Prolog

43 3 0
                                        


Semilir angin malam menyapu tubuh kurus gadis ini . Tubuhnya hanya di baluti piyama tidur . enggan untuk berpindah , seakan-akan dinginnya terpaan angin malam bukanlah hal yang membuat gadis ini berpindah dari tempat ini .

Seperti biasa , jika dalam keadaan sedih dia selalu pergi ke rooftop rumahnya . kepalanya mendongak keatas mata hazelnya dengan intens menatap bintang-bintang karya tangan Tuhan yang bertaburan di atas langit . sambil menghirup nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan , setetes air mata pun jatuh .

Ia menutup matanya , seperti kaset yang rusak bayang-bayang kejadian beberapa tahun yang lalu kembali terlintas di pikirannya .

"papa , mama" ia bergumam sembari memegang dadanya yang terasa sakit

"aku kangen kalian" tangisannya pecah . hanya suara tangisan yang terdengar di malam yang dingin dan hening itu .

Sementara itu , seorang laki-laki berdiri di belakang gadis itu . sama seperti halnya si gadis , laki-laki itu juga menangis .

"maafin kakak dek , kakak belum bisa jaga kamu dengan baik , kakak belum bisa buat kamu bahagia" kata laki-laki tersebut sambil memperhatikan gadis yang sangat di sayanginya itu . ya hanya gadis itu satu-satunya keluarga kandung yang dia punya .

Laki-laki itu menyeka air matanya kemudian berbalik dan meninggalkan gadis itu .




Jangan lupa vomment ya guyyss

Stayed MemoriesWhere stories live. Discover now