Terik matahari menyinari semua penjuru. Panasnya menusuk siapa saja yang berada di luar ruangan. Irasha menunggu di depan mobil Ray. Perempuan itu melirik arlojinya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu tapi Ray belum juga datang menghampirinya.
Irasha: Lo di mana?
Irasha memencet tombol sent, mengirim pesan itu pada Ray. Dia merasakan seseorang menyentuh pundaknya lantas dia pun menoleh. Pria berbadan besar itu langsung membekap mulutnya dengan sapu tangan yang ia bawa. Sedetik kemudian, Irasha sudah pingsan tak sadarkan diri. Pria itu membawa Irasha masuk ke dalam mobil. Dan langsung meninggalkan area sekolah.
*****
Ray berjalan tergesa-gesa menuju parkiran mobil. Dia sudah berjanji untuk membawa Irasha makan bubur ayam. Tapi karena Pak Tanto yang tak kunjung menyudahi pelajarannya, terpaksalah jam pulang mereka ditunda sampai setengah jam lebih.
Ray mengedarkan pandangannya, tidak ada siapa pun. Ke mana Irasha? Padahal baru lima menit yang lalu, Irasha mengirimnya pesan. Tidak mungkin perempuan itu pulang begitu saja. Berkali-kali Ray menghubungi Irasha, tetapi tidak diangkat. Perasaannya mulai tidak enak.
Beberapa orang yang ingin menuju parkiran itu dicegat Ray.
"Lo lihat Irasha?" tanya Ray.
Orang itu menggeleng kemudian pergi.
"Lo lihat Irasha?" tanya Ray lagi pada perempuan berambut pendek.
"Gue liat dia berdiri di depan mobil lo tadi." jawab perempuan itu.
"Chris, lo tahu Irasha ke mana?" Ray berjalan menghampiri Chris.
Chris menggeleng. Ray menghubungi Irasha berkali-kali namun ponselnya tidak aktif.
"Argggh! Hpnya gak aktif lagi." Ray mengacak rambutnya frustasi.
"Lo kenapa sih? Kali aja dia ada urusan, terus pulang duluan." tukas Chris.
Ray diam tak menjawab.
"Lo diam kayak gini gak bakal ketemu Irasha." Chris menarik Ray menuju mobilnya.
Ray menunjukkan arah menuju rumah Irasha. Chris melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Hingga tiba di depan rumah Irasha, Ray langsung turun dari mobil. Mengetuk pintu rumah itu berkali-kali. Suara derapan kaki membuat Ray berhenti mengetukkan pintu itu.
"Cari siapa?" Tania menatap asing kedua laki-laki berseragam SMA di hadapannya itu.
Sementara Chris menelan ludahnya, melihat perempuan berpakaian minim yang sedang berbicara pada mereka.
"Irashanya ada Tante?" tanya Ray dengan sopan.
"Bukannya dia pulang pergi selalu sama kamu?"
"Maaf Tante. Tapi hari ini Irasha pergi dan gak ada kasih kabar ke saya,"
"Gini aja deh, bisa aja kan Irasha pergi b
eli barang dan mungkin nanti malam baru pulang. Jadi mending kita nunggu sampai malam aja dulu. Kalau dia belum pulang juga baru kita cari." Chris berusaha menenangkan dua orang yang sedang panik itu."Ya sudah, nanti kami bakal kabarin tante lagi. Kami pulang dulu." Ray berpamitan pulang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
RaySha
Teen Fiction[C O M P L E T E D] Bagi Ray, mengejar Irasha seperti mengejar arus sungai. Tak tersentuh. Dan tak tergapai. Dia terus berjuang tanpa peduli Irasha yang terus menjauh. Sampai akhirnya, takdir mengizinkan Ray untuk memiliki Irasha. Saling mencintai...