.
"Kenapa?" Sergio menaikkan alis.
Clara menatap Sergio sengit, "Kenapa kau bilang?" sarkasnya. "Tentu aku tidak ingin kau disini karena kau orang asing."
"Ingat aku adalah bosmu," Sergio menjawab.
"Saat di kantor." Clara membalas cepat. "Kau adalah bosku di kantor, tapi saat ini kita tidak berada disana melainkan di tempatku. Dan aku berhak untuk mengusirmu dari sini."
Sergio berdecih, "Aku tidak peduli, kau tak bisa melarangku saat kukatakan bahwa aku akan menginap disini."
Clara mengerang frustasi. Raut kesal terlihat jelas di wajahnya yang lelah. Sementara Sergio dengan tenang mulai memejamkan mata di atas sofa yang ada di ruang utama apartemen Clara. Menikmati aroma bunga-bungaan yang menguar dari ruangan tempatnya berada sekarang.
"Astaga!" seru Sergio terkejut saat tangannya di tarik paksa oleh Clara hingga membuatnya kehilangan posisi nyamannya.
"Apa yang kau lakukan?" ujar Sergio tak suka.
"Itu yang seharusnya aku tanyakan padamu." balas Clara tajam.
"Bisakah kau jawab mengapa kau memilih tempatku dari sekian banyak tempat yang bisa kau datangi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Obsession (Book One)
RomanceBagi Sergio Stern pertemuannya dengan Clara Franco bagaikan sebuah kutukan keras ketika kehidupannya semakin diperumit oleh gadis itu atas pengakuan jika dia telah di lecehkan Sergio. Membawanya dalam skandal yang mengacaukan segala sisi kehidupan S...