U n w e l l (?)

46 3 2
                                    

Manusia balon sudah tahu

Siapa aku,

Manusia balon sudah tahu

Identitas pengirim surat itu

Manusia balon sudah tahu,

Tanpa ku beritahu

Sekarang,
Ia tahu

Betapa bodohnya aku

Tak lihai menyembunyikan rasa untuknya.

Adakah rasa menyesal setelah ku akui siapa diriku?

Nyatanya tidak!

Terombang ambing hatiku pilu

Tanpa ku akui,  sudah ia ketahui

Tak ku akui, hati ini merasa tak teradili

Ternyata aku bukan pengamat yang baik

Pun pendengar yang baik

Bahkan,

Aku bukanlah seorang yang bisa menyimpan rahasia dengan rapi

Aku tak tahu jalan ia tahu

Entah karena hati ini yang selalu memberi petunjuk

Entah memang ia yang pandai mengusut banyak hal

Entah karena aku saja yang bodoh

Yang tak bisa menahan eloknya perasaan.

Kawan manusia balon juga tahu,
Siapa diriku

Betapa pengecutnya aku.

Bagaimana dengan bagaimanaku dulu?

Ah sudahlah~

Nyatanya memang ini risiko ku

Aku sedikit dapat menghela nafas lega,

Namun, aku pun juga tak bisa lepas dari menahan air mata.

Cukup saja kulihat reaksi dari aksi yang kuberi pada manusia balon

Aku ingin menangis, tapi untuk apa?

Aku ingin menangis, tapi karena apa?

Cukupku menangis, mungkin karena pertemuan terakhir?

Cukupku menangis, mungkin karena khayalku terbantah oleh fakta?

Iya fakta.

Fakta yang mengungkap bahwa kata canggung itu benar benar ada.

Manusia balon,

Memang benar apa yang terucap,

Surat itu tak terlalu bahkan tidak bermakna.

Manusia balon,

Biarlah 'rasa' itu tetap tersimpan didalam kenangan yang nyata

Akan ku ikuti arus yang membawaku mengarah entah kemana

Yang ku tahu pasti,
Aku kan rindukan dimana saat saat pipi ini bersemu karenamu

Yang ku tahu pasti,
akan terus kubawa kisah ini

Sampai suatu saat nanti, kisah akan mekar atau menguncup layu

Tetaplah jadi manusia balonku~


K e l a b u~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang